"WADUH ADA YANG HABIS DI ANTERIN NIH." Ujar seseorang dengan berteriak membuat Nindya agak kalang kabut.
Setelah melihat siapa yang berteriak heboh Nindya menghela nafas lega, itu adalah Alya. Alya memang suka heboh sendiri orangnya entahlah.
"Masih pagi, jangan teriak-teriak." Balas Nindya sambil mendudukkan dirinya di kursi.
Belum selesai Nindya melepaskan ransel dari bahunya, Nara langsung mendekati Nindya dan tiba-tiba memberikan saran kepadanya.
"Nin, lo harus terima 'dia' di hidup lo karena Nagara ga baik buat lo." Ujar Nara sengaja menekankan kata dia yang berarti Shaka.
"Nanti pulang sekolah gw mau ketemu sama Nagara, mau beresin ini." Ujar Nindya sambil tersenyum ke arah Nara.
"Aduh, semangatt ya sayangku." Ujar Nara sambil menepuk bahu Nindya.
"Gw tau, pasti sulit di posisi lo Nindya, kalo ada apa-apa cerita ke kita ya jangan diem aja." Ujar Dira sambil menepuk bahu Nindya beberapa kali.
"Aduh jadi terharu." Ujar Alya.
Setelah mendengar ucapan Dira mereka berempat berpelukan, setelah berpelukan mereka mendengar suara Mala yang baru memasuki kelas.
"Loh loh apaan gw ga di ajak." Ujar Mala.
Belum mereka memulai sesi berpelukan berlima, teriakan salah satu teman mereka mengagetkan mereka karena sekarang adalah waktu upacara.
"WOY, KELUAR WAKTUNYA UPACARA." Teriak salah satu teman mereka di depan pintu.
Setelah mendengar itu mereka langsung berhamburan keluar kelas agar tidak terkena hukuman. Mereka berlarian dan langsung baris dengan tertib.
Upacara berjalan dengan lancar, setelah upacara mereka berlima kembali ke kelas dengan berjalan santai. Waktu terus berlalu hingga istirahat pun tiba.
Ketika Nindya mengalihkan pandangannya ke arah luar, dirinya melihat Shaka sudah ada di sebelah pintu kelas bersama teman-temannya.
"Ayo istirahat." Ujar Shaka yang dibalas anggukan kepala oleh Nindya.
"Den ga istirahat?" Tanya Nindya.
"Engga, mau ke perpus habis ini buat nyari materi tugas, duluan aja gih sama yang lain." Ujar Raden
"Yaudah deh, semangat yaaa." Ujar Nindya.
Nindya dan teman-temannya berjalan ke arah Shaka dkk. Mereka berjalan melewati lorong sekolah hingga sampai kantin, banyak sekali pasang mata yang melihat mereka berjalan beriringan.
Setelah sampai di kantin mereka memilih untuk duduk di bangku kantin tempat mereka biasanya, dengan mereka yang duduk saling berhadapan, Nindya berhadapan dengan Shaka, dan yang lain juga saling berhadapan.
"Mau pesen apa nih?" Tanya Dewa.
"Pesenin gw bakso sama es, terus Nindya nasgor sama coklat hangat." Ujar Shaka.
"Gw es coklat ka." Ujar Nindya.
"Ga ada es, coklat hangat aja." Tolak Shaka.
"Gamau, gw maunya es." Ujar Nindya.
"Coklat hangat atau air putih?" Ujar Shaka yang mengerti jika minuman coklat adalah kesukaan Nindya.
"Yaudah." Ujar Nindya yang pasrah.
Melihat interaksi mereka berdua, teman-teman Nindya hanya bisa menahan senyumnya.
"Kita berempat mau mie ayam sama es teh ya." Ujar Mala mewakili teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epoch
Teen Fiction"Jangan jadi senja yang indahnya hanya sesaat." "Your'e mine, forever will be mine." "Gw tau lo, gw temen kecil lo." "Kalo ada apa-apa bilang ke Abang, Abang bakal ada selalu buat adeknya Abang." "Gw gamau ngerepotin kalian dengan masalah gw." Ep...