Maafkan kalau lama. Soalnya ada deadline lain. Semoga kalian suka ^^^^^^
Cause all of the small things that you do
Are what remind me why I fell for you
And when we're apart, and I'm missing you
I close my eyes and all I see is you
And the small things you doPaul memetik gitarnya sambil menyanyikan lagu kesukaannya. Dia duduk di balkon apartemennya. Di sampingnya ada rokok beserta asbaknya. Hal yang terjadi di rumah Nabila membuatnya terus berpikir. Takut kalau nanti akan membuat Nabila kecewa.
"Powl ngapain lo. Ini jam 2 malem woy." Ujar Rony sambil melepas satu headset bluetooth dari telinganya. Dia terganggu karena sedang sleepcall sama Salma.
"Sorry sorry ganggu ya gue. Ya udah gue ke kamar." Ujar Paul sambil beranjak menuju kamarnya.
Paul merebahkan tubuhnya ke kasur. Dia mengecek jadwalnya seminggu ke depan. Ternyata minggu ini dia hanya kerja selama 2 hari bersama Panaroma. Yaitu hari sabtu dan minggu. Tiba-tiba terbersit keinginan untuk pulang ke Bali. Mumpung sekarang masih hari selasa. Paul segera membuka aplikasi untuk memesan tiket pesawat. Betapa leganya dia masih ada kursi business yang kosong pada jam 5 pagi. Saat ini masih jam 2 pagi.
Paul berlari menuju kamar Rony, "Ron anterin gue ke bandara. Gue mau balik ke Bali jam 5."
"Lah mendadak?"
"Iya. Gue lagi penat banget. Mau nyatai aja dulu Bali." Jawabnya sambil merebahkan tubuhnya ke kasur Rony.
"Lo ada masalah apa sih. Cerita napa." Tanya Rony.
"Nggak ada. Gue cuma pengen ke balik aja. Gue beres-beres dulu." Paul meninggalkan kamar Rony.
"Lah Powl Kak Ratih jangan lupa kabarin." Teriak Rony.
***
"Kak Salma.." Nabila mengetok pintu kamar Salma.
Salma yang baru saja mau masuk ke kamar mandi harus merubah arahnya menuju pintu, "Apa Nab?"
"Kak semalem telponan sama Babeh kan?"
Salma mengangguk, "Iya. Sekita jam 2 udah nggak. Kenapa Nab? Mau ngobrol? Sambil makan ya, laper aku." Salma menutup pintu kamarnya. Dia berjalan beriringan dengan Nabila menuju dapur.
"Paul nggak ada kabar. Aku telpon, chat, DM nggak dibales semua Kak. Aku takut."
Salma meneguk segelas air lemon yang dia ambil dari kulkas, "Tumben dia. Biasanya kan aktif."
"Iya Kak. Kayaknya dia marah."
Salma terdiam sambil meneguk lagi air lemon yang tersisa setengah. Dia tau pasti ada hal yang membuat Paul menghindar dari Nabila.
"Emang kenapa Nab?"
Nabila menyenderkan punggungnya ke kursi, "Mama undang Kak Nuca. Terus banyak ngobrol sama Kak Nuca. Kayaknya itu yang bikin Paul sedih Kak."
"Yaudah tenang dulu. Nanti aku tanyain Rony, sekarang masih tidur dia. Kamu ada kerjaan hari ini?"
"Ada private event sih Kak. Tapi aku nggak tenang Kak."
Salma mendekat duduk di samping Nabila sambil memeluknya, "Nab kalau kata ku ya, dia mungkin lagi menenangkan diri aja. Kamu tunggu aja kabar dari dia."
Nabila menghela nafas, "Gitu ya Kak. Semoga dia emang nggak papa. Aku mandi dulu ya Kak. Tolong tanyain ke Kak Rony."
"Iya ini gue coba telpon."
Salma mencoba menelpon Rony tapi jelas saja pacarnya itu masih molor. Ini juga baru jam 7 pagi. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke kamarnya lagi.
***