8. Festival

36 10 10
                                    

Sialan!

Barkk

"Berhenti kak! "

Grace menatap nanar pecahan guci mahal yang berserakan di kamar milik kakak pertama nya. Belum lagi pecahan kaca juga menghiasi lantai ini.

Jack berusaha menahan Victor agar berhenti mengamuk, pakaian keduanya juga terlihat acak-acakan. Nafas saling memburu satu sama lain.

"Tenangkan dirimu, Victor! "

Jack mendorong Victor kuat hingga sang pangeran mahkota itu terhempas ke lantai yang berhiaskan pecahan kaca dan guci.

"BAGAIMANA AKU BISA TENANG, DI SAAT SI TUA ITU BERSIKAP SEMENA-MENA TERHADAP DIRIKU! "

"Tapi tenangkan diri mu! "

Victor berhenti mengamuk. Nafas nya masih memburu dan tatapan tajam nya menghunus kedua pasang mata milik Jack dan Grace.

"Aku tahu bahwa perbuatan ayah itu sudah di luar batas, tetapi dengan kau bersikap seperti tadi tidak akan menyelesaikan masalah"

Hening. Tidak ada sahutan atas perkataan Grace.

Victor menjambak rambut nya frustasi,pasti saat ini surat pertunangan itu sudah sampai ke tangan Kaisar Edward. Victor hanya bisa berharap putri bungsu Edward menolak pertunangan tersebut.

"Ku dengar putri bungsu Edward sangat cantik, sehingga menjadi kan nya rebutan para pangeran di berbagai negara. Mungkin setelah kau bertemu dengannya, kau akan menyukai nya" Grace menyeringai saat mendapati wajah tidak suka yang Victor layangkan untuk nya atas apa yang sudah wanita itu ucapkan

"Aku tidak akan pernah sudi" Nada Victor terdengar tajam

"Oh ya? Apakah sudah ada seorang wanita di hatimu. Sehingga kau menolak pertunangan ini? "

Victor ingin berteriak tidak, dengan nada keras. Tetapi yang sebenarnya terjadi adalah ke terbalikan, pria itu hanya terdiam. Ini aneh, reaksi tubuhnya seakan-akan membenarkan bahwa sudah ada seorang wanita yang menguasai hatinya. Tetapi siapa wanita itu?

Dan satu nama langsung terlihat di benaknya.

Jelena Ruby.

.

.

.

.

Sementara itu. Di sebuah kerajaan yang cukup makmur, dimana rakyatnya serba berkecukupan membuktikan bahwa kerjaan itu bisa di bilang kerajaan terbaik kedua setelah kerajaan Xavier.

Kerajaan Edward orang-orang menyebutnya. Di pimpin oleh Kaisar yang bernama Roberto Edward. Ia memiliki tiga orang anak dari permaisuri Jasmine Edward.

Makan malam sedang berlangsung di kerajaan Edward. Suasana yang tadinya tenang langsung berubah gaduh saat putri bungsu Edward membanting seluruh makanan yang tersaji di meja.

"Aku tidak mau bertunangan dengan pangeran itu, ayah! "

Teresa Monica Edward. Putri bungsu kerajaan Edward itu marah atas keputusan Kaisar Edward yang menerima pertunangan itu tanpa persetujuan darinya.

"Tenang kan diri mu, Teresa! Dengar kan penjelasan ayahmu dulu"

Jasmine menarik putri nya agar kembali tenang. Karena wanita itu takut akan amarah suami nya.

"Coba pikiran ini, Teresa. Kaisar dari Kerajaan Xavier mengajukan pertunangan untuk mu dengan putra pertama nya. Apa kau tidak menginginkan menjadi permaisuri di Kerajaan yang terkenal akan kemakmuran nya itu? Ini kesempatan emas untuk mu" Roberto mencoba membuka mata Teresa agar melihat peluang besar yang akan ia dapat kan jika menerima pertunangan ini

last NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang