Mora berjalan gontai di koridor kelas sebelas SMA Antariksa. Selepas bel pulang berbunyi, ia langsung melangkah menuju gerbang untuk menunggu taxi yang sudah ia pesan.
ting!
Arshaka jelek: Ra, gue pengen ngomong sama lo di taman deket komplek, bisa kan?
Mora mengerutkan keningnya saat membaca pesan dari Shaka, baru kali ini lelaki itu mengajaknya ke taman hanya untuk sekedar berbicara.
:Me
Tumben Ka, ada apa? Ngomong aja disini!Arshaka jelek: Gak bisa Ra, gue tunggu ya! Sekarang gue udah siap-siap ke sana.
"Hah, emang dia udah pulang ke rumah?" Mora langsung menghentikan langkahnya tepat didepan kelas XI IPA 2, ia celingak-celinguk mencari keberadaan lelaki itu tapi ternyata memang benar, pasti Shaka sudah pulang sedari tadi.
Arshaka jelek: Gimana Ra?
:Me
Yaudah iya, gue ke taman sekarang juga!Arshaka jelek: Iya Ra
Read
"Ck! Tumbenan banget tuh cowok, mau ngomongin apa si kayak yang serius gitu!" gumam Mora.
Setelah tiba di gerbang sekolah ia langsung mendapati Taxi di hadapannya. Kini tujuannya ia rubah bukan lagi menuju rumah, tapi menuju taman didekat komplek.
Mobil Taxi itu melaju dibawah sinar matahari sore yang menjadi penutup hari ini. Mora terdiam didekat jendela mobil sambil mengedarkan pandangannya menatap lalu lintas yang juga diisi oleh pengendara lain.
Kini pikirannya tak henti memikirkan Shaka yang tiba-tiba mengajaknya bertemu di taman. Entah apa yang akan di katakan nya. Mora juga penasaran.
15 menit terlewati, mobil itu akhirnya sampai di taman komplek rumah Mora. Ia memegang tali ransel sekolahnya sambil terdiam di tepi taman. Tampaknya Shaka belum datang kesini. Ia langsung merogoh handphone untuk sekedar mengalihkan rasa bosannya.
Dilain tempat, Arshaka juga sudah siap dengan jaket hitam andalannya dan juga sesuatu yang ia siapkan untuk diberikan pada Mora nanti.
Motor Shaka kini melaju di tengah ramainya kota yang menjadi pemandangan setiap mereka yang melintas di jalan. Lagi dan lagi jantung Shaka berdegup kencang karena baru kali ini ia akan membicarakan hal serius pada gadis itu.
Belum pernah terbayangkan sebelumnya, jika hari ini adalah penantiannya selama bertahun-tahun, ia menaruh rasa pada Mora. Shaka tersenyum kecil di balik helm, semoga saja semuanya berjalan lancar.
drrtt!
Tiba-tiba Shaka menepi ke pinggir jalan saat handphone miliknya berdering di dalam saku celana. Matanya menyipit karena layar handphone tampak hitam dibawah sinar matahari.
"Bangsat!" gumam Shaka, ia kembali menyalakan mesin motornya.
Kedua netra Mora tampak menyipit kala seseorang yang sedari tadi ia tunggu kini sudah datang menghampirinya. Tapi orang itu tidak seperti Shaka, ia terlihat memakai sendal capit dikakinya.
"Ihh bege, gue kirain Arshaka! Tukang ojeg." Mora mendengus lalu memutar bola matanya.
Gadis itu kembali celingak-celinguk mencari keberadaan Shaka. Tampaknya lelaki itu belum sampai juga disini, tapi waktu sudah menunjukkan pukul 16.30 dan sudah hampir setengah jam Mora menunggunya di taman.
ting!
Syg: Udah ketemu Shaka nya?
:Me
Aku udah nunggu dia dari tadi tapi gak dateng dateng tau!
KAMU SEDANG MEMBACA
LEOMORA
Teen FictionIni tentang Arshaka dan Gala Mahesa, tentang panglima motor yang selalu mampu menarik perhatian dia, dan tentang cowok pintar yang selalu ada disisinya. Seolah khayalan tapi nyata, gadis itu bingung memilih antara mereka. Ketika hati dan pikirannya...