10. Situasi Sulit

23 9 12
                                    

Siang hari yang cerah di negara Pixabay. Sekumpulan wanita cantik sedang istirahat sejenak setelah menyelesaikan tugas masing-masing. Mereka memilih duduk di bawah pohon Cery Blossom yang berjejer rapi di taman belakang istana.

"Bagaimana rasanya pergi ke Festival Emerald? aku iri pada kalian berdua, Padahal itu merupakan impian ku sejak dulu" Rosie berucap setelah tahu bahwa Ruby dan Alice pergi ke sana

"Aku juga, di tambah kalian pergi bersama pangeran Xavier. Itu merupakan impian setiap wanita di negara pixabay" Ucap Sonya menimpali  perkataan Rosie

"Tidak ada yang spesial di festival itu, hanya banyak bangsawan yang berhadir. Kau tahu? Aku merasa risih lantaran para wanita bangsawan menatap ku sinis" Jawab Alice geram

"Wajar mereka menatapmu seperti itu, mereka iri kau bisa pergi bersama pangeran Jack" Celutuk Rosie

"Apa yang mereka irikan terhadap diriku? Aku mau pergi ke sana karena taruhan pangeran Jack. Dia meminta ku menemani nya, lagipula derajat para wanita bangsawan itu lebih tinggi dariku. Kalau mereka mau, mereka bisa mendapatkan pangeran Jack"

Ruby, Rosie dan Sonya kaget. Jadi tebakan mereka selama ini salah? Tebakan bahwa sebenarnya Alice menaruh rasa pada pangeran Jack. Ruby menatap netra kelam Alice berusaha mencari kebenaran di sana. Namun semakin lama, netra kelam itu semakin tidak bisa di tebak.

"Sungguh Alice? Kau benar-benar tidak mempunyai rasa pada pangeran Jack? " Tanya Ruby

"Entahlah"

Jawaban singkat Alice mendapat decakan gemas dari tiga sahabat nya. Alice ini pintar, tetapi bodoh dalam mendeskripsikan perasaan nya sendiri.

"Bagaimana dengan mu Ruby? Apa yang kalian lakukan di festival Emerland? " Sonya bertanya kepada wanita berparas kucing yang duduk di sebelahnya

"Tidak ada, hanya menemani pangeran Victor menerbangkan lampion saja. Hanya itu"

"Benarkah? Apa tidak ada adegan berpelukan? " Alice menyeringai begitu berhasil menggoda Ruby, wanita maskulin itu tertawa begitu melihat rona merah terpatri di pipi mandu sang sahabat.

"Alice! Jangan menggoda ku. Aku malu"

Ruby menutup seluruh wajahnya dengan tangan, berusaha menyembunyikan wajah merah merona miliknya. Alice tertawa, Sonya dan Rosie bersorak.

"Wahh Ruby, kau sangat beruntung. Ku lihat semakin hari kau dan pangeran Victor semakin dekat, kenapa tidak menjalin hubungan saja? "

Pertanyaan blak-blakan dari Rosie mendapat delikan dari Ruby. Menjalin hubungan dengan pangeran mahkota Xavier?

"Bukankah itu sedikit keterlaluan? Dari zaman dulu, tidak ada seorang pelayan yang menjalin hubungan dengan pangeran. Apalagi itu pangeran mahkota, semua bumi dan isinya akan mencaci diriku jika aku berani melakukannya. Lagipula pangeran Victor tidak memiliki perasaan terhadap diriku" Ruby terkekeh miris di sela ucapannya. Meski ulu hatinya sakit seperti tertusuk pedang, tapi inilah fakta yang tidak bisa di tolak siapapun.

Alice mengangguk menanggapi perkataan Ruby. Fakta yang wanita kucing itu lontarkan sepenuhnya adalah benar. Tanpa sadar ia ikut sakit mengingat posisinya yang hampir mirip dengan Ruby. Meski Alice mengaku tidak memiliki perasaan apapun terhadap pangeran Jack dan menolak pesona pria itu, Alice tidak bisa membohongi dirinya sendiri, bahwa Jack memiliki ruang tersendiri di hatinya. Tetapi wanita itu masih tidak bisa memastikan, perasaan jenis apa yang ia taruh pada pangeran Xavier kedua itu.

"Kau selalu berpikiran jelek, setidaknya coba pikirkan sisi baiknya. Jika kau dapat menaklukan pangeran Victor dan menikahi nya, maka derajat mu akan lebih tinggi. Kau akan di angkat menjadi permaisuri istana Xavier, semua orang akan tunduk pada dirimu"

last NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang