BAB XXII || Civa, Sastra, Enza dan Rava

5 2 0
                                    

~~Civa Cahya Agastha's POV ~~

Aku berjalan menuju kelas tari, ya. Seperti biasa, setiap pulang sekolah aku harus melaksanakan ekskul ini. Merepotkan memang, tapi mau bagaimana lagi.

Ceklek

Aku membuka pintu kelas itu, dan aku langsung disambut dengan tatapan datar dan dingin dari Enza. Pria itu, ketua kelas tari ini. Menyebalkan.

"Lima menit. " ucapnya dingin

"Hehe, anu. Tadi ada bencana kecil. " ucapku memberi alasan, aku juga menggaruk belakang kepalaku yang tak gatal

Enza menggelengkan kepala, "Satu kecerobohan lo, bisa buat semuanya berantakan. " datar

"Iya lah, maap. " ucapku pasrah

Brak

"ASTAGAH!! " lataku, karna pintu kelas tari kamu ditendang oleh seseorang

'Rafa? " aku membatin

Ya, orang yang mendobrak pintu itu adalah Rafa. Cwok yang paling sering menggangguku. Merepotkan memang.

"Jangan cari ribut disini. " datar Enza

"Hah, gue cuma mau.... " Rafa menggantungkan ucapannya, lalu melirikku

Ia berjalan kedekatku, setelah tepat didepanku. Ia mengambil tanganku, kemudian mencium punggung tangan ku.

"ASUUUU!! LO GA WARAS ATAU GIMANA!! " responku langsung, aku menarik tanganku darinya

Kemudian menghapus bekas kecupan itu. Aku paling benci dicium siapapun. Alay banget, sumpah.

"Gue mau jemput Civa, ada urusan. " jawab pria itu sambul melihat ke arah Enza

"Kami sedang latihan, " ucap Enza dingin, "Mending lo pergi. " tambahnya jatam

Rafa ikut membalas dengan tatapan tajamnya, "Kalo gue ga mau? "

"Aaaaaaa, anu. Gue, keknya gue bakal ikut Rafa aja deh. Izin Za, nanti gue latihan lebih kok. " aku mengakhiri persitegangan ini, dengan cepat, sambil berbisara aku terus mendorong Rafa keluar dari kelas menari ini.

"Huh... " akhirnya aku dapat bernafas lega

Aku dan Rafa kini sedang berada didalam kelas XIc ips. Tak ada cara lain, hanya ruangan ini yang agak dekat dengan kelas tari. Dan juga, tak mungkin kami bicara didepan para anggota ekskul disekolah ini. Nanti akan tersebar rumor, jika pacar seorang Sastra berduaan dengan pria lain.

"Apa yang mau lo omongin?" tanyaku, membuka pembicaraan

"Lo pacaran sama Sastra? "

"Ya, trus? "

Setelah mendengarkan jawabanku, aku melihat Rafa menggepal tangannya dengan kuat. Apa tangannya sedang nyeri?

"Kenapa? Bukannya lo sering bilang sama gue. Kalo cuma suka sama Enza. " pria itu menyerigai

"Iya, gue bilang gue cuma suka sama Enza. I Like Enza. Tapi, gue cinta sama Sastra bukan Enza. I Love Sastra. " aku tau, ada seseorang sedang menguping dari luar pintu

"Jadi..... " aku mengantung kataku, lalu secara perlahan menghampiri pintu yang terbuka itu "Gue cuma cinta sama lo, my by Sastra. "

Ya, yang menguping itu adalah Sastra. Aku tersenyum lebar pada pria yang sedang menyandarkan punggungnya pada tembok disamping pintu keluar masuk kelas.

"Hehe, ketahuan. " cengir Sastra sambil menggaruk tengkupnya, yang kuyakin pasti tak gatal

"Gue pergi dulu. " ucap Rafa yang tiba tiba berada disampingku, aku tak sadar

The Girls: Menjaga yang masih adaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang