MULAI LULUH

107 11 0
                                    

"Nih Ra dari Gala." Revan menyodorkan coklat yang sudah dibalut pita berwarna ungu kearah Mora.

"Serius Kak dari Gala? Berarti yang kemarin juga dari dia?" tanya Mora.

"Iya."

"Yaudah makasih ya Kak."

"Yaudah kalo gitu gue duluan ya!"

Revan sesegera mungkin pergi meninggalkan Mora, ia hanya takut jika ada Shaka yang diam-diam memperhatikannya karena memberi coklat dari Gala.

bruk!

"Eh-eh bantuin dong Ra!" teriak Shela ketika buku paket pelajaran berjatuhan ke lantai.

Mora menoleh. "Ya ampun Shel." Ia langsung berjongkok untuk membantu.

Tiba-tiba sebuah tangan ikut terulur menyusun buku. Mora lantas menoleh menatap siapa orang itu.

"Gala?" sapa Mora. Ia menyelipkan rambutnya ketelinga.

"Gue masuk duluan ya Ra," ucap Shela sambil memangku semua buku yang sudah kembali tersusun.

"Makasih ya udah bantuin kita," ucap Mora.

"Iya sama-sama."

"Btw tumben lewat kelas gue?" tanya Mora heran.

Gala menggaruk pelipisnya. "Mau ketemu lo."

"Apa? Ketemu gue?"

"Iya."

'gue gak mimpi kan ya?'

Mora langsung tersenyum salah tingkah. Ia mengeluarkan coklat berpita ungu yang tadi diberikan oleh Revan kepadanya.

"Ini dari lo ya Gal? Makasih ya, jadi ngerepotin pake ngasih coklat segala," tuturnya.

"Gak papa, gue ikhlas kok," jawab Gala.

Di ujung koridor, Shaka tiba-tiba menghentikan langkahnya. Ia bersandar pada dinding kelas sambil memperhatikan Mereka dari sini. Bukannya menjauh, tapi Gala malah semakin dekat dengan Mora semenjak dirinya berbincang kemarin.

Sebenarnya apa maksud lelaki itu. Tidak mungkin seorang Gala Argantara Mahesa langsung berubah pikiran semudah membalikkan telapak tangan. Pasti ada sesuatu yang disembunyikannya hingga ia berani mendekati Mora.

Niatnya untuk bertemu Mora ia urungkan ketika melihat lelaki itu menggenggam tangan Mora menuju kantin.

Shaka hanya bisa menghela napasnya.

...

"Mulut lo belepotan tuh! Sini biar gue lap."

Mora mengulurkan tangannya untuk membersihkan sisa makanan yang menempel di bibir Gala. Entah mimpi apa ia semalam sampai bisa makan berdua dengan pentolan sekolah itu. Mungkin Tuhan sudah mengetuk pintu hatinya supaya Mora bisa mampir sebentar kesana.

Sejenak Mora terkunci di posisinya. Ia menatap dalam manik mata Gala yang entah kerasukan apa bisa mengajaknya ke kantin.

"Uhukk uhhuk!" Mora mengerjapkan matanya ketika Gala tiba-tiba batuk karena tersedak ludahnya sendiri.

LEOMORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang