☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚thirty nine☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚

34 4 0
                                    

Raden mencoba untuk merahasiakan hal ini dari semua temannya, dan dirinya akan mengurus masalah Nindya sendiri. Setelah ini dirinya akan pergi ke markas slyhter untuk menemui Nagara.

Setelah mendengar jawaban dari Raden. Shaka dan anggota Phoenix menganggukkan kepala paham dan menepuk pundak Raden.

"Gw harap lo ga nyembunyiin apapun dari kita den, gw mau balik dulu." Ujar Shaka sambil memakai jaketnya.

"Gw juga mau cabut." Ujar Raden kepada teman-temannya.

"Lo mau kemana den? Tumben jam segini balik." Tanya Rajen.

"Ada lah, urusan." Jawab Raden dengan santai berjalan keluar dari basecamp.

Mereka yang mendengar alasan Raden hanya menggangguk-anggukkan kepala itu adalah alasan klasik yang sering digunakan mereka.

Raden keluar dari basecamp menggunakan motornya. Tujuannya saat ini adalah ke markas slyhter untuk menemui Nagara yang telah memperlakukan Nindya seperti itu.

Bisa kita lihat besarnya rasa sayang Raden kepada Nindya hingga tidak membiarkan gadis itu di usik orang lain. Dari cara membawa motor yang seperti di sirkuit itu bisa kita simpulkan bahwa Raden dalam kondisi marah saat ini.

Ketika sudah di depan markas slyhter Raden meninggalkan motornya dan berlari menerobos masuk kedalam markas slyhter. Tanpa mempedulikan anggota slyhter yang sedang berkumpul disana Raden berteriak agar Nagara keluar menemui dirinya.

"MANA KETUA KALIAN?!" Teriak Raden di depan Anggota slyhter.

Nagara yang mendengar teriakan Raden langsung keluar dari ruangannya dan berjalan menghampiri Raden.

"Ada apa den? Kenapa kesini? Tumben main kesini lo." Tanya Nagara dengan santai.

Melihat Nagara yang santai semakin memancing emosi Raden. Raden berjalan ke arah Nagara dan menarik kerah Nagara.

"Lo gausah pura-pura gatau ya." Ujar Raden.

"Apa? Gw udah ngelakuin apa?" Tanya Nagara.

"Jangan kira gw gatau kelakuan busuk lo ya Nagara." Ujar Raden yang menguarkan aura permusuhan.

Raden melepaskan kerah Nagara dan tanpa persiapan dari Nagara Raden membogem wajah Nagara. Nagara yang belum siap menerima bogeman itu terhuyung ke belakang.

Anggota slyhter yang melihat ketua mereka di bogem langsung mendekati mereka dan ingin membalas perlakuan Raden. Namun Nagara dengan cepat melarang anggotanya untuk tidak ikut campur dengan masalahnya.

"Gara-gara lo jalan sama simpanan lo Nindya jadi ngejauhin kita semua, bahkan dia ga se ceria dulu lagi mata dia yang biasanya penuh binar semangat sekarang sendu." Ujar Raden di depan Nagara.

"Gausah temuin Nindya lagi, bahkan dengan hebatnya ya lo habis jalan langsung lupain kalo lo punya pacar yang lagi lo kecewain, emang anjing ya lo." Sambung Raden memberi bogeman lagi di wajah Nagara.

"Emang lo siapanya Nindya? Sampe-sampe lo pergi kesini buat hajar gw." Ujar Nagara sambil menyeka darah di sudut bibirnya.

Raden memukul wajah Nagara membabi buta karena geram dengan ucapan Nagara. Ya, wajah Nagara sekarang sudah babak belur karena ulah Raden, tenaga Raden memang sangat besar apalagi sekarang Raden dalam keadaan marah.

"Gw temen Nindya dari kecil, gw udah tau sifat Nindya kaya gimana. Nindya selalu ceritain tentang lo ke gw, bahkan dia gamau bikin lo kecewa tapi dengan seenaknya lo bikin dia kecewa." Ujar Raden.

"Nindya." Ucap Nagara secara lirih.

Nagara baru menyadari kesalahannya yang tidak menemui Nindya akhir-akhir ini. Niat Nagara sebenarnya ingin memberi waktu Nindya sendiri dulu setelah selesai maka dirinya akan menjelaskan masalah itu, namun pemikirannya itu salah.

EpochTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang