Tak terasa sudah 6 bulan Panaroma merilis lagu sebagai grup. Dan kini saatnya mereka akan memulai tour ke beberapa kota. Mereka akan mengadakan tour dibeberapa kota besar. Tour pertama akan diadakan d Jakarta 3 minggu lagi. Terkait tempat dan berapa tiket yang terjual masih menjadi rahasia. Tugas mereka hanya menyiapkan yang terbaik untuk orang yang menonton konser mereka.
Saat ini, mereka berada di UMI untuk membicarakan lagu yang akan dinyanyikan.
"Sal, lo sama yang lain dipanggil Pak Kobi. Di ruang meeting." Ujar Bang Fery yang tiba-tiba muncul dari balik pintu studio rekaman.
"Ngapain Bang?" Tanya Paul.
"Ada meeting. Mau ngasih tau soal konser kalian kayaknya."
Salma menjadi antusias, "Guys, ayok kita di panggil Pak Kobi di ruang meeting. Buruan." Salma berjalan pelan di belakang Bang Fery.
Rony berlari kecil mengejar Salma. Diikuti Paul dan Nabila di belakangnya.
"Malam semua. Kita Panaroma." Ucap Salma membuat yang mendengar tertawa. Ternyata tidak hanya Pak Kobi tapi ada Bu Dini dan beberapa staf UMI sekitar 10 orang.
"Ehh.. Panaroma. Duduk dulu."
Mereka duduk berjajar. Salma duduk paling kiri, dekat Pak Kobi. Diikuti Rony, Paul dan Nabila.
"Gimana kabar kalian. Kok keliatan kurus semua. Manager kalian nggak bolehin makan enak apa?" Ujar Pak Kobi. Meskipun dia berkata sambil tersenyum, tapi yang mendengarnya jadi grogi.
"Kita malah disuruh makan terus Pak. Rony masih ginuk-ginuk kan."
Salma tanpa sadar betingkah lucu membuat semua yang di sana bingung. Untung saja ginuk-ginuk itu bahasa jawa jadi tidak semua orang paham yang diucapkan Salma.
"Ini kenapa kita dipanggil ke sini Pak?" Tanya Paul to the point.
"Ini Bu Dini mau kasih kalian kejutan. Tapi jangan sampek pingsan ya. Apalagi Salma tuh."
Perkataan Pak Kobi benar sangat ber impact pada jantung mereka. Entah apa yang akan diucapkan Bu Dini. Mereka mendengarkan dengan seksama dan melihat ke arah Bu Dini sebagai petinggi UMI dan RXTI. Di bawah meja tangan mereka saling menggenggam satu sama lain.
"Guys saya bangga kalian lahir dari rxti dan menjadi artis di UMI. Pertama, saya akan kasih tau kalian kalau penjualan tiket konser kalian disemua kota soldout dalam 1 bulan."
Panaroma terkejut. Dari pihak promotor dan yang bertanggung jawab memang sengaja tidak memberitahu Panaroma. Selain untuk menjadi kejutan, tapi agar Panaroma lebih fokus dan melakukan yang terbaik.
"Nanti kalian cek sendiri. Selama ini manajer kalian yang selalu ngecek gimana persiapan untuk konser kalian." Lanjut Pak Kobi.
"Yang beli tiketnya manusia semua kan Bu." Ucap Nabila pelan tapi menyebabkan tawa seisi ruangan.
"Iya lah Nabila. Ceritanya, awal kita cuma buka 10ribu tiket. Harapan kita yang penting fansbase kalian yang akan beli semua tiketnya. Ternyata permintaan membludak. Promotor meyakinkan kita kalau konser kalian bisa tembus 50ribu tiket. And thats so amazing.."
Semua orang yang ada di sana bertepuk tangan. Salma sampai setengah melompat saking kagetnya. 50ribu orang? Iya kan? Ini bukan prank kan? Nabila bahkan tiba-tiba menangis sambil kedua tangannya memegang tangan Paul.
"Ron.." Ucap Salma lirih sambil menatap Rony.
Rony tak banyak ekspresi. Tangannya yang hangat menggenggam tangan Salma yang sedingin es. Dia ingin mendengar lebih banyak soal konser mereka.