Diluc Yg Murung

196 18 0
                                    

Di monstadt.

Seorang laki laki berambut biru sedang berjalan menyusuri lorong lorong menuju ruangan kakaknya dengan membawa pedang yg baru saja dia beli, lelaki itu adalah kaeya, kaeya baru saja membeli senjata baru dan dia ingin menunjukkannya kepada kakaknya, dia berjalan menuju ruangan kakaknya dan membuka pintu mulai memasuki ruangan itu.

"Hei kakak lihatlah" ucap kaeya sambil memamerkan senjata barunya.

Pria berambut merah yg tak lain adalah diluc menatap adiknya lalu mendengus "kaeya, kau beli senjata lagi? Sudah berapa senjata yg kau beli?" Tanya diluc.

"Oh ayolah kakak, mengoleksi senjata itu sangat menyenangkan, kau harus mencobanya, lagian apa kau tidak bosan dengan senjatamu itu?" Ucap kaeya.

"Ini adalah pedang turunan dari ayah, dan aku akan selalu memakainya sampai kapan pun" kata diluc sambil menatap senjatanya.

"Oh ayolah, kau tidak selalu harus menggunakan senjata itu kakak, kau harus mengganti senjatamu sesekali agar terlihat keren dan tidak membosankan" kata kaeya.

"Tidak, sampai kapan pun senjata ini akan selalu aku pakai, aku merasakan ayah selalu disisiku ketika aku bersama dengan pedang ini" kata diluc.

Mendengar perkataan diluc kaeya menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya, dia tidak tahu apa yg terjadi kepada kakaknya setelah insiden itu, insiden itu membuat diluc menjadi murung seperti tidak ada semangat dalam hidupnya.

Suasana hening sempat terbentuk diantara dua saudara itu, sampai beberapa detik kemudian diluc memecahkan suasana.

"Oh ya... Kaeya, hari ini kau yg mengambil alih semuanya, aku ada urusan" kata diluc.

"Urusan tentang apa?" Tanya kaeya.

"Yah... Ada misi penyelundupan senjata terlarang, aku akan mengantarnya" kata diluc lagi sambil mempersiapkan senjatanya.

"Biarkan aku saja yg menjalankan misi itu" ucap kaeya menawarkan diri.

"Tidak kaeya, untuk misi ini aku sendiri yg akan turun" jawab diluc.

"Kau yakin tidak ingin mengajak siapa pun untuk pergi denganmu?" Tanya kaeya.

"Yaaa" jawab diluc.

Diluc segera berjalan kearah adiknya lalu menatapnya penuh kepercayaan, dia menepuk pundak adiknya dan berkata "aku memercayakan semua padamu".

Setelah mengatakan itu, diluc bergegas untuk keluar, namun saat dia hendak keluar tiba tiba seorang perempuan berdiri di depan pintu menghalangi jalan diluc.

"Jean?" Ucap diluc.

"Kau hendak kemana Diluc?" Tanya jean.

Jean adalah teman dekat diluc dan kaeya, Jean juga termasuk salah satu orang perempuan yg dipercayai diluc.

"Hanya mengerjakan misi biasa" jawab diluc.

"Oh? Bolehkah aku ikut?" Tanya jean.

"Tidak perlu, aku bisa mengatasinys sendiri" ucap diluc.

Diluc hendak berjalan melewati Jean tetapi Jean mengulurkan tangannya di depan diluc sehingga menghalangi jalannya.

"Kalau begitu kau tidak boleh pergi" ucap Jean.

Diluc menghela nafas dan mulai berbicara "fine, kau boleh ikut, cepat bersiaplah untuk menyamar" ucap diluc.

"Begitu dong" kata Jean.

Diluc segera berjalan keluar ruangan dan meninggalkan kaeya dan Jean berdua.

"Hei Jean" panggil kaeya.

"Ada apa?" Tanya jean.

"Aku ingin meminta tolong kepadamu" kata kaeya.

"Minta tolong apa?" Tanya jean.

"Setelah misi kalian selesai, tolong ajak diluc ke tempat manapun, hibur dia, aku tidak mau dia terus terusan murung, aku ingin dia tersenyum jadi kau ajaklah dia jalan jalan dan aku yg akan handle semua yg ada disini" kata kaeya.

"Aku mengerti, aku akan berusaha" Jawab Jean.

Setelah berkata itu Jean bergegas pergi meninggalkan kaeya di dalam ruangan itu, dia segera bergegas mengubah penampilannya untuk menyamarkan identitasnya saat misi berlangsung.

Bersambung...

1ST MAFIA (GENSHIN IMPACT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang