Sore ini Paul akan bertemu sahabatnya, Dimas. Dia datang ke hotel tempat Dimas dan timnya menginap. Saat Paul berjalan di koridor menuju kamar Dimas. Dia melihat Dimas yang baru keluar dari kamarnya.
"Woy whatsup bro udah dateng lo." Ujar Dimas sambil memeluk Paul.
"Bro akhirnya kita ketemu. Sehat kan masih."
"Seperti yang lo liat. Sehat dan aman. Gue laper ayo cari makan." Lanjut Dimas.
Saat mereka berjalan menuju lift Paul bertemu dengan musuhnya saat dia di club bola.
"Eh ada artis gimik Yog." Ujar Ketut.
"Gimik padahal penghianat ninggalin tim." Jawab Yoga sambil menatap Punggung Paul.
Paul berusaha diam saat mendengar ucapan teman club bolanya dulu. Dia memencet tombol lift.
"Diem nggak usah bacot deh lo." Ucap Dimas. Saat ini tangan Dimas menepuk pelan punggung Paul agar tidak melihat ke arah mereka.
"Huuu takut takut mantan preman emang beda." Ucap Tristan.
Yoga dan Paul pernah memperebutkan posisi kapten saat di club bola. Bahkan mereka pernah pernah masuk rumah sakit karena saking parahnya perkelahian mereka.
"Bangsat lo diem nggak. Lo nggak kapok koma dulu. Mau koma lagi lo. Pergi sekarang kalau mau idup lama."
"Halah. Nggak mungkin berani dia. Dia udah jadi peliharaan orang kan."
Apa mereka tau kalau Paul sejak tadi menahan amarahnya. Tangannya sudah mengepal sampai kukunya menembus kulit. Mereka bertiga juga salah satu alasan hidup Paul hancur.
"Lo masih makek kan Powl? Lo mau? Gue punya gratis nih." Yoga melempar sebungkus kecil bubuk putih ke punggung Paul. Paul melihat bubuk putih yang tergeletak di lantai.
Tentu saja Paul yang emosinya sudah tak terbendung segera menghampiri Yoga dan menarik krah bajunya sampai kaki Yoga mengambang.
"Anjing ya lo gue dari tadi diem tapi lo ngelunjak."
Akhirnya Paul dan Yoga saling baku hantam. Yang lain membantu melerai tapi nggak berhasil. Sampai tak disengaja ada polisi yang sedang bertugas. Seketika Paul dan Yoga menghentikan aktivitas fisik mereka. Dan sayangnya Paul dan yang lain di bawa ke kantor polisi.
***
Rony sedang diperjalanan ke arah pulang dari offair. Dia tertidur di kursi belakang. Sejak tadi dia lupa untuk mengaktifkan hpnya. Nabila dan Salma sejak tadi menghubunginya. Tapi ada cara lain untuk mencari kabar Rony yaitu lewat Kak Jo, Kakak kandung Rony sekaligus manager Rony.
"Hallo Sal"
"Malem Kak Jo maaf aku ganggu"
"Nggak nyatai kok. Lo nyari Rony?"
"Iya Kak. Rony sama Paul ditelpon nggak bisa."
"Ini kalau Rony baru selesai offair. Dia tidur tuh di belakang."
"Ohh iya Kak."
"Bentar deh gue bangunin Rony dulu. Nanti gue suruh telpon lo."
"Oke Kak makasih.""Ron bangun Ron.." Ujar Bang Jo sambil menggoyang kaki Rony.
"Apa sih Bang. Gua capek."
"Ini Salma telpon gue."
Mendengar nama Salma dia seketika membuka mata dan duduk tegak mencari hpnya, "Hp mana hp. Gue lupa idupin lagi."
"Dih denger nama Salma sampek loncat lo. HP lo di tas tu. Lo pacaran apa sama Salma?"
"Duh Bang jangan instrogasi sekarang."
Rony segera menghidupkan hpnya. Banyak pesan masuk. Dia mencari nama Salma untuk menelponnya tapi ada telpon masuk dari Paul.