15. Ancaman

21 6 1
                                    

Di pagi hari yang cerah di negara pixabay, para bangsawan Xavier sedang sarapan seperti biasanya. Seharusnya tidak ada yang spesial di momen itu, tetapi Samuel merasa bersemangat lantaran ini merupakan sarapan perdana keluarga nya dengan Teresa yang sebentar lagi akan menjadi menantu nya.

"Ayah, tidak apa-apa kan kalau aku tinggal disini sampai kami menikah? " Tanya Teresa di sela keheningan

"Tentu saja boleh, kau sudah menjadi bagian keluarga bangsawan Xavier sekarang" Jawab Samuel

Teresa beralih menatap Victor yang terlihat tidak selera dengan makanan nya.

"Ayo Vic, setelah ini ajak aku melihat tempat-tempat yang indah di negara ini" Pinta Teresa dengan semangat

"Aku sibuk" Jawab Victor sarkas, pria itu tidak berbohong. Dirinya harus memantau sebuah pasar yang akhir-akhir ini rawan dengan aksi perampokan.

"Aku akan menunggu sampai kau punya waktu"

"Aku tidak punya waktu, ajak Grace saja"

Grace yang sedari tadi makan dengan tenang, mengambil ancang-ancang untuk protes lantaran tidak sudi mengajak Teresa berkeliling bersama. tetapi kalah cepat saat Samuel lebih dulu membuka suaranya.

"Victor! Teresa itu tunangan mu, ajak dia berkeliling saat kau tidak sibuk! " Tegur Samuel

"Ck, dia sudah besar. Dia bisa pergi seorang diri, tidak perlu manja! "Bentak Victor

"Jika kau tidak mau, maka aku akan.... "

"Akan apa?! "Victor berdiri dari duduk nya, wajah nya menatap tajam sang ayah.

Samuel yang sudah kepalang marah, juga berdiri dan balas menatap Victor tak kalah tajam.

"Atau aku akan membuat wanita yang kau anggap berharga itu meregang nyawa di hadapan mu" Samuel menekan setiap kalimat yang ia ucapkan

Seisi ruangan mendadak hening. Jack, Grace dan Irena tersentak mendengar ancaman dari Kaisar Xavier, mereka tentu tahu siapa wanita berharga yang di maksud kaisar. Sementara Victor mematung, wajahnya mengeras seiring dengan amarahnya yang meletup letup.

"Coba saja kau berani menyentuh nya, maka aku yang akan membunuh mu! "

Victor memandang Samuel dengan tajam, beberapa detik pria itu juga menatap Teresa sama tajam nya. Selepas itu Victor berjalan meninggalkan ruang makan.

.

.

.

.

"Kak Victor"

Grace dan Jack cepat-cepat menyelesaikan sarapan mereka dan menyusul Victor, keduanya merasa takut jika Victor akan kembali melakukan tindakan bodoh lagi. Jack dan Grace menghela nafas lega saat mendapati Victor tidak melakukan apa-apa selain mengasah pedang.

"Ku pikir kau akan mengamuk lagi kali ini" Kata Jack saat Victor memandang keduanya dengan tatapan bertanya di wajah dingin nya.

"Syukur lah kali ini kau berpikir dengan waras" Ucap Grace

"Jika kalian kesini hanya untuk mengejek ku, maka pergi lah. Aku sedang sibuk" Ucap Victor

"Siapa bilang kami kesini hanya untuk mengejekku mu, kau pikir kami tidak punya kerjaan? " Tanya Jack sedikit tersindir

"Lalu? Untuk apa kalian kesini?

"Aku dan Jack akan menemani mu saat di pasar" Ucap Grace

Victor tidak menjawab, pria itu meletakkan pedang nya kembali dan beranjak pergi.

last NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang