02

4.1K 392 7
                                    


Sekarang, tepatnya di belakang paviliun niven sedang menikmati hari santainya di temani oleh seduhan teh dan buku-buku yang ia bawa dari tumpukan buku di kamarnya

Niven baru sadar bahwa di dunia ini terdapat sihir dari tingkat rendah dan tingkat tinggi. tapi niven belum mengetahui apakah di tubuh ini terdapat sihir atau tidak?, Biarlah nanti akan dia cari tahu

" Huwaaaa bosen..!" ucapnya sembari membanting buku yang ia baca

" Lagian nih gak ada orang apa hah?
Hiks gue bosen asw" ucap niven dramatis

" Hem hm katanya di belakang sini ada hutan yah?, apa gue ke sana aja ya? tapi nanti kalo nyasar gimane kan gak lucu kalau ada berita tuan muda ketiga dari kerajaan loptus hilang karena nyasar di hutan, eh... tapikan gak ada orang juga yang perduli"

" Bomatlah mau nyasar kek ilang kek, yang penting coba aja dulu capcuss!" Ucap Niven seraya berdiri membereskan minuman yang ia seduh tadi sebelum pergi ke hutan

Niven berjalan sambil melihat pemandangan hutan yang ia masuki sekarang

"Uhk...serem juga ni hutan agak-agak gimana gitu, semoga gak ada setan deh" ucapnya sedikit merasa merinding

Niven berjalan tak tentu arah,
di pertengahan hutan niven melihat seperti ada pohon buah apel, seketika matanya berbinar saat pohon itu sedang berbuah lebat apalagi di saat buahnya yang merah dan menggiurkan.

Niven berlari ke arah pohon apel itu, ia memanjat bak seperti monyet yang kelaparan, ia memetik buah yang paling besar dan merah di depannya
" Enak banget sumpah" ucapnya sambil memakan rakus apel yang berada di genggaman tangannya.

Entah sudah berapa lama Niven berada di atas pohon, bahkan ia tak sadar telah menghabiskan sebagian buah yang tadinya banyak hanya tersisa tiga buah mungkin?.

" Euhhg kenyang juga gue, hem oke mari kita melanjutkan petualangan" Niven segera turun dengan melompat dan

Hap

Ia mendarat dengan sempurna
Niven membalikkan badan dan seketika matanya membelak melihat pohon apel yang ia makan tadi hanya sisa beberapa, uh ia merasa rakus sekarang bahkan bekas sisahan apel banyak yang berserak di bawah pohon itu

" aduh maaf ya pohon udah abisin buahnya, cepet berbuah lagi ya hon biar Lo bisa kasih makan gue lagi" ucapnya seraya mengelus pohon itu

Tanpa di sadarinya ada seseorang di balik pohon besar yang mengintip kegiatannya dari tadi

" apakah dia gila berbicara sendiri bahkan dengan...... pohon?" ucap seseorang tersebut

orang itu melihat ke arah niven yang sudah berjalan entah mau kemana, ia segera mengikuti dengan sembunyi-sembunyi, padahal tadinya ia hanya ingin berburu

____________________________________

Niven berjalan sambil bersiul ria, ia tak tau mau kemana dan hanya mengikuti langkah kakinya saja

Niven menyipitkan matanya di saat melihat ada cahaya di depannya, ia segera berlari ke arah cahaya itu berasal, dan wah sungguh pemandangan yang indah, bahkan di pertengahan hutan, Niven melihat air terjun yang mengalir deras dan juga ada bunga-bunga indah yang bermekaran

" uwaaaa indahnya" Niven bahkan terkagum-kagum melihat pemandangan di depannya

Niven merentangkan kedua tangannya sambil menghirup banyak-banyak udara
Senyumnya mengembang saat ini,
Dan tanpa di sadari ada seseorang yang kagum saat melihat senyumannya, Niven bagaikan di dalam lukisan yang di sinari oleh cahaya terang , sangat indah

" gue pengen coba sihir deh di sini mumpung gak ada orang" ucap Niven seraya melihat ke kanan dan kiri

Niven memejamkan matanya dan merentangkan tangannya kedepan, ia bisa merasakan ada energi yang mengalir di dalam tubuhnya, ia tau itu mana energi sihir yang terdapat pada tubuh, itu yang ia ketahui dari buku yang ia baca tadi

Niven mencoba membayangkan api di fikirannya, perlahan keluar api bewarna biru di tangannya, Niven membuka matanya dan tersenyum
Api yang ia buat adalah api biru yang sangat kuat, bahkan bisa menghanguskan benda apa saja menjadi abu.

" keren banget gue" ucap Niven narsis dan menghilangkan api di tangannya

" Hem tadi gue fikir api bisa, gue coba yang lain bisa gak ya?"

Niven mencob merentangkan tangannya ke depan dan keluarlah air, sebenarnya Niven ingin mencoba sihir yang lain lagi, tapi nanti sajalah ia akan mencoba di paviliun nanti
Bahkan niven gak sabar mengetahui berapa sihir yang bisa ia gunakan

Sekarang Niven telah berada di paviliunnya, ia sedang mengeringkan rambut peraknya sehabis keramas tadi, nanti niven ingin kembali ke belakang paviliun dan bersantai sejenak sebelum mencoba sihirnya kembali.




" sini kelinci manis, jangan takut ya"

Hap

" Yuhuuu ketangkep!, sekarang kamu tidak bisa kabur lagi kelinci manis" seru Niven seraya memeluk kelinci putih yang entah datang dari mana tiba-tiba sudah ada di dekatnya .

Niven memeluk kelinci itu sangat erat, bahkan sampai kelinci itu menggeliat mintak di lepas Gara gara susah bernafas.

" ih jangan banyak gerak nanti kalau jatuh gimana" ucap Niven tapi tetap saja kelinci itu menggeliat hingga terlepas dari pelukan Niven

Niven yang melihat sang kelinci kabur pun tak tinggal diam, ia mengejar kelinci itu hingga tak sadar ia memasuki semak-semak sambil mengejar kelinci itu
Dan kelinci itu kalah, ya Niven berhasil menangkap kelincinya

" Hahaha ketangkep" ucap Niven tertawa lepas, terlihat wajahnya terdapat debu dan jangan lupa rambut yang berantakan

" Ngapain kamu di sini!"

Deg

Seketika tubuh Niven menegang ketika mendengar suara dingi  itu, ia perlahan mendongak untuk melihat siapa orang yang menegurnya tadi

Dan seketika matanya membelak, ia tak sadar kalau sudah memasuki wilayah belakang istana loptus cuman karena menangkap seekor kelinci tadi

" ehehe halo om" ucap Niven dengan muka polos mintak di taplok

Orang itu menyrengit, bukankah anak di depannya ini si sialan yang ia asingkan di paviliun? Mengapa bisa di sini?

" ngapain?!" ucap dingin dan intimidasi Duke Larry , ya orang itu adalah Duke Larry ayah kandung niven

" oh ini om abis ngejer si putih" ucap Niven sambil mengangkat kelinci yang berada di genggamannya

Niven merasa canggung di Antara mereka berdua, Karena lelah dengan rasa canggung inipun niven berinsiatif segera pergi kembali ke paviliun

" emm saya permisi ya om" ucap niven langsung ngacir dan lari terbirit-birit bahkan ia sempat kesandung karena tak terlalu fokus dengan jalan

Duke Larry yang melihat Niven ngacir dari hadapannya hanya melihat datar kepergian Niven

" hmm ternyata dia sudah besar " ucap Larry

Duke Larry menutup setengah wajahnya, dan bisa di lihat ada semburan samar di telinganya

" hh... menggemaskan"  ucap Duke Larry


Segini dulu   dan maaf kalau gak nyambung

become an outcast young master Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang