01

4.8K 366 2
                                    

              Selamat membaca

••••••••••••________________••••••••••••

Di dalam kamar nuansa kuno tak besar dan tak kecil, terlihat seorang pangeran yang masih terlelap dari tidurnya, wajahnya rupawan kulit seputih susu, bulu mata lentik, bibir tebal berwarna cerry hidung kecil tapi mancung

Perlahan mata itu terbuka dan tertampanglah mata yang tampak sayu bola mata semerah rubby yang tak dapat di tutupi keindahannya

Euhh

" adu du pala gue puyeng" ucapnya sambil memegang kepalanya
Perlahan kesadarannya terkumpul dan ia melototkan matanya saat ia baru tau kalau ia berada di tempat asing

" Whaatt? tempat apa ini? Kamar gue? bukan njir, masa ia gue di culik
eh bentar........suara gue berubah?"

ia segera mengangkat tengannya dan seketika ia membelak, heyy sejak kapan tangannya seputih ini, dan? kenapa tangannya kecil? Wah gak beres

ia segera turun dari ranjangnya untuk mencari cermin, ia berdiri di depan cermin, iapun mematung
melihat pantulan dirinya di situ, dan tiba tiba saja kepalanya sakit bak di entup tawon. eakk becanda
Ia merasa kepalanya sakit bak di hantam batu beton, perlahan kesadarannya hilang akibat tak kuat dengan rasa sakitnya

Alam bawah sadar

Reivan? yah reivan pemuda sengklek itu terbangun setelah merasakan sakit di kepalanya tadi

Reivan memandang takjub pemandangan di depannya, uh indah sekali . Bagaimana tidak
di depannya terdampar bunga berwarna warni, pepohonan yang hijau dan sungai biru ingin rasanya ia di sini menghirup udara sebanyak banyaknya

puk

"  kambing nyungsep!"

Secara Tiba tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang , reivan menoleh kebelakang ,loh loh kok kek kenal

" halo"

" ha- halo"  'anjirlah kok jadi gugup gini gue goblok' batinnya nelangsa

" biasa aja liatnya" ucap orang di depannya

" Hah, kamu siapa? Aku siapa?" Ucap niven dramatis

Plak

"Awss~santai Jamaludin"

" Bodo - oke kenalin nama aku Nivender Carlin tuan muda ke tiga dari istana loptus" ucap niven

" oh ya nama gue reivan alkindar panggil rei"

" To the pint kamu dan aku sudah mati, tapi jiwa kamu hidup sedangkan jiwaku mati" ucap niven

" Eh maksudnya gimana nih?"
Ucap reivan ngelag

" Hiduplah diragaku, dan ingat kita ini sebenarnya jiwa yang terpisah di dunia yang berbeda, dan tempati ragaku hiduplah sesukamu cari kebahagiaanmu serta kebahagiaanku di duniaku" ucap niven seraya tersenyum.

" Terus raga gue gimana ?"

" Raga kamu sudah mati dan sudah di kuburkan oleh temanmu, dan nanti akan aku beri ingatanku ke kamu saat kamu sudah sadar supaya kamu tidak bingung" ucap niven memperjelas

Reivan hanya bisa mengangguk sambil masih mencerna ucapan niven

" Oke gue mau kalau begitu" ucap reivan tersenyum tulus ke niven

Niven yang melihat senyuman tulus itupun terlonjak, bahkan saat ia hidup tak pernah ada ia melihat senyuman setulus itu

" Sekarang kamu kembalilah, ikuti cahaya di sana " ucap niven sambil menunjuk ke arah chaaya ilahi

Reivan pun menurut dan melangkah ke cahaya yang di sebut tadi

Euhhg

Reivan kembali tersadar dari pingsannya tadi , dan ia sudah mendapatkan memori milik niven
Dan ia tau , nasibnya dan tuan muda ketiga tak jauh berbeda.

Reivan melihat ke seluruh ruangan, apakah tak ada yang perduli dengannya? bahkan tak ada yang melihatnya pingsan di tempat tadi.

" Oke Rei- ah tidak niven
Nivender Carlin, gue akan mencoba merubah pandangan orang-orang ke gue kan sekarang tubuh ini dah jadi milik gue skssk"

" hemm gak nyangka gue jadi tuan muda, tapi sayang malah di buang sama bokap biadab" ucap niven menggebu gebu

'panggil reivan jadi  niven'

Reivan memandang dirinya di cermin, sejenak matanya berkilat tajam namun kembali lagi dengan semula

" gue akan mencari kebahagiaan gue sesuai ucapan Lo niven"

" Tapi jangan salahkan gue kalau gue mencari dengan cara yang tak masuk akal" ucapnya dengan smirk

" Gue akan bersenang-senang di sini dan mencari kehidupan yang menakjubkan"

" Ausss rek"

Niven berjalan mengambil gelas berisi air dan segera ia minum hingga tandas

" Ahh legahhh.
Hem btw gue harus mulai dari mana ya? Auah mending turu"

Niven menguap lebar, ia merasa mengantuk saat ini, niven baringkan tubuhnya di kasur tak seberapa itu lalu ia tutup matanya dan siap untuk menelusuri dunia  mimpi

___________________________________

Hi

become an outcast young master Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang