Sangat menggelikan. Nyatanya Jungkook membual soal traktiran yang bersumber dari dirinya yang tentu Jungkook sendirilah yang mengambil alih dalam hal itu. Hampir saja Jihyo menangis sejadi-jadinya. Ayolah, Jihyo tidak sebaik yang dipikirkan dengan harus memberi makan kepada kumpulan orang yang mampu mengisi perutnya sendiri. Dibandingkan dengan dirinya, ia yang bersusah payah dalam perantauan ini.
Lagipula, Jihyo tidak salah dengar soal idenya yang disetujui oleh pria itu sendiri. Bahkan secara suka rela memberikan dompetnya. Ya, walau ia tidak bisa berkata apapun kala Jungkook mengatakan itu. Jihyo hanya dapat mendengkus sebal.
Disebalik itu, ia juga tidak bisa melupakan soal kejadian di mana Jungkook seperti anak kecil. Terus mengendu-endus manis pada dirinya. Bahkan hal tersebut bisa lebih dari itu, jika saja Cao Myung tidak masuk ke dalam ruangan secara tiba-tiba untuk membahas beberapa hal.
Sungguh, Jihyo dapat melihat kebencian dari Cao Myung Senior pada dirinya—padahal Jihyo sendiri tidak tahu letak kesalahannya pada pria itu, sehingga Jihyo memilih lekas pergi setelah kembali mengingatkan soal makan siang. Oleh karena itu, disinilah Jihyo sekarang ini, mengamati bagaimana lincahnya Subin dalam hal pemrograman. Data-data algoritma dengan beberapa kode yang telah dibuat tercipta begitu sempurna. Sungguh, membuat Jihyo berdecak kagum. Ia pun belum bisa sejauh ini.
“Nah, selesai! Aku bahkan sudah mengirimkan ini kepada bos kita pada forum khusus yang telah dibuat,” ucap Subin bahagia. Lesung pipitnya semakin terlihat karena itu. Pun Jihyo bertepuk tangan mendengarnya.
“Luar bisa, Subin. Kau memang jenius,” ucap Jihyo menimpali. Nyatanya memang benar, pria itu telah menyelesaikan tugas dan kini terlihat meregangkan tubuhnya yang pegal akibat terlalu lama duduk.
“Kau berlebihan, Jihyo. Ini bukanlah hal besar dan selanjutnya, kita lihat balasan dari bos kita setelah ia melihatnya saat ini,” kata Subin sembari menunjuk lampiran yang dikirimnya—terlihat username Jungkook. ChoiJungk99k. Mengisi kolom forum bagi anggota di dalamnya. Disitu pun hanya beberapa dari setiap bagian di perusahaan.
Jihyo hanya bisa mengangguk melihatnya. Semuanya sungguh telah diatur sedemikian rupa. Sejauh ini ia belum melihat cela.
[ChoiJungk99k]: Akan ku cek sebentar.
Keduanya pun memilih menantikan balasan selanjutnya. Itu sekitar sepuluh menit—cukup singkat.
[ChoiJungk99k]: Kerja bagus. Sudah sesuai yang kuharapkan. Tunggu instruksi selanjutnya.
Membaca pesan itu membuat keduanya menghela napas lega. Subin bahagia setelah mengetahui balasan Jungkook yang ternyata sesuai harapannya. Sejujurnya, ia panas dingin menanti balasan pria itu barusan.
“Oke, Jihyo. Kita menantikan instruksi selanjutnya. Istirahat sejenak untuk itu dan aku ingin melakukannya sebentar saja.” Tanpa menunggu balasan Jihyo, Subin lantas menaruh wajahnya di atas meja, menjadikan tangannya sebagai bantal dan mata indah itu kini terpejam. Secepat itukah?
“Ah, aku bisa bosan kalau begini. Aku belum mengantuk dan ingin melakukan sesuatu. Akan tetapi, apa itu?” tanyanya pada diri sendiri dan itu membuatnya sangat frustrasi. Jihyo tidak tahu harus melakukan apa sehingga pilihannya memilih untuk menarik langkah ke arah di mana Taekyung berada—pria itu tengah berkacak pinggang—mengamati dengan serius sebuah layar monitor.
Jihyo kembali berdecak kagum. Grafik gambar yang ditampilkan begitu sempurna, memperlihatkan sketsa kasar untuk bagian pembaharuan—memang sangat berbeda dan indah secara bersamaan. Sangat sempurna.
Sementara Taekyung yang menyadari satu hal, ia lantas menoleh ke sebelahnya. Ternyata ia melihat eksistensi Jihyo, kekasih sahabatnya. Taekyung hanya tersenyum tipis. “Ini hampir selesai, sedikit memperbaiki kode yang dibuat agar tidak terjadi eror setelahnya,” ucap Taekyung menjelaskan.
Jihyo mengangguk paham. “Season kali terlihat sangat luar biasa.”
“Itu pasti. Sentuhan dari jemari si Master, kekasihmu itu akan membuatnya luar biasa.” Taekyung menambahi tambah berpikir panjang. Pun kembali fokus pada grafik yang tengah diambil kendali oleh salah seorang pekerja di bagiannya.
“Oh iya, Jihyo. Kau sungguh merubah beberapa hal dalam waktu dekat ini.” Taekyung seketika menguarkan isi pikirannya. Hal itu membuat Jihyo tersenyum tidak mengerti.
Jihyo menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak merasa gatal. “Memangnya apa yang aku ubah, Senior—Taekyung, maksudku,” ucapnya yang sedikit bingung.
Masih fokus pada grafik, senyum sederhana tampak diwajah tampan itu. “Kau mengubah seorang Choi si ambisius menjadi budak cinta setelah sekian lama. Ah ... aku bahkan sudah lupa terakhir kali Jungkook tergila-gila dengan seorang gadis sebelum menjadi sosok dingin yang tidak tersentuh,” kata Taekyung sembari memejamkan mata. Kini, amatannya fokus pada Jihyo yang terdiam akan ucapannya. Ia sudah bisa menduganya.
“Kau mungkin akan mendengar banyak hal setelah semakin dalam dengan Jungkoook. Akan tetapi, kau harus percaya satu hal, Jungkook sangat mencintaimu. Terkadang, pria itu mungkin belum memahami harus bertindak apa dalam sebuah hubungan,” katanya lagi.
Semua perkataan Taekyung, membuat Jihyo langsung teringat pada Jimmy. Masa lalu. Entah kenapa, ada hal yang akan terjadi ke depannya. Padahal ia sama sekali tidak berniat untuk mencari tahu ataupun mengungkit ini. Lagipula, ia percaya dengan Jungkook. Pria yang menjadi idola dan kini kekasihnya itu, tidak akan pernah mengecewakannya suatu saat ini. Meskipun masa lalunya yang hendak naik ke permukaan dan mengubah alur masa depan.
***
Lalu lalang di Bandar Udara Internasional Incheon begitu ramai—hampir setiap saat. Mengingat bandara tersebut menjadi penghubung dari suatu tempat ke tempat lain. Bahkan menjadi bandara terbesar di Korea Selatan dan kini menjadi tempat bagian seorang gadis berdiri sembari mengamati layar ponselnya. Hampir sepuluh menit ia melakukannya, berharap seseorang datang untuk menjemputnya—sesuai kesepakatan.
“Sepertinya, sepupuku itu melupakannya. Akan kuhubungi lagi kalau begitu,” ucapnya, membiarkan jemari lentik dengan kuteks berwarna biru langit berselancar.
Gadis berambut cokelat pekat sebahu itu menghela napas sejenak, sebelum mengirimkan sebuah pesan kepada seseorang yang sejak tadi ditunggunya.
“Dia memang berani membuatku menunggu saat waktuku begitu berharga untuk dibuang seperti ini,” ucapnya sebal. Masih memberikan fokus pada ponselnya, harap-harap sepupunya itu memberikan balasan.
Akan tetapi, gadis itu malah harus menghentikan kegiatannya kala melihat pop-up sebuah berita—mengalihkan seluruh pikirannya. Tidak terasa, ia menekan berita itu dan senyum tipis mencuat dengan perlahan.
Breaking NEWs : Choi Jungkook, Pengusaha di bidang IT yang sukses akan peluncuran game The Adventure Story, kini bersiap untuk peluncuran season baru!
Bahkan, gadis itu kembali menggulir layar ponselnya dan menemukan berita lain.
Choi Jungkook, Pengusaha muda dan berkharisma kini sukses dengan game The Adventure Story!
Pun, masih banyak berita lain mengenai pria itu dan gadis tersebut hanyut dalam kegiatannya. Jungkook. Gadis itu menghembuskan napas pelan.
“Bagaimana kabarmu, Jung? Kulihat kau kini sukses dengan impianmu. Kau berhasil menggapai semua mimpi yang pernah kau ceritakan kepadaku,” ucapnya lagi. Amat lirih.
Sekalipun ia berbahagia dengan pencapaian orang terkasih, tetap terbesit kesedihan mendalam. Gadis itu tidak bisa lupa akan semua kenangan yang pernah ia ciptakan dengan orang terkasihnya yang kini hanya tertinggal rasa penyesalan amat mendalam.
“Seandainya aku tidak ke New York, berambisi mengejar karirku, kisah kita mungkin masih terjalin indah,” katanya dengan mata terpejam. Ia tidak bisa munafik pada dirinya sendiri.
Hanya saja, ia harus menghentikan kegiatannya kala seseorang meneriaki namanya.
“Yeona! Yeona!”
Suara itu kembali menggema, mengalihkan pandangan beberapa orang di bandara dan sosok gadis itu seperti tidak memedulikannya karena kebahagiaannya yang menggebu-gebu. Bahkan, ia sampai-sampai memberikan sebuah pelukan.
“Yeona! Aku sangat merindukanmu! Betah sekali kau di New York!” kata gadis itu disela pelukannya.
Min Yeona, gadis itu menyambut pelukan dengan kekehannya. “Wah, apakah aku bermimpi dirindukan oleh sepupuku ini? Jangan membuatku terbang, Haeso,” kata Yeona, beriringan dengan pelukan keduanya yang terurai.
Haeso hanya bisa merotasikan bola matanya dengan malas. “Kau baru saja terbang, Yeona. Sudahlah, mari ke rumahku dan traktir aku sesuatu yang enak. Itu sebagai pembuka dari awal pertemuan kita setelah sekian lama!” katanya dengan gembira. Haeso pun lantas meraih koper dan jemari Yeona. Sang empu tertawa kecil dibuatnya.
“Sudah kuduga. Kau akan memanfaatkanku, tetapi tidak masalah. Ayo kalau begitu!”Tbc.
Nahloh, ada apa ini? Wkwk. Tetap stay ya guys😃 jangan lupa voment nya dan see you di bab selanjutnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Wishlist : Be With You
RomanceShin Jihyo adalah gadis yang dikenal barbar dan penggila game online. Walaupun begitu, ia adalah lulusan terbaik di jurusan ilmu komputer dan berusaha untuk menjadi bagian dari Dream Tech---perusahaan yang mencetuskan game kesukaannya yang dikenal d...