CHAPTER SEBELAS

943 150 9
                                    

Hari semakin sore, tapi Taehyun masih berada didepan gerbang sekolahnya. Menunggu dua manusia yang tengah di berikan pelajaran oleh guru didalam sana. Taehyun menghela napas, wajahnya terlihat begitu suram. Ia menunduk menatap sepatunya.

Rasa takut dan bersalah menyelimuti hatinya. Jujur, ia masih merasa malu. Ia merasa bahwa pertengkaran mereka itu berasal darinya. Taehyun menghela napas, ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

Sedangkan didalam sana, terdapat Beomgyu dan Soobin yang berdiri dengan kedua tangan di belakang membentuk postur istirahat ditempat. Wajah mereka sudah di obati, guru-guru didepannya memarahi mereka habis-habisan dan memberikannya sebuah bimbingan.

"Kalian pikir bertengkar begitu merasa keren?! Harusnya kalian malu, bertengkar di luar sekolah masih pake seragam, bukankah sudah otomatis nama baik sekolah tercoreng?" Ujar kepsek, seraya menatap mereka tajam.

"Dan kamu!" Kepsek itu menunjuk Beomgyu, "saya akan membicarakan ini pada kepala sekolah mu untuk memberikan hukuman yang seharusnya."

Beomgyu tak bisa berbuat apapun selain mengangguk pasrah. Maniknya melirik tajam pada Soobin, pemuda itu pun melirik tak kalah sengit. Masih ada hawa-hawa hitam diantara mereka.

Selain di beri bimbingan oleh kepsek, guru BK dan kesiswaan pun turut memberikan mereka pembinaan. Dan memberikan mereka peringatan, jika mereka kembali mengulanginya, akan datang surat pemanggilan orang tua.

Cukup lama mereka berdiri, akhirnya sudah di perbolehkan pulang, Beomgyu berjalan terlebih dahulu meninggalkan Soobin di belakang. Sampainya didepan, ia melihat Taehyun yang berjongkok sambil menyembunyikan wajahnya diantara lipatan tangannya.

Sontak rasa bersalah menghujami hatinya. Ia berjalan mendekat kearahnya. Sepertinya si manis peka akan kehadirannya, ia pun segera berdiri dan sedikit menjauh darinya, maniknya terlihat enggan menatap Beomgyu.

"Hyun—"

"Bikin malu." Panggilan dari Beomgyu langsung dipotong oleh Taehyun, terlihat pemuda manis itu mengepalkan tangannya.

Di belakangnya, ada Soobin yang diam menatap interaksi mereka.

Taehyun menoleh menatap Beomgyu benci, "lo bikin gue malu anjing!" Teriaknya.

Hati Beomgyu teriris mendengarnya, Taehyun yang sangat jarang berkata kasar, kini terucap dengan jelas padanya.

"Mau lo apa sih, huh?" Tanya Taehyun, ia berjalan mendekat,

"lo mau apa dari gue?!" Tanyanya lagi seraya mendorong kuat bahu Beomgyu hingga membuatnya terhuyung beberapa langkah.

Manik Taehyun mulai memanas, tapi berusaha mungkin ia membendung air matanya yang kemungkinan besar bisa keluar kapan saja. Terlihat disana, Beomgyu hanya diam tak menjawab apapun.

"Bisa gak sih lo, gak usah gangguin gue? Gak usah ngurusin hidup gue? Emang lo siapa? Lo itu gak punya hak apapun atas gue!" Tatapan Taehyun berubah sendu, dadanya kembang-kempis bibirnya bergetar berusaha menahan Isak tangis keluar.

Sial, apa ia benar-benar selemah ini?

Beomgyu diam menunduk, tak berani menatap wajah manis itu yang menunjukkan sedih, marah, dan kecewa padanya. Hatinya sudah seperti luka di tabur oleh garam, perih rasanya.

Apa yang dikatakan Taehyun benar adanya. Memang ia siapa? Hanya seorang pengganggu yang dengan kurang ajarnya mengusik hidup Taehyun. Meledek, menjadikannya bahan kesenangannya, dan mengganggunya sampai ia puas sendiri, hanya sebatas itu. Ia tak memiliki hak apapun akan Taehyun.

"Gue benci sama lo."

Kalimat itu mampu membuat Beomgyu spontan mendongak dan menatap pemuda manis tersebut. Taehyun menatapnya nyalang penuh kebencian, sepasang bola matanya begitu bening karena terlapisi kaca yang bisa pecah saat ini juga.

Anak Tetangga -Beomtae ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang