Bab 14 : D-Day

1.5K 136 1
                                    

Hari yang cerah dengan dekorasi pelaminan yang sangat indah, bunga yang mekar terlihat terpasang dimana-mana. Nuansa warna putih terlihat sangat selaras dengan cuaca hari ini.

 Nuansa warna putih terlihat sangat selaras dengan cuaca hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini adalah hari pernikahan Raka dan Mala. Kedua keluarga terlihat sangat bahagia. Pernikahan Raka dan Mala diadakan secara besar-besaran dengan tema outdoor yang dilakukan di halaman belakang rumah keluarga Wijaya. Namun hanya tamu yang diundang yang dapat menikmati acara tersebut.

Tamu-tamu yang diundang mulai berdatangan untuk meramaikan acara. Tamu yang diundang pun bukanlah orang-orang sembarangan, mulai dari bos perusahaan besar, bos berlian, pejabat dan rekan-rekan bisnis Anton dan Brayn yang sukses dalam bisnis menguntungkan.

Raka tampak menawan dengan balutan jas berwarna putih yang melekat ditubuhnya. Dirinya sudah duduk di pelaminan bersama seorang penghulu, saksi, papanya dan papa Mala.

Sembari menunggu Mala sesekali Raka membenarkan dasi dan jasnya. Meski dirinya tidak mencintai Mala ia tampak sedikit gugup entah apa yang dirasakan lelaki itu.

Dua wanita mulai berjalan dengan melempar-lemparkan kelopak bunga mawar putih, yang diikuti Mala dari belakangnya. Mala mengenakan gaun putih senada dengan jas yang dikenakan Raka.

Kecantikan Mala bak Cinderella dalam dongeng yang memakai mahkota, gaun indah dan sepatu kaca, bedanya ia tidak lari meninggalkan pelaminan setelah melihat jam.

Para tamu berdiri dari tempat duduknya.

"Cantik ya"

"Cantik sekali ia"

Tamu-tamu mulai membicarakan Mala juga terkagum-kagum dengan penampilannya. Dewi yang melihat Mala pun ikut kagum dan bertepuk tangan kecil. Terlihat pula beberapa anggota Black Moon yang datang ikut berdiri menyambut kedatangan Mala.

Raka yang melihat Mala berjalan tampak kagum dan langsung berdiri dengan tatapan mata takjub sama sekali tidak memalingkan pandangannya dari Mala. "Cantik" kata yang tanpa sengaja terucap dari mulutnya dengan senyum yang terus melebar hingga menampakkan giginya.

"Usap air liurmu nak. Tidak peduli apapun itu dia akan menjadi milikmu" goda Anton yang melihat Raka.

"Ya" Raka yang tersadar kembali duduk memasang wajah datar andalannya.

Mala duduk di samping Raka yang kemudian dipasangkannya selendang oleh Tari diatas kepala keduanya. Tangan Raka menjabat tangan Brayn diatas meja dan Brayn mulai mengucap ijab yang dituntun penghulu.

"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Kalendra Raka Bimantara bin Anton Bimantara dengan anak saya yang bernama Nigista Amala Pradivtha dengan mas kawin berupa 1 unit rumah, uang 300 juta, cincin berlian dan seperangkat alat sholat tunai"

"Saya terima nikah dan kawinnya Nigista Amala Pradivtha binti Brayn Wijaya dengan maskawin tersebut tunai" Raka mengucap qobul dengan begitu lancarnya.

"Bagaimana para saksi??"

"Sahhh"

Penghulu kemudian membacakan doa.
Setelah selesai Raka memasangkan cincin berlian kejari manis Mala, begitupun sebaliknya.

Mala mencium punggung tangan Raka dengan kebahagiaan yang terpancar diwajahnya. Raka kemudian mencium kening Mala hingga mata keduanya bertemu dengan tatapan yang sangat dalam tapi entah apa yang dipikirkan oleh Raka.

Para tamu berdatangan untuk mengucapkan selamat kepada keduanya.

"Malaa" teriak Dewi yang langsung memeluknya.
"Lo cantik banget hari ini"

"Makasih Dewi. Makasih juga udah dateng hari ini"

Dewi adalah satu-satunya teman yang Mala undang. Mala berpikir jika mengundang teman-teman sekelasnya yang lain akan membuat heboh satu sekolahan dan membuat semua orang tau akan pernikahannya dengan Raka.

Anggota Black Moon yang datang ikut menghampiri Raka dan Mala.

"Wihh bos kita udah nikah aja" ucap Reksa menggoda Raka hanya diam.

"Selamat bro" ucap Dito sambil memukul bahu Raka, diikuti Arga, Adit dan Vano yang juga memberikan ucapan selamat.

Raka hanya diam saja tanpa menjawab ucapan selamat mereka.

"Kenalin gue Arga" ucap Arga memperkenalkan dirinya secara langsung kepada Mala.

"Gue Adit"

"Gue Reksa" sambung yang lainnya.

"Kalo gue lo pasti udah kenal" ucap Dito terlihat wajah pedenya.

"Hallo gue Mala" senyum Mala menyapa teman-teman Raka.
"Ini temen gue Dewi" Dewi yang berdiri disamping Mala melambaikan tangan menyapa semuanya yang dibalas sapaan oleh mereka.

"Sejujurnya melihat Mala hari ini, gue iri sama lo bro" ucap Dito menyenggol tangan Raka yang dibalas lirikan tajam oleh Raka.

"Makasih" jawab Mala atas pujian Dito.

"Sayang banget gue belum bisa dapetin Mala" ucap Vano penuh kekecewaan.

"Tenang Bro kan masih ada yang disampingnya" goda Arga.

"Idih ogah gue" ucap Vano melihat Dewi.

"Gue juga ga mau kali sama lo" keduanya saling bertatapan sengit.

Para tamu menikmati makanan dan minuman yang dihidangkan dipesta tersebut. Terlihat pula nenek Mala sedang asik mengobrol bersama istri sahabat mendiang suaminya yaitu nenek Raka.

Shevaya tidak terlihat diacar penting Mala karena dirinya harus menyelesaikan suatu hal penting berkaitan dengan kuliahnya di Australia.

Terlihat kakak Raka yang datang bersama suaminya ikut menghampiri mereka.

"Selamat ya dek. Jangan lupa disayang istrinya" godanya kepada Raka.

"Ga jelas lo!" jawab Raka sinis.

"Oh ya kenalin, Tania. Kakak kandung Raka" Tania mengulurkan tangan kepada Mala.

"Hallo kak. Mala" jawab Mala menerima uluran tangan Tania.

"Selamat-selamat" ucap kakak ipar Raka yang menyalami keduanya.

Acara diakhiri dengan foto bersama kedua keluarga juga teman-teman Raka Mala.

Setelah ini bukanlah sebuah akhir melainkan titik awal dari sebuah perjalanan panjang yang akan ditempuh Raka dan Mala.
Dan entah siapa yang akan memilih bertahan hingga akhir kisah mereka


Bersambung...

AMALA  [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang