06

2.9K 202 5
                                    

Seminggu telah berlalu dan niven telah banyak mempelajari soal sihir dan lainnya, tak jarang juga ia menguasai sebagian tata Krama dan pembelajaran yang tentu menurutnya itu sangat merepotkan, tak banyak juga niven di beri banyaknya buku sejarah oleh Lian dan tentunya di dukung oleh ayahnya

dan Senin ini niven telah siap dengan pakaian bangsawan berwarna navi, tapi ia tak ingin mencolok maka niven memilih pakaian yang simpel tapi pas di tubuhnya

" ck ck..ck siapa sih ini, kok Gans banget sih, bikin pangling sksk" ujar niven sesekali bergaya bak model di cermin full body

tok....tok

" SIAPA?" ucap Niven dengan meninggikan suaranya

" Ini saya, kelvian " ucap kelvi menyembulkan kepalanya

Kelvi menatap datar niven, orang yang dari tadi di tungguin malah asik bergaya bak orang gila,menurutnya

" cepetan elah di tungguin dari tadi, tuh di bawah auranya udah gak sedep" ujar kelvi

kelvi yang sedari awal sikapnya dingin dan datar , semenjak seminggu berada di dekat niven,sikap kelvi berubah bertolak belakang dengan sikap aslinya. kelvi akan bersifat jail dan receh jika bersama niven.
Namun akan berbeda jika ia di luar dan dengan orang asing ia akan kembali dengan sikap awalnya

" hehe pics Kel" ujar niven nyengir kuda, kelvi hanya menghela nafas dan berdoa semoga ia mendapatkan kesabaran yang melimpah

" yaudah hayuk" niven menarik lengan kelvi dan keluar dari kamarnya untuk turun ke bawah

" GOOD PAGII FAMELLY" teriak niven

kelvi yang berada di sampingnya segera menutup kedua telinganya ketika mendengar teriakan membahana milik niven

Sedangkan para pengawal dan maid di situ hanya bisa geleng-geleng kepala, sudah biasa dengan sikap tuan muda mereka

" Huff sudah berapa kali ayah bilang jangan teriak niven" ucap Larry dengan datar namun tersirat kelembutan di dalamnya

" pics yah, lain kali niven ulang-eh maksudnya lain kali gak niven ulangi hehe tuapi boong"

" udah sekarang kamu duduk, dan kamu kelvi ikut makan bersama kami"
Ujar Larry tak lupa dengan wajah khasnya 'datar'

" Maaf tuan saya tak pantas makan bersama dengan tuan duke dan pangeran" ucap kelvi tak lupa membungkukkan badan dengan salah satu lengan bersedekap di dada

" saya tidak menerima penolakan"
ujar Larry tetap dengan pendiriannya

" udahlah Kel sini duduk di sampingku, gak usah nolak Napa sih" ujar niven kesal agak memajukan sedikit bibirnya

Lifen yang melihat wajah kesal adiknya pun tertawa
" itu bibirnya biasa aja dong, jadi mirip...." ucap Lifen menatap jail ke arah niven

"Mirip apa?" Niven bertanya tanpa minat,

" Mirip babi haha"
Niven hanya melirik lifen sinis, dan memalingkan wajahnya tak ingin melihat wajah jelek lifen, batinya

kelvi menghela nafas, dan ia hanya bisa menurut saja
Kelvi berjalan mendekat ke arah tempat duduk niven berada dan segera duduk di samping niven
Sebelum duduk kelvi memberi tatapan sinis ke niven

                               ******

Di depan gerbang istana loptus, niven telah siap dengan kereta kuda dan juga kelvi yang setia menemaninya
Pagi ini mereka telah siap untuk berangkat ke akademi
INTERNASIONAL LIGHT PEARL

" ini beneran kamu mau berangkat sekarang? tunda dulu ya" ucap Larry tak terima saat anak bungsunya pergi dari pengawasannya

" No no, kan ayah juga yang daftarin niven di akademi" ucap niven menggoyangkan jari telunjuknya ke kanan kiri

" Jangan nakal di sana, dan juga jangan telat makan" ucap Lian sembari mengusap kepala sang adik

" Dan kamu kal jagain niven kalau ada yang gangguin niven kamu tau kan harus berbuat apa!?" ujar Larry dengan tegas

" ya ayah" jawab kalien, tanpa di suruh pun pasti dirinya akan selalu menjaga kesayanganya

" niven jangan lupain kakakmu yang tampan ini ya, hati-hati tak lama aku pasti menyusul" ujar Lifen
" Dan saya serahkan niven sama kamu Kelvi" sambung Lifen

" Sudah kewajiban saya sebagai pelayan pribadi Niven, jadi tanpa di suruh pun saya akan melindungi niven sepenuh hati" ucap kelvi dengan datar

Lifen mendengus, menurutnya kelvi itu menyebalkan, jujur saja ia sedikit dongkol dengan kelvi yang sering menopoli niven.

Dan niven hanya plonga plongo kayak orang bego menghela nafas lelah, bisakah dipercepat saja kan dirinya lelah dengan nasehat yang tak berujung itu

" Hadoohhh ini kenapa sih, niven bisa jaga diri sendiri juga, niven yang tampan membahana ini akan menjaga diri dan selalu ingat perkataan ayah dan kakak, jadi udah yah....ini capek loh nih berdiri"

ujar niven lengah dengan ucapan keluarganya , kan dirinya hanya ke akademi, belajar Cok
Walau dirinya tak niat belajar sih tapi demi kolornya pak lele ia capek berdiri di depan gerbang istana yang luasnya naujubilah,kan niven remaja jompo
Biasalah

" huff yasudah hati-hati, kalau ada yang menggangumu bunuh saja orangnya" ujar Larry

" Nih bapak atu gampang banget ngomongnya" batin niven tak habis pikir dengan ucapan ayahnya,

" iya ayah" ucap niven yang akhirnya mengiyakan saja biar GK ribet

" kalau sakit bilang ke kakak, nanti akan kakak kirimkan tabib" ucap Lian lembut

" tuh dengerin, makan-makanan yang higenis jangan lupa kalau kamu berniat ingin pulang tinggal kabarin kak Lifen biar nanti di jemput kereta kuda" ujar Lifen sembari tersenyum

" Asiap, dah yah,kak niven sama kelvi pergi dulu, jangan rindu niven ya
Soalnya rindu itu berat kalian gak akan kuat biar Dedek niven aja yang rindu hehe" ujar niven dengan cengiran khasnya, agak bangga dengan ucapannya walau jiplak film dilan di dunianya dulu

" hhh yaudah sana" ujar Larry terkekeh geli dengan ucapan anaknya
Ah benar juga, belum pergi aja ia udah mulai rindu apalagi niven akan meninggalkan dirinya tiga tahun, pasti jadi sepi istananya

Niven dan kelvi segera menaiki kereta kuda yang sedari tadi nangkring menunggu lama

" yaudah dadah" ujar niven melambaikan tangannya seraya tersenyum manis kepada ayah dan kakaknya

Setelah melihat kereta kuda itu telah hilang dari pandangan.Larry, Lian, dan Lifen menurunkan pundaknya
Jangan lupa dengan wajah yang terlihat murung

" hah...aku tak rela dia di lihat oleh banyak orang" ujar Lian

" hmm...aku juga tak rela banyaknya semut yang menyentuh dia" ujar Lifen

" Hm....rasanya seperti ada yang hilang" ujar Duke Larry

Dan mereka bertiga pun harus merelakan kesayangan mereka pergi, karena emang ini keputusan mereka pertama kali, tapi mereka juga menyesal membiarkan kesayangan mereka pergi dan di lihat oleh lalet-lalet pengganggu

Enjoy

Maaf kalau ceritanya gak jelas
Karena aku nulis sesuai dengan mood aku jadi maaf ya kalau ceritanya campur aduk wkwk

Masih mikir gimana cara buat konfliknya
Kalau boleh minta sarannya ya hehe
Ini cerita pertama aku jadi gitu akunya agak susah tentang lanjutan alurnya

Happy reading!🐩






become an outcast young master Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang