3. Terluka

36 12 0
                                    


Victor menatap pemandangan istana pagi hari di jendela kamarnya. Ini merupakan hari kedua ia tinggal di istana setelah 7 tahun. Netra kelamnya tidak sengaja melihat seorang wanita yang sedang marah-marah.

"Aku hanya mengambil sedikit"

Samar-samar Victor bisa mendengar perdebatan dua wanita itu

"Ini bukan masalah sedikit atau banyak. Kau mengambil sarapan yang di buat untuk pangeran. Kalau Sonya tahu kau akan di marahi habis habisan olehnya"

"Jangan beritahu Sonya, selesai kan?"

Ruby memijat kepala nya yang pening akibat ulah Rosie. Meskipun ini bukan yang pertama kalinya Rosie mengambil makanan diam-diam tetapi tetap saja membuat Ruby pusing tujuh keliling. Masalah adalah Rosie mengambil sarapan yang di buat Sonya khusus untuk Victor.

"Sudahlah terserah, aku sudah lelah memperingati mu. Kalau sampai Sonya mengetahui ini dan kau dalam masalah, jangan seret aku! "

Victor tersenyum tipis melihat raut wajah Ruby yang sedang kesal. Wanita itu terlihat menggemaskan.

Tidak pernah terlintas sedikit pun di pikiran nya akan bertemu lagi dengan wanita itu. Apalagi bertemu di istana.

Tok

Tok

Tok

Tiga bunyi ketukan di pintu kamar nya membawa Victor mengalihkan pandangannya.

"Masuk"

"Yang mulia, anda di minta menemui kaisar segera"

                                   
                               Last Night

Victor melangkah memasuki areal para prajurit sedang berlartih senjata tajam. Tempat dimana kaisar tengah berada.

"Salam yang mulai kaisar" Victor membungkuk hormat saat berada di hadapan kaisar

"Ada apa memanggilku kesini? "

"Sudah berapa lama kau bertugas? " Victor mengernyitkan alis mendengar pertanyaan tiba-tiba dari Kaisar

" 7 tahun"jawab Victor seadanya, sebenarnya ia ingin meneriaki kaisar dengan kalimat

Dasar pria tua pikun

Kaisar mengangguk mendengar jawaban singkat Victor, putra sulungnya itu tidak berubah meski 7 tahun berpisah dengan nya.

"Kurasa kau sudah cukup berpengalaman untuk menjadi pemimpin setelah aku Victor. Kau hebat dalam bertarung, pandai membuat keputusan dan tidak gegabah" Mendengar kaisar memuji dirinya tentu saja membuat Victor besar kepala

"Aku bisa saja melantik mu untuk menjadi kaisar, tetapi kau masih tidak mampu"

Senyum di wajah Victor luntur, tidak mampu dalam konteks apa yang kaisar maksud? Victor itu pria sempurna. Dia pandai dalam berperang, ahli dalam memegang jabatan tinggi, juga bisa melakukan apapun ia yang mau. Lalu apa yang tidak ia mampu?

Kaisar menyunggingkan senyum miring begitu melihat ekspresi wajah Victor berubah suram, ia tahu putra nya merasa marah akibat di remehkan. Kaisar tahu betul bagaimana watak Victor, ia tidak suka di remehkan dan menganggap dirinya sempurna tanpa ada cacat sedikitpun.

"Perlu kau ketahui, syarat untuk menjadi kaisar tidak hanya sempurna dalam strategi perang saja, syarat menjadi kaisar adalah sang calon harus menikah"

                              Last Night

Victor terus menghujami Jack dengan serangan pedangnya dan di tangkis adik pertama nya itu dengan baik.

last NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang