03

3.9K 363 5
                                    


" hoos  hos wah anjir gue ketemu om Duke alias ayahnya niven yang berarti ayah gue juga uwaa" ucap Reivan aka Niven sambil menjambak rambutnya, jika di lihat-lihat sekarang ia sudah seperti orang tak waras

" oke tenang huff tenang"

" btw om Duke serem juga tapi ganteng,.... tapi masih gantengan gue eak" ucapnya narsis

" Btw umur gue di dunia ini 14 tahun, lah beda dua tahun dong sama umur gue di dunia asli sana"
ucap Niven melamun entah apa yang sedang dia fikirkan hanya author dan tuhan yang tau sksk

***

Sekarang Niven sudah siap dengan baju mantel putih walau agak kebesaran di tubuhnya tapi tak apa
niat Niven malam ini ia akan keluar untuk melihat karnaval di jalan perkotaan dan juga ada barang yang ingin Niven beli di sana.

Niven segera mengaktifkan sihir teleportasinya 'btw niven juga ada sihir teloportasi pas dia coba sihir di belakang paviliun tadi'

Dan disinilah Niven berada, di jalan perkotaan, bisa ia lihat banyak orang yang berdatangan dan jangan lupa banyak juga orang berdagang, dari yang makanan dan juga alat atribut sihir dan masih banyak lagi yang di jual di sini

Air liur Niven hampir keluar ketika mencium bau berbagai makanan
Niven berjalan menghampiri pedangan cumi bakar, dari baunya niven bisa menebak bahwa makanan ini pasti sangat lezat
Uh ia jadi tak sabar untuk melahap semua cumi bakar itu, tapi tak mungkin juga

" paman saya pesan cumi bakar sepuluh tusuk" ucap Niven berbinar

Pedagang itu melihat Niven yang memakai jubah putih dan menutupi separuh wajahnya, hanya hidung dan mulut saja yang ia lihat, tapi ia tahu kalau pelanggannya ini sangat ingin mencicipi cumi bakarnya

Pedagang tua itu tersenyum
" Mohon tunggu ya anak muda , makananmu akan segera jadi"

Sesudah mendapatkan cumi bakar itu, Niven mengucapkan terima kasih pada pedagang tua dan segera pergi ke tempat penjualan makanan

Bahkan saat ini tangan Niven sudah penuh dengan berbagai plastik dan berisi makanan, dari cumi bakar, daging sapi tusuk panggang, buah manis, gula kapas, sate tusuk, dan ada lagi yang ia bawa

" Aduh seneng banget gue hahaha,"
Saat niven berjalan, ia melihat ada pedangan peralatan kuno dan atribut sihir. Segera niven mampir ke arah tempat pedagang itu

Niven melihat-lihat semua benda di sana, tatapannya jatuh pada sebuah pedang, entah mengapa otaknya tak sejalan dengan hatinya
Hatinya menolak untuk mengambil pedang itu tapi tangannya sudah menggenggam pedang itu

" Ah halo anak muda, apa kau tertarik dengan pedang itu?" Ucap kakek pedagang seraya tersenyum ramah

" ah...ha haha i-itu kek boleh aku mengambil pedang ini? kalau ku ambil berapakah harga yang perlu ku bayar?" Ucap niven mencoba ramah bisa juga ente

" Ah apakah kau yakin ingin membeli pedang itu? Sudah lama sekali ku taruh pedang itu di sini tapi tak ada yang mau membelinya" ucap kakek penjual dengan ragu

" Iya kek, sangat yakin , kalau begitu berapa harga pedang ini kek?" Ucap niven menyakinkan, padahal mah dia juga gak tau mau di apakan pedang ini nanti tapi gapapa mungkin nantinya akan berguna

" Ah kalau begitu ku kasih harga murah saja, tiga koin tembaga" ucap kakek itu,

Niven segera memberi koin emas kepada sang kakek, kakek penjual sempat menolak karena itu terlalu berlebihan, tapi akhirnya ia terima saat niven membeli beberapa alat atribut lainya

Niven duduk selonjoran di tanah, ia saat ini sedang berada di atas bukit dan bisa ia lihat di bawah sana, karnaval yang ramai dengan lampu kelap-kelip berbagai warna satu kata yang ia ucapkan, indah.

Niven memejamkan matanya di saat angin malam menerpa kulit putihnya, ia buka kembali matanya dan

Plak

Niven menampar wajah yang tiba-tiba berada di depan wajahnya, sungguh jantungnya seakan mau copot saat ini juga

" Awss ....bisakah kau tak memakai kekerasan?" Ucap orang itu sambil meringis

Niven segera menatap tajam orang di depannya hey santai katanya?

" Lo nyuruh gue santai? mikir dong, ngapai juga wajah Lo ada di depan wajah gue! untung ganteng, tapi masih gantengan gue."  Ucap niven ngegas dan tentu saja di akhir ia ngomong di dalam hati

orang itu memandang niven lekat dengan ekspresi tak terbaca

" Helloowwww " ucap niven sambil menggoyangkan lengannya ke kanan kiri

Orang itupun segera tersadar dari lamunannya, ia menoleh ke bawah untuk melihat seseorang di depannya yang memang lebih pendek sedadanya

" emm kenapa kok melamun gitu?" Tanya niven agak kik kuk saat di pandang intens oleh orang di depannya

" Hah tak ada...oh siapa namamu?"
Tanya orang

" Lo tanya nama gue?" Ucap niven dengan otak bloonnya

Orang di depannya pun mengangguk samar, tapi niven bisa melihatnya

" Oke kenalin nama gue nivender Carlin yang paling ganteng di anterior, panggil aja niven" ucap niven dengan kepedean ya sambil mengulurkan tangan kanannya

Orang itupun tanpa lama-lama membalas uluran tangan niven
" laxender velius " ucap orang itu padat dan jelas

'' dih gitu doang dia ngenalin nama? Sok banget dih" batin niven dengan segala ucapan julitnya udah cocok jadi ibu² ni

" Oke xenxen, gue manggil Lo itu sebagai teman pertama gue, gapapa kan?" ucap niven sambil tersenyum

Xenxen? Ah panggilan yang bagus untuknya.bisakah ia menyebut ini dengan panggilan sayang untuknya, ah ia mulai gila sekarang

" Gapapa sesuka hati kau saja" ucap Xender dengan senyuman tipis, ingat tipis

Setelah perkenal tadi selesai, sekarang mereka berdua sedang duduk bersampingan sambil memandang langit malam yang di hiasi letusan bunga api yang menambah keindahannya saat ini

" Indah banget! Iya kan xen" ucap niven tanpa memandang orang di sampingnya, bahkan senyuman niven tak luntur sedari tadi memandang pemandangan di hadapannya

sedangkan Xender?
Ah jangan membenarkan dia ikut memandang langit malam seperti Niven, bahkan sekarang Xender malah asik memandang wajah Niven dari samping, ia menikmati berbagai ekspresi yang di keluarkan oleh Niven.

" Menggemaskan" gumam xender tanpa mengalihkan pandangannya dari niven

Niven menoleh ke arah samping, dan bertemulah mata rubby dan mata kuning 'merah kuning hijau di lang' plak. Skip

Niven memandang takjub wajah di depannya, rahang tegas , alis tebal, mata bak elang dengan bola mata  kuning secerah matahari, rambut hitam legam dan hidung mancung bak perosotan, jangan lupa bibir seksoy dan kulit putih tapi tak seputih niven.
Sungguh pahatan sempurna menurutnya

Dan sebaliknya dengan Xender, ia juga takjub atas keindahan wajah niven, kulit putih bak seputih susu sangat kontras dengan mata rubby rambut perak menambahkan keindahan sosok Niven, mungkin bisa di sebut niven itu tampan dan cantik? Atau manis?
Mbohhh

Sedangkan di paviliun Niven

" Di mana anak itu?"  Ucapnya melihat datar bangunan kosong di depannya

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Bayangin aja visualnya sesuai dengan imajinasi kalian masing-masing.

Soalnya aku juga gak pande dalam menggambar atau menyari gambar visualnya hehe
Maafkan saya huhu🙏

Happy reading buat kalian yang baca dan suka dengan ceritanya

Saya ucapkan terimakasih
Nanti ku kasih permen deh skssk






become an outcast young master Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang