00. 40

109 25 6
                                    

Terlihat sepasang kekasih, Jungkook dan Jihyo yang tengah duduk di kursi taman. Setelah kejadian Yeonjun merusak sesi romantis mereka, keduanya memilih untuk menjauh dan Jihyo mengajak ke taman yang dekat dari rumah sewanya. Mereka membutuhkan masa berdua setelah banyak waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan.
 
Bahkan, Jihyo tidak menyadari akan pakaian yang ia kenakan, piyama berwarna merah muda dengan motif beruang. Ia sama sekali tidak memikirkan itu, tetapi nyatanya Jungkook memberikan jas yang ternyata dibawanya bersama dengan buket bunga. Hanya saja, Jihyo tidak menyadarinya sehingga ia kini merasakan hangat di tengah dinginnya malam hari.
 
Seperti yang Jungkook janjikan sebelumnya di pesan, hal tersebut dapat terealisasikan. Keduanya sudah membicarakan beberapa hal, termasuk rasa penasaran Jihyo soal Yeona, sepupu Haeso. Tentu, Jihyo terkejut mendengar semua yang diceritakan oleh Jungkook—tanpa Jungkook tutup-tutupi.
 
Yeona adalah mantan kekasih Jungkook. Mereka berkenalan sejak dibangku menengah atas dan tidak berselang lama memilih untuk menjalin asmara. Cukup lama mereka menjadi sepasang kekasih, bahkan itu hingga keduanya berada di bangku perkuliahan. Akan tetapi, Jungkook menjelaskan jika ditahun akhirnya menjadi anak kuliahan, hubungannya berakhir karena Yeona yang ingin mendalami dunia modellin dan itu bersamaan dengan skandal Yeona yang memiliki hubungan dengan partner kerjanya. Foto keduanya yang berada di dalam hotel tersebar tiga tahun lalu. Parahnya, pria yang bersama Yeona ternyata menaruh perasaan hingga terang-terangan menyuruh Jungkook untuk berhenti. Jungkook kecewa pada Yeona yang seolah tidak peduli untuk menjelaskan semuanya dan kukuh pada perkataannya yang tetap ke New York.
 
Nyatanya, Jungkook pun berhenti untuk melabuhkan hatinya walau ia sempat depresi karena perasaan yang begitu dalam. Jihyo sempat terkejut karena Jungkook ternyata memikirkan untuk melamar Yeona setelah kuliahnya selesai, mengingat Jungkook pada dasarnya telah memiliki bisnis yang sudah dikelolanya secara perlahan.
 
Akan tetapi, itu sudah pupus. Hancur bersamaan kala Jungkook yang sempat bunuh diri akibat overdosis obat. Beruntung, Taekyung menolongnya, pria itu datang ke apartemennya untuk sekadar berkunjung dan menemukannya terkapar dengan mulut berbusa, lantas membawanya segera ke rumah sakit.
 
Semua yang terjadi waktu itu bagi Jungkook hanya masa lalu yang menjadi pelajaran baginya. Jika pun mengingatnya, Jungkook terkadang merasa miris dengan hidupnya yang begitu bodoh tiga tahun lalu.
 
“Akan tetapi, aku tidak bermaksud apapun Jihyo. Masa lalu bagiku sudah menjadi masa lalu. Kau sekarang adalah masa depanku. Aku pada dasarnya sudah mempersiapkan untuk masa depan kita. Pada dasarnya, aku hanya ingin melabuhkan hidupku kepadamu.” Jungkook mengatakan hal tersebut diakhir ceritanya pada Jihyo yang menyimak dan hanya terdiam.
 
Mendengar hal itu, membuat Jihyo terasa bahagia. Sekalipun kehadiran Yeona terasa seperti boomerang, Jungkook selalu bisa membuatnya meyakini ketulusannya. Hanya saja, Jihyo tetaplah takut. Ia bahkan masih ingat bagaimana tatapan Yeona kepada Jungkook.
 
Bagaimana jika Yeona masih menyimpan rasa terhadap Jungkook? Tidak ada yang tahu, apalagi siapapun bisa melakukan yang hal diinginkan untuk mewujudkan ambisinya dan itu yang menjadi beban pikiran Jihyo saat ini.
 
Jihyo tersenyum tipis setelah itu. “Namun, Yeona seperti masih mengharapkan Master. Entahlah, aku tidak tahu harus berkata apa.”
 
“Lantas, kau ingin meninggalkanku?” ucap Jungkook begitu lirih, tatapan kosongnya yang fokus pada pemandangan di depan.
 
Pertanyaan itu tentu saja membuat Jihyo terkejut. Secepat kilat ia menggelengkan kepalanya. “Mana mungkin aku melakukannya! Tidak, aku masih waras dan tidak pernah sama sekali terbesit untuk melakukannya karena yang kupikirkan, Master yang akan meninggalkanku. Yeona lebih segalanya ketimbang aku dan—“
 
“Tidak ada yang bisa mengubah soal aku yang hanya menginginkanmu Jihyo. Aku hanya ingin bersamamu dan menghabiskan seluruh hidupku. Persetanan dengan aku yang sempat mati dan gila karena masa lalu itu!” Jungkook berujar dan berusaha untuk tenang, tidak tersulut emosi karena sedikit kesal kala mendengar Jihyo uang seolah-olah meragukan ketulusannya.
 
Pun selanjutnya Jungkook mengusap wajah lalu memposisikan dirinya untuk berhadapan dengan Jihyo. “Baiklah, katakan kepadaku, apa yang harus kulakukan agar kau bisa mempercayaiku, Jihyo? Apa dengan menikahimu kau bisa percaya bahwa kau adalah segalanya untukku atau dengan—“
 
Jungkook tidak lagi melanjutkan perkataannya kala mendapatkan sapuan hangat dibibirnya. Ia tidak menyangka jika Jihyo akan mendaratkan bibirnya, bahkan bukan hanya sebuah kecupan karena Jihyo memperdalam ciuman itu—memainkannya dengan mata terpejam. Lantas, Jungkook yang mendapatkan perlakuan manis seperti itu, ditengah keterkejutannya membalas ciuman yang berlangsung sekitar beberapa menit hingga Jungkook terpaksa melepaskan pagutan bibir keduanya untuk meraup banyak pasokan udara.
 
Masih dengan napas terengah, Jihyo mengarahkan amatannya pada Jungkook. “Aku minta maaf kalau aku seolah-olah tidak percaya. Lagipula, jika Yeona akan berusaha untuk merusak semuanya, aku akan berusaha untuk mempercayai Master.”
 
Mendengar itu, setidaknya membuat Jungkook sedikit tenang. Jungkook lantas kembali mempersempit jarak dan memeluk gadisnya itu amat erat, sesekali memberikan kecupan di rambut. “Terima kasih, Sayang. Aku tidak akan membuatmu kecewa, tetapi omong-omong, bisakah sayangku ini berhenti memanggilku Master?” tanyanya dengan lembut.
 
Sebenarnya agak heran kala Jihyo betah memanggilnya dengan panggilan itu. Ia tidak mempermasalahkannya, tetapi hanya sedikit aneh saja. Nyatanya, permintaan itu bagai angin lalu saja kala Jihyo menggeleng.
 
“Tidak, aku lebih suka kata Master. Lagipula, apa masalahnya?”
 
Dengan kilat, Jungkook menggelengkan kepala. “Tidak ada, Sayang. Baiklah, apapun yang membuatmu bahagia. Lakukan saja!”
 
***
 
Pagi ini terasa begitu cerah bagi Jihyo, tidak seperti hari-hari sebelumnya. Ia merasa seperti kupu-kupu menari di sekitarnya dengan iringan  alunan musik dari kicauan burung yang bertengger di pohon kala ia tengah mempersiapkan sarapan untuk dirinya dan sang adik.
 
Hal itu membuat Yeonjun sedikit bergidik ngeri akan tingkah kakaknya yang tiba-tiba sangat baik hingga membuatkan sarapan. Hanya ketakutan bagaimana jika sang kakak memberi racun pada makanan yang sedang dibuatnya?
 
Yeonjun terpaku mengamati kimbab dan Yangnyeom Tongdak (Korean Fried Chicken yang rasanya manis dan gurih) dengan horor. Memang terlihat lezat, tetapi sedikit mencurigakan.
 
Jihyo yang menyadari kehadiran Yeonjun hanya merotasikan bola matanya dengan malas seraya melepaskan celemeknya. “Aku akan ke kantor. Itu sarapan untukmu dan kotak bekal itu punyaku, ingin kuberikan pada kekasihku,” ucapnya santai.
 
Yeonjun mengangguk. Kini mulai bodoh amat soal racun yang jika Jihyo taruh ke dalam makanan. “Terima kasih. Aku tersanjung karena kau memasak juga untukku.”
 
“Menyisikan makanan untuk orang tidak mampu—“
 
“Yak! Begini-begini juga adikmu! Sangat tega sekali!” ucap Yeonjun yang kesal.
 
Jihyo hanya terkekeh. “Terserah apa katamu! Aku akan ke kantor, hari ini hari perilisan pembaruan game. Hal yang sangat kunantikan!” Jihyo berujar dengan bahagia. Pun Yeonjun ikut merasakannya.
 
“Wah, keren kalau begitu! Berarti, akan ada traktiran nanti, ya ....” Yeonjun berujar dengan kekehannya tetapi ia langsung diam kala melihat tatapan sini kakaknya.  “Aku hanya bercanda. Terima kasih.”
 
Rasanya Jihyo akan tidak waras jika terus bersama Yeonjun hingga ia pun memilih untuk keluar seraya melirik  ke arah di mana sesuatu akan muncul, sekitar lima menit ia melihat sebuah mobil melaju mendekat dan berhenti tepat di depannya. Senyum kembali mengembang di kedua bibirnya, terlebih kala sosok yang mengemudikan mobil keluar dari tempatnya dan mendekat.
 
“Selamat pagi, Sayangku. Kuharap harimu menyenangkan!” ucap Jungkook sebagai sapaan pagi seraya memberikan pelukan hangat dan kecupan ringan di kening.
 
Jihyo tersenyum lebar mendengarnya. “Selamat pagi juga, Master. Hari yang menyenangkan! Terlebih hari ini adalah hari peluncuran pembaharuan game!” ucap Jihyo yang memekik bahagia, bahkan meloncat untuk menyalurkan kebahagiaannya.
 
Jungkook bahagia melihat itu. “Tentu, Sayang. Hari ini adalah peluncuran game The Adventure Story season II. Tim sudah meluncurkan beberapa jam yang lalu—“
 
“Kenapa aku tidak tahu soal itu?” tanya Jihyo yang lantas memotong perkataan Jungkook, ia terpaku mendengar pengakuan itu.
 
Namun, Jungkook tidak langsung menjawab. Ia terlebih dahulu mendekatkan wajahnya ke arah Jihyo dengan senyum manisnya. “Karena ini kejutan, Sayangku. Dan lagi, bagaimana jika kita mencoba game ini setibanya di kantor? Mari membuat taruhan lagi seperti pertama kali kita melakukannya?” ucap Jungkook yang memberikan tawaran sembari mengedipkan sebelah matanya. Sangat menggemaskan.
 
Tentu, Jihyo tidak ingin menolak. Ia belum bisa menerima kesalahannya karena laptopnya mati karena lupa mengisi token listrik waktu itu.
 
“Ayo kalau begitu! Kali ini, aku tidak membiarkan Master menang!”

Tbc.

Halo, aku update lagi! Semoga nggak nemu tipo🤣 maaf kalau pendek ya, nanti kapan² dipanjangin😙 intinya, sampai jumpa di bab selanjutnya teman-teman 😍

Wishlist : Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang