Tak terasa sudah hari kedua Gala di Skors dari sekolah. Perasaan sepi juga menghantui Mora saat dirinya berjalan di lorong SMA. Antara Shaka dan kekasihnya. Kedua lelaki itu saling berebut tempat di pikirannya.
Mora menatap handphone. Waktu sudah menunjukkan pukul 6.57 dan sebentar lagi bel akan berbunyi di penjuru Antariksa. Ia menghela napas lalu kembali melangkah menuju kelas.
...
Gala menatap bunga yang waktu itu ingin diberikan kepada Cia. Sekarang bunga itu tampak layu karena dibiarkan tergeletak begitu saja. Benaknya langsung terlintas nama Mora. Di jam istirahat nanti, ia berniat akan membawakan sekuntum bunga mawar untuk gadisnya.
"Lo kepikiran ya sama Mora?" tanya Cia yang sedang sarapan diatas ranjang.
Gala langsung membuang bunga layu itu ke tempat sampah. "Hmm."
"Lagian demen amat si lo cari masalah! Jadi kena Skors kan!"
Gala berdecak pada Cia. Ia sedang tidak mood untuk diajak bertengkar. "Jangan berisik! Gue mau tidur, cape!"
"Dih cape apaan orang dari tadi cuma duduk."
Tidak ada jawaban dari Gala. Ia sudah berbaring diatas kursi dengan lengan yang menutupi wajah tampannya.
"Ish, dasar siluman singa!" umpat Cia tanpa suara.
...
Mora memasangkan earphone ke telinganya setelah mendapat kabar bahwa hari ini guru sedang berhalangan untuk hadir. Matanya langsung tertutup mendengarkan setiap alunan musik yang akhir-akhir ini menjadi favoritnya.
Pikirannya terbayang lagi tentang kebersamaannya dengan Shaka. Namun keadaan jadi berbeda kali ini. Ia seperti sudah melakukan hal yang jahat sampai pertemanan mereka merenggang dengan seketika.
Tanpa ia sadari Shaka sedang memperhatikannya di ambang pintu. Sepertinya memang ada rapat guru hari ini. Karena semua guru di seluruh kelas sedang berhalangan untuk hadir.
Shaka bersandar tanpa memutuskan pandangannya dari gadis itu. Ia masih sulit mempercayai bahwa Mora sudah jadi milik orang sekarang, bahkan karena alasan itupun pertemanan mereka jadi jauh seperti ini.
ting!
Revan: Temuin gue di atap Ka! Ada yang mau gue omongin.
Shaka lantas menghela napasnya. Tanpa sepengetahuan dari Mora, ia langsung berjalan dengan tangan yang ia masukan kedalam saku celana sekolah.
...
"Ada apa Van?"
"Gue mau minta maaf soal kemarin."
Shaka mengerutkan keningnya. "Emang kenapa kemarin?"
"Sebenarnya gue yang nyuruh orang itu buat mukulin lo!" Revan tiba-tiba terkekeh dihadapan Shaka.
"Anjir Van, lo serius?"
"Iya Ka, sorry ya gue cuma pengen narik perhatian aja supaya Mora bisa deket sama lo lagi, yaa semacem ngasih waktu lah buat kalian berdua!"
Shaka terkekeh mendengarnya. "Pantesan aja gue bingung, tuh orang maen pukul aja mau cari masalah atau cari mati!"
Revan tertawa. "Maafin gue ya Ka."
Shaka menganggukkan kepalanya. "Gak papa Van, justru gue yang harus bilang makasih sama lo! Berkat cara lo kemarin, gue jadi bisa deket lagi sama Mora."
Shaka menjeda ucapannya. "Walaupun muka gue yang jadi korbannya."
Revan langsung memukul pundak Shaka. "Sorry-sorry!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LEOMORA
Teen FictionIni tentang Arshaka dan Gala Mahesa, tentang panglima motor yang selalu mampu menarik perhatian dia, dan tentang cowok pintar yang selalu ada disisinya. Seolah khayalan tapi nyata, gadis itu bingung memilih antara mereka. Ketika hati dan pikirannya...