Hari Senin datang kembali.
Pagi ini Taehyun bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, tapi naasnya harus dihadang suatu kendala. Motornya mogok, beruntung ia belum berangkat. Jika nanti mogoknya ditengah jalan, sudah menderita si Taehyun ini.
"Masih belum bisa nyala Hyun?" Tanya bundanya yang baru saja keluar rumah.
"Belum bun, Taehyun bingung yang salah apanya. Padahal, bensinnya masih banyak." Balas Taehyun.
Taehyun tidak tahu apa-apa tentang motor, biasanya ayahnya lah yang memperbaiki motornya kala rusak dan mogok seperti ini. Sayangnya, beliau sudah berangkat kerja lebih dulu.
Disisi lain, yakni di kediaman Beomgyu. Cowok itu hendak berangkat sekolah, ia memanasi motornya sejenak. Saat sudah selesai semua, Beomgyu pamit pada orangtuanya, tentu saja ia pamit. Biarpun akhlaknya minus, tapi Beomgyu masih punya sopan santun.
"Gyu berangkat dulu, ma, pa." Pamitnya menyalimi tangan kedua orangtuanya.
"Iya, kamu belajar yang bener, biar bisa kaya anak tetangga, pinter." Mamanya kembali memulai.
Terdengar helaan napas dari papanya, "ma, udahlah. Ini kan Beomgyu ma, bukan Taehyun."
Beomgyu tersenyum, dalam hati ia terharu pada papanya. Hanya beliaulah yang mengerti dirinya.
"Ya emang bener kok pa, dia Beomgyu. Mama tuh cuma mau ngasih wejangan aja, harusnya dia belajar sama Taehyun, biar pinternya itu nular." Jelas mamanya.
Berdebat dengan mamanya itu gak bakal ada ujungnya. Beomgyu mah pasrah akan nasibnya. Sebenarnya Beomgyu tuh kesal, kapan mamanya akan berhenti membandingkan dirinya dengan si Taehyun itu?
Dan tunggu, apa katanya? Harus belajar dengan Taehyun? Ogah Beomgyu mah, yang ada gak belajar tapi pertengkaran.
"Udah sana berangkat, nanti telat lagi." Ujar papanya.
Beomgyu mengangguk, ia menaiki motornya, menggeber-geberkan sejenak lantas ia melaju meninggalkan pekarangan rumahnya. Baru saja beberapa meter, maniknya menatap rumah tetangganya.
Disana ada bunda Tika sedang memperhatikan Taehyun yang tampak kesusahan dengan motornya. Beomgyu pun memutuskan untuk berhenti.
"Kenapa bun?" Tanya Beomgyu.
Bunda Tika menoleh, ia tersenyum, "ini Gyu, motornya Taehyun kumat lagi." Jawabnya.
Taehyun melihat itu malas, mau apa lagi si pengganggu itu? Jangan-jangan cari muka dengan bundanya lagi.
"Bisa minta tolong benerin gak Gyu? Taehyun harus berangkat sekolah soalnya." Pinta bundanya.
Beomgyu tampak berpikir, "maaf bun, Gyu gak tau soal motor, kan Gyu anak listrik bukan anak teknik." Jawabnya.
Mendengarnya, bunda Tika mendesah kecewa. Taehyun pun sama, ia murung. Bisa terlambat sekolah sudah dirinya.
Melihat wajah kecewa mereka, Beomgyu jadi tidak tega. Ia pun turun dari motornya, ia berjalan kearah Taehyun, "coba sini gue liat."
Taehyun sedikit minggir, memberi akses pada Beomgyu. Cowok itu tampak mengamati motornya,
"Udah isi bensin belum lo?" Tanya Beomgyu.
"Udahlah, baru aja gue isi kemarin." Balas Taehyun.
Beomgyu menganggukan kepala, "gue izin naik ya?"
Taehyun mempersilahkan, dalam hati ia sedikit kaget. Ternyata Beomgyu masih mempunyai sedikit akhlak. Beomgyu menaiki motor Taehyun, ia berusaha menyalakannya mesinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Tetangga -Beomtae ✓
FanfictionTentang Beomgyu yang selalu dibanding-bandingkan dengan anak tetangga.