14. Mimpi Buruk

21 6 0
                                    

Gemerlap nya pesta pada malam itu kini sudah selesai. Malam yang berat bagi Ruby kini sudah usai di ganti dengan fajar yang mulai menyingsing dari ufuk timur, menandakan awal hari baru saja di mulai.

Di pagi hari ini. Ruby berserta pelayan yang lain membersihkan sisa pesta pada tadi malam. Seperti melepas dekorasi pesta juga membersihkan sisa-sisa. Entah mengapa Ruby merasa pagi ini Sonya dan Rosie begitu bersemangat. Bahkan dua wanita cantik itu sesekali mengedarkan pandangan nya seperti mencari sesuatu.

"Kalian sedang mencari siapa? " Tanya Ruby mengagetkan kedua sahabat nya

"Eh tidak ada kok" Jawab Sonya seadanya, wanita itu mencoba menyembunyikan sesuatu. Beruntung Sonya sudah terlahir dengan bakat akting yang bagus sehingga memudahkan nya dalam berbohong dan tidak di curigai.

Berbeda dengan Sonya. Rosie tanpak gelagapan, wanita pirang itu tidak terbiasa berbohong. Ruby menyipitkan matanya menatap curiga Rosie.

"Siapa yang kau cari, Rosie? "

"Pasti pangeran pirang itu kan?! "

"Astaga Alice, kau mengejutkan ku! " Kesal Ruby, Sonya dan Rosie bersamaan.

"Apa yang kau lakukan disini? " Tanya Rosie berusaha mengalihkan topik pembicaraan

Alice nyengir memperlihatkan deretan giginya yang rapi. "Tentu saja membantu kalian. Memangnya kalian tidak ingat ya kalau pelayan adalah tugas keduaku setelah jadi anak buah paman Jacob?" Ketiga sahabat nya kompak mengangguk

"Pangeran pirang siapa? "

Sonya kembali bertanya pada topik awal, membuat Rosie gemas hingga menggigit kuku jarinya.

"Itu loh, pangeran kedua Edward" Jawab Alice

Ruby merasa dejavu. Wanita kucing itu mencoba mengingat-ingat tentang pangeran kedua Edward. Ah Ruby pernah melihat nya saat malam perayaan dimana sang pangeran tersesat dan meminta bantuan Rosie untuk mengantarkan nya ke aula utama dimana pesta tersebut di gelar.

"Aku ingat, aku pernah bertemu dengan nya. Dia menghampiri aku, putri Grace dan Rosie tadi malam. Tetapi aku dan putri Grace pergi hingga meninggalkan mereka berdua, mungkin setelah itu mereka menjadi dekat" Ruby tersenyum menggoda ke arah Rosie

"Dan apa kalian tahu? Pangeran pirang itu juga mengajak Rosie berdansa bersama, tetapi di tolak hahaha"

"Bagaimana kau bisa tahu itu Alice? Aku yang berada di sana saja tidak mengetahui nya" Tanya Sonya penasaran

Bukan hanya Sonya. Ruby dan Rosie juga sama penasaran nya. Bagaimana tidak penasaran, Alice tadi malam di tugaskan untuk berjaga di depan gerbang istana bersama prajurit yang lain untuk keamanan. Tetapi bagaimana wanita maskulin itu bisa tahu kejadian di dalam istana?

"Tidak usah berekspresi seperti itu. Aku bukan penyihir atau peramal seperti yang kalian bayangkan. Pangeran Jack yang menceritakan nya padaku" Ucapan Alice membuat rasa penasaran ketiga wanita itu sirna

"Dasar pasangan tukang gosip" Ejek Rosie dan mendapat delikan dari Alice

.

.

.

.

Victor menatap bingung pada hamparan rumput luas yang tengah di pijakinya. Dirinya menatap sekeliling, tidak ada apapun di sini selain rumput setinggi lutut yang menghampar seluas mata memandang. Victor tidak mengerti, sejak kapan dirinya berada di tempat ini?

Suasana yang alam cipta memang menenangkan, dimana hanya ada suara rumput yang bergoyang menimbulkan suara berisik di terpa angin pelan. Victor memejamkan matanya damai. Hingga panggilan lembut menyapa indra pendengar nya.

last NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang