Hujan deras tiba-tiba mengguyur kota Jakarta di malam hari. Seorang wanita berlari ringan melewati rintik hujan dengan didampingi seorang laki-laki yang membawakan payung untuknya. Terdengar terikan histeris banyak orang ketika melihat wanita itu keluar dari gedung RXTI. Dia membiarkan sepatu ketsnya terkena percikan air hujan yang menggenang.
“Salma Kak Salmaaaa foto dong Kak..” Suara teriakan sekumpulan orang yang berada di depan gedung. Mereka adalah sebagian kecil fans Salma Salsabil. Beberapa orang membawa hadiah kecil untuknya. Salma melambaikan tangan sambil tersenyum dan berjalan cepat ke arah mobil van hitam yang di parkir di depan gedung.
"Makasih ya malem-malem harusnya di rumah hujan juga." Ujarnya sambil meladeni fans meminta foto. Kemudian dia segera membuka pintu mobil dan memasukinya. Laki-laki yang bersamanya juga masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang kemudi.
“Sekarang gue bisa tidur di apartement. Akhirnyaa setelah seminggu tour.” Ungkap Salma sambil membuka jaket hitam yang dipakainya.
“Iya tapi besok jangan lupa gue jemput jam sepuluh pagi.” Ujar Fery managernya.
Salma Salsabil, seorang penyanyi yang meledak satu tahun terakhir ini. Dia memenangkan juara pertama ajang pencarian bakat menyanyi yang selalu mendapat tranding di YouTube. Dia mengeluarkan album bertajuk Kisahku yang sebagian besar lagunya mendapat predikat allkill chart di plafond musik tanah air. Selain itu dia juga berasal dari agensi besar ternama UMI.
Dia menempati apartement yang disediakan UMI untuknya. Salma tinggal berdua dengan Nabila Takkiyah, yang juga artis UMI. Salma mengeluarkan hpnya dari dalam tas yang di letakkan di sebelah kirinya. Tangannya mulai sibuk menscrol mencari beritanya yang sedang FYP.
“Gila rame banget tadi Kak di Kendari. Alhamdulillah lega banget tiket bukan habis karena calo."
"Iya lah. Besok pagi ada wawancara kecil. Kayaknya di Eprix sih."
"Tsiap Bost. Malem ini gue harus tidur cantik." Ujarnya sambil memasukkan hpnya ke dalam tas.
***
Salma menyandarkan kepalanya ke bantal kursi dan memejamkan matanya. Waktu sudah berjalan mendekati tengah malam. Kemudian setelah lima puluh menit perjalanan, mobil van itu berhenti di tempat parkir apartement Salma.
“Sal, udah sampek.” Sang Manager membangunkannya pelan. Mereka sudah bekerja sama selama satu tahun. Salma segera membuka matanya dan mengambil tas dan jaketnya yang diletakkan di sebelah kirinya.
"Kak Fer biar aku bawa sendiri kopernya. Makasih Kak besok tolong ditelponin terus takut ketiduran.” Dia berdiri di samping mobil sambil menunggu kopernya diturunkan.
"Oke. Cepetan masuk." Ujar Kak Fery menunggu Salma masuk ke loby apartemennya. Setelah melihat mobil van menghilang dari pandangannya, salma segera menuju lift. Jarinya menekan angka tujuh di tombol lift. Menunggu selama lima detik sampai lift berhenti. Dengan lesuh Salma memencet tombol pasword dan membuka pintu apartementnya.
“Sayang mamih pulang. Assalamualaikum Nab.” Sambil membuka sepatu ketsnya tapi tidak ada jawaban dari Nabila. Mungkin dia sudah tidur. Melihat ini sudah jam setengah sebelas malam. Salma berjalan menuju kamar Nabila yang berada di sebelah kiri. Pelan-palan dia membuka pintu kamar. Ternyata Nabila tidak ada di kamarnya. Kemudian Salma berjalan menuju kamar mandi dan mengetuk pintu kamar mandinya. Tapi tidak ada jawaban. Salma membuka pintu kamar mandi dan tidak menemukan Nabila.
“Kemana tu anak sih. Apa ada acara ya." Salma bergumam sendiri. Kemudian bergegas menuju kamarnya di lantai atas. Dia meletakkan tasnya di atas kasur dan berjalan menuju lemari pakaian dan mengambil piyama tidurnya. Setelah itu dia bergegas menuju kamar mandi di bawah karena pipa air di kamar mandi atas rusak.