00. 36

114 29 5
                                    

Hari ini, Haeso akan bertemu dengan Jihyo—setelah mereka disibukkan akan pekerjaan masing-masing. Jihyo dengan posisinya kini sebagai staff tetap bagian Pemrograman dan ia yang akhirnya berlabuh pada salah satu Perusahaan Bank di Busan—sebagai costumer service. Jadi, mereka menanti hari libur atau tidak waktu kerja berakhir untuk menghabiskan waktu untuk beberapa saat. Kali ini, Haeso tidak sendirian malam ini. Ia membawa serta sepupunya, Yeona si model papan atas yang akhirnya mau ikut bersamanya.
 
Bahkan, butuh banyak alasan dan rayuan hingga Yeona ingin ikut. Haeso memahami kesibukan sepupunya itu, tetapi ia tetap memaksa. Oleh karena itu, disinilah mereka, sebuah rumah makan klasik dengan hidangan khas daerah mereka. Tempat kesukaan nomor satu dengan makanannya yang sangat luar biasa.
 
Haeso tersenyum lebar pada Haeso. “Tunggu sebentar ya, Yeona. Tidak lama lagi temanku datang dan aku juga sudah memesan makan untuk kita bertiga. Kau harus mencobanya dan lupakan dietmu dulu, oke?” katanya.
 
Yeona yang tengah memainkan ponsel mendengkus sebal. “Aku jelas hanya bisa mengatakan ‘ya’, kau selalu menang, kuakui itu!” ucapnya dongkol.
 
Haeso mengusap lehernya yang tidak terasa gatal, lantas menyenggol lengan Yeona. “Jangan seperti itu, Nona. Tersenyumlah dan lihat itu! Temanku sudah datang!” Haeso menunjuk seseorang dibalik Yeona, pun membuat gadis itu menghentikan aktivitasnya lalu menengok ke arah di mana Haeso menunjuk.
 
Kedua matanya menyipit. Seorang gadis dengan pakaian kasual—hoodie kebesaran dan celana jeans. Memperlihatkan kesan cool di matanya. Yeona lantas berdiri dan tersenyum manis kala gadis itu semakin dekat dan Haeso yang menggaet lengan gadis itu.
 
“Akhirnya kau datang juga! Yeona, ini teman terbaikku, Shin Jihyo dan Jihyo, ini Yeona, Min Yeona—sepupuku yang kuceritakan di telepon,” ucapnya dengan ramah. Alhasil, Jihyo langsung mengulurkan jemarinya untuk berjabat tangan.
 
“Halo. Jihyo, itu namaku. Senang berkenalan denganmu,” ucap Jihyo disela tangan mereka menyatu berjabat tangan.
 
Yeona mengangguk dengan senyum manisnya. “Senang mengenalmu, Jihyo. Namaku Yeona!”
 
Tidak lama dari itu, mereka menghentikan sesi jabatan tangan dan perkenalan sederhana itu. Apalagi kala Haeso kini menjadi penengah. “Nah, kalian sudah saling mengenal, bukan? Ayo kita makan kalau begitu, kebetulan juga, makanan yang sudah kupesan sudah tiba!” Sambil mengarahkan ekor matanya pada beberapa waiters membawa makanan yang dipesan.
 
“Kali ini, aku yang akan traktir!” Haeso berseru dan kembali pada kursinya. Sungguh, rezeki yang Jihyo sangat senangi. Itu berarti, ia tidak perlu mengeluarkan uang untuk makan malam kali ini. Makannya pasti sangat lahap.
 
Alhasil, Jihyo juga kembali pada duduknya setelah melempar senyum kepada sepupu Haeso. Jihyo tidak bisa membohongi dirinya, Yeona begitu cantik, anggun dan berkelas dengan gaun sederhana yang dipakainya. Memang begitu cocok dengan perannya sebagai model.
 
Yeona pun ikut duduk, menantikan sajian malam ini yang nyatanya mengunggah seleranya. Hanya saja, entah kenapa Yeona sedikit penasaran dengan Jihyo. Akan tetapi, ia memilih untuk bungkam. Tidak ingin bertanya karena begitu banyak masalah yang ia hadapi, tidak ingin menambah soal orang lain ke dalam hidupnya.
 
Oleh karena itu, mereka bertiga kini disibukkan dengan sesi makan malam. Haeso memesan beberapa makanan seperti: Bulgogi, kimchi, bibimbab dan jjampong. Begitu banyak porsi makanan di atas meja yang tidak boleh dilewatkan. Akan tetapi, Jihyo tengah tengah menyantap jjampong, harus menghentikannya sejenak kala ponselnya berdering—pesan dari Jungkook.
 
[Master♡]: Apa masih bersama, Haeso? Nanti, biarkan aku jemput. Katakan saja kalau sudah mau selesai.
[Master♡]: Semoga harimu menyenangkan, Sayangku♡
 
Pesan itu, membuat kedua pipi Jihyo merona. Dengan senyum yang begitu kentara di pipi, ia membalas pesan Jungkook. Akan tetapi, Haeso yang melihat itu, tentu sudah menebak dan ingin sekali menggoda temannya yang sedang dimabuk asrama.
 
“Dari Mastermu, Jihyo? Enak sekali, begitu perhatian dengan dirimu. Woah, aku jadi iri,” ucapnya sembari mengerlingkan mata. Itu membuat Jihyo sedikit gugup, mengingat ada orang lain di antara mereka.
 
“Haeso—“
 
“Jangan malu-malu seperti itu. Tidak apa-apa! Lanjutkan,” ucapnya lagi. Oh sial, sangat menjengkelkan sebenarnya bagi Jihyo. Apalagi, kini Yeona menonton mereka dengan bingung.
 
“Kita maklumkan saja Yeona! Temanku ini sedang dimabuk asmara. Sungguh romantis sekali. Bos yang dulunya dingin tidak tersentuh, dapat ditaklukan oleh Jihyo,” ucap Haeso seraya memperagakan tengah bercerita.
 
Lantas, Yeona dengan senyum sederhananya, menaikkan sebelah alis. “Bos dingin tidak tersentuh?”
 
Jihyo lantas menggelengkan kepala. “Abaikan dia. Haeso memang selalu ngawur—“
 
“Akan tetapi, yang kukatakan memang benar! Kau ini, selalu saja seperti itu.” Haeso berkata dengan sebal. Hanya saja, sang empu hanya menjulurkan diri. Sementara, Yeona? Ia hanya tersenyum canggung—sama sekali tidak mengerti. Sepertinya, ia tidak bisa sejalan dengan mereka. Mengingat, ia yang kebanyakan tidak mengerti apa yang mereka bahas dan tertawakan. Kondisi yang memuakkan.
 
‘Aku berharap ini segera berakhir!’ batin Yeona yang berusaha larut dalam cerita mereka.
 
Tidak terasa waktu terus berjalan, mereka cukup lama menghabiskan waktu di rumah makan itu hingga mereka memilih untuk mengakhiri sesi makan malam—akan ada perpisahan kali ini. Hanya saja, mereka bertiga harus menunggu seseorang. Lebih tepatnya, Jihyo yang menantikan Jungkook. Tentu, Haeso tidak enak membiarkan temannya menunggu sendiri walau sebenarnya ia ingin mengajak Jihyo untuk bersamanya. Namun, sepertinya lain kali saja.
 
“Aku baik-baik saja—“
 
Haeso menggelengkan kepalanya. “Tidak, kita akan menunggu sebentar lagi. Akan tetapi, aku ke toilet sebentar. Yeona, temani Jihyo dulu, ya!” Tanpa meminta persetujuan, Haeso langsung meninggalkan mereka berdua. Bagi Yeona, Haeso sangatlah menjengkelkan. Lihat saja, dapat menciptakan kecanggungan di antara mereka.
 
“Eh, maaf karena aku merepotkan kalian.” Jihyo membuka percakapan, Yeona melirik dengan memperlihatkan senyumnya.
 
“Sama sekali tidak merepotkan. Lagipula, senang bisa mengenalmu, Jihyo,” ucap Yeona. Perkataannya pun bersamaan dengan sebuah mobil berkelas berhenti di hadapan mereka berdua. Yeona bisa menebak itu adalah kekasih Jihyo. Keberuntungan ada di Jihyo yang bisa mendapatkan pasangan yang nyatanya seorang pemimpin di sebuah perusahaan.
 
“Astaga, Master sudah datang tetapi Haeso belum kembali.” Jihyo sedikit panik. Itu berarti ia harus menunggu, tetapi ia tidak enak dengan Jungkook.
 
Lihat, apalagi kala prianya itu kini keluar dari mobil seraya memperbaiki jaketnya—belum melirik ke arah Jihyo yang tersenyum dengan sedikit rasa bersalah, sang kekasih harus menunggu.
 
“Master, tunggu sebentar, ya? Haeso sedang ke toilet. Aku harus berpamitan terlebih dahulu,” ucap Jihyo seraya mendekati Jungkook. Pria itu pun kini mengamati Jihyo dengan senyum manisnya.
 
“Tidak masalah, Sayang. Aku akan menunggu, selama apapun itu.” Sambil mengedipkan matanya. Jihyo membulatkan mata karena itu.
 
Kedekatan dan romantisnya mereka, tidak luput dari perhatian Yeona yang kini diam berkutik. Bibirnya seakan keluh untuk mengeluarkan sepatah kata apapun. Kedua matanya bahkan kini memerah menahan tangis. Sosok di depannya, tidak pernah ia bayangkan akan bertemu secepat ini—di luar dari dugaannya.
 
“Jung ...,” panggilnya dengan kedua bibir bergetar. Sontak, mengalihkan kegiatan keduanya yang berbagi kebahagiaan. Hanya saja, senyum di wajah Jungkook tiba-tiba sirna melihat sosok gadis yang tidak ingin ia temui lagi—seumur hidupnya. Namun nyatanya, takdir kini berjalan di luar prediksi.
 
Jungkook menatap dingin ke arah Yeona yang masih pada ekspresinya, bahkan kala Yeona mendekat. Tentu, menaruh kecurigaan di mata Jihyo. Ia sedikit bingung saja.
 
“Apa kalian saling mengenal?” tanyanya penasaran. Yeona dengan mata berkaca-kacanya, menoleh ke arah Jihyo. Sepercik kebencian ada didalam hatinya, tetapi tidak terlihat melalui sorot matanya. Hanya senyum tipis yang tampak.
 
“Kami teman dekat yang baru saja ketemu lagi.” Hanya itu yang Yeona katakan kala Jungkook tidak berminat mengatakan apapun, bahkan Jungkook mengalihkan pandangannya ke arah Jihyo. Yeona benci tatapan teduh yang Jungkook berikan ke gadis lain. Tatapan itu seharusnya untuk dirinya.
 
Alhasil, Jihyo mengangguk dibuatnya. “Luar biasa kalau begitu. Jadi, tidak perlu kukenalkan lagi karena kalian sudah saling mengenal,” ucap Jihyo dengan senyum manisnya.
 
“Kalau begitu kita pulang. Kirimkan pesan saja untuk Haeso,” pinta Jungkook seraya memejamkan mata. Sedikit aneh kala Jungkook malah ingin segera berbalik kala mereka teman yang baru saja bertemu.
 
“Aku sebenarnya ingin menunggunya, tetapi baiklah, aku juga mengerti, Master pasti memiliki banyak kerjaan,” ucapnya yang memberikan keputusan. Lagipula, Jihyo juga sudah sangat lelah dan mengantuk sebenarnya. Biarkan saja, ia akan menghubungi Haeso dan meminta maaf. Alhasil, kini ia mengarah pada Yeona yang masih menatap Jungkook begitu dalam. Jihyo tidak memusingkannya.
 
“Yeona, aku harus pergi dulu. Ada hal yang harus dilakukan. Aku minta maaf dan sampaikan juga pada Haeso. Oh, terima kasih untuk malam ini. Senang bisa mengenalmu,” ucapnya sambil membungkukkan tubuhnya. Yeona menoleh ke arah Jihyo, ia hanya tersenyum simpul.
 
Semua terasa singkat saja. Jihyo dan Jungkook benar-benar pergi meninggalkan Yeona seorang diri sekarang. Seorang gadis yang sejak tadi menahan tangis, kini menangis sejadi-jadinya.  “Jung ... maafkan aku! Aku, aku sangat merindukanmu, Jung ...,” ucapnya disela tangisnya.
 
Pertemuannya dengan Jungkook benar-benar membuatnya sangat terkejut. Tidak menyangka jika pasangan Jungkook adalah Jihyo. Yeona menggelengkan kepala. “Tidak! Hanya aku pasangan Jungkook! Tidak ada yang bisa mengubah itu!”

Tbc.

Apenih? Tak nampak lah, wkwk. No komen aku, kabur😄sebenarnya, aku awalnya kek ndk bisa up hari ini, karena masih nyut² kepala ini abis ujian, tapi nyatanya bisa krn otak dan jemari ini tumben bisa diajak kerja sama😄

Intinya, see you next part teman²🥰

Wishlist : Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang