Setelah mengambilkan bajunya, Shaka keluar dan berkumpul bersama yang lain untuk menunggu Nindya berganti pakaian.
"Bhum," Panggil Nindya.
"Yes honey? What do you need?" Ujar Shaka sambil menghadap ke arah Nindya.
"Kebesaran bajunya." Ujar Nindya sambil memanyunkan bibirnya.
"Lo lucu." Kekeh Shaka.
Nindya berjalan mendekati Shaka yang duduk di sofa, sedangkan Raden dan Bagas heran dengan Shaka. Nindya kan pacar Nagara kenapa Shaka memanggilnya dengan panggilan mesra? Itu yang ada di pikiran mereka.
"Duduk sini."
Nindya hanya menuruti perkataan Shaka, dirinya tidak ingin jika Shaka akan marah kepadanya.
"Can you tell me, tadi ngapain ketemu Nagara?"
Sebelum menceritakan itu Nindya melihat ke arah anggota Phoenix, Rajen dan Bagas. Ia tidak ingin mereka tau masalahnya.
"Di ruangan gw aja, ayo." Ujar Shaka menarik pergelangan tangan Nindya.
Setelah Nindya masuk ke ruangan pribadi Shaka, Shaka menutup pintu ruangan itu agar obrolan mereka tidak terdengar, sedangkan Nindya masih berdiri di belakang pintu.
"Come here honey, ngapain disitu?" Ujar Shaka.
Dengan segera Nindya mendudukkan dirinya di sebelah Shaka, dirinya duduk menghadap ke arah Shaka.
"Sebentar mau ngabarin ayah sama Abang lo." Ujar Shaka.
Shaka mengeluarkan ponselnya dan menelfon Arjuna serta Abimana agar tidak khawatir dengan Nindya yang belum pulang karena Nindya sedang bersamanya, setelahnya Shaka menaruh ponselnya di meja.
"So? Can you tell me now?" Ujar Shaka menatap mata Nindya dengan lekat.
"Tadi itu gw sebenarnya mau nyelesaiin hubungan sama Nagara, tapi Raden sama Mala dateng kesana, terus belum Nagara bilang apa-apa Raden langsung narik tangan gw." Cerita Nindya.
"Kenapa tiba-tiba mau akhirin hubungan?" Tanya Shaka.
"Karena gw sadar bhum, ini udah salah, Nagara juga di jodohin sama orang lain." Lirih Nindya di akhir ucapannya.
"Kenapa ga cerita nin? Kenapa harus lo pendam sendiri? Ada gw disini." Ujar Shaka mendekatkan dirinya ke Nindya.
"Gw gamau ngerepotin orang lain bhum." Ujar Nindya.
"Ngerepotin apa sih sayang? masalah lo itu masalah gw juga, bilang jangan diem aja, gw sebenarnya bisa cari tau masalah lo sendiri cuma gw mau lo nya langsung cerita ke gw." Ujar Shaka sambil menggenggam tangan Nindya.
"Bhumi...." Ujar Nindya sambil berkaca-kaca.
"Hey, hey kenapa? Kok nangis, hari ini cape ya? it's oke sayang, need big hug?" Ujar Shaka sambil merentangkan kedua tangannya.
"Modus." Ujar Nindya sambil cemberut.
"Bukan modus sayang, besok kalo udah sah wajib, bukan modus lagi." Ujar Shaka.
Setelahnya Shaka mengarahkan kepala Nindya ke arah dadanya, melihat Nindya yang tidak berontak Shaka mengusap rambut Nindya.
"It's oke kalo hari ini ga berjalan dengan lancar, besok gw bantu ya ketemu sama Nagara." Ujar Shaka.
"Mauu, tapi jangan berantem sama dia ya." Ujar Nindya sambil menatap mata Shaka.
"Kalo bukan dia yang duluan ga bakal ada yang namanya berantem." Ujar Shaka.
"SHAKA." Teriak Raden sambil mengetok pintu ruangan Shaka.
"Ck ganggu, sebentar ya." Ujar Shaka bangkit dari duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epoch
Novela Juvenil"Jangan jadi senja yang indahnya hanya sesaat." "Your'e mine, forever will be mine." "Gw tau lo, gw temen kecil lo." "Kalo ada apa-apa bilang ke Abang, Abang bakal ada selalu buat adeknya Abang." "Gw gamau ngerepotin kalian dengan masalah gw." Ep...