CHAPTER ENAM

918 151 12
                                    

"Duh, Hyun. Sanyo nya mati lagi, mana ayah belum pulang, terus bunda Belum mandi, aduh!"

Sepulang sekolah, Taehyun langsung di sambut dengan celotehan bundanya yang mengeluh karena air rumah mereka mati lagi. Taehyun melepas sepatunya lantas meletakkan dengan rapih ke rak yang di sediakan.

Terlihat bundanya kembali sibuk di dapur, ia berusaha menyalakan kran dan berharap ada air keluar. Taehyun menghela napas, ia pun ke kamarnya dan berganti pakaian.

Selesai dengan urusannya, Taehyun menghampiri bundanya yang duduk di meja makan ia sibuk melihat ponselnya, sepertinya mengabari ayahnya mengenai sanyo mereka mati lagi.

"Kamu bisa benerin gak Hyun?" Tanya sang bunda, terlihat sedikit harapan di sana.

Taehyun menggaruk tengkuknya, merasa tak enak, "ya gak bisa lah, bunda ini ngelawak apa gimana?"

Terdengar dengusan kesal dari bundanya, "kamu ini apa-apa gak bisa! Benerin sanyo gak bisa, benerin mesin cuci gak bisa, benerin listrik gak bisa! Kamu itu loh, gak ada inisiatif buat belajar sama Beomgyu apa? Tau gitu mending bunda masukin kamu ke SMK aja!" Cerocos bundanya.

Taehyun menunduk, hatinya tersayat mendengar perkataan sang bunda. Setiap kali bundanya meminta tolong tentang listrik dan mesin, seketika membuat Taehyun merasa tak berguna menjadi anaknya.

Taehyun tak memiliki bakat keterampilan apapun, ia hanya pintar di akademik, tidak seperti Beomgyu yang pintar di dunia praktek.

"Kamu liat tuh si Beomgyu, pernah bantuin pekerja PLN benerin listrik didepan komplek." Ujar bundanya lagi.

Manik Taehyun terasa panas, dadanya begitu sesak, "maaf."

Sang bunda menghela napas, ia beranjak dari kursinya,

"bunda mau panggil Beomgyu, emang cuma dia yang paling bisa di andalkan." Ujarnya, lantas pergi keluar menuju rumah tetangga, yang tak lain dan tak bukan adalah keluarga Beomgyu.

Hanya tersisa Taehyun sendiri di rumah, bersama keheningan yang menjadi saksi akan ucapan pedas dari orang yang di sayanginya.

Tanpa sadar, satu tetes cairan bening lolos turun di pipinya. Taehyun menghela napas, ia menutup matanya dengan satu tangannya, hingga akhirnya terdengar isakan dari buah bibirnya, dan pipinya yang basah karena air mata.

———

Beomgyu baru saja selesai membantu membenarkan sanyo tetangganya yang rusak. Tadi sampainya di rumah, Beomgyu niatnya ingin langsung berleha-leha, tapi terdengar suara bunda Taehyun ke rumahnya.

Dan ia di mintai tolong untuk membenarkan sanyo rumahnya yang kembali mati. Sebagai tetangga yang baik, Beomgyu pun membantunya, tak membutuhkan waktu lama sebenarnya hanya sekitar 30 menit sudah benar kembali seperti semula.

Bunda Taehyun terlihat sangat senang, ia bahkan di berikan bingkisan sebagai imbalan. Beomgyu sebenarnya tidak enak, tapi tidak baik juga menolak.

Akhirnya ia pun pulang kerumah, hari sudah gelap. Beomgyu berjalan menuju rumahnya sambil meneteng alat-alat untuk membenarkan sanyo dan juga bingkisan dari bunda Taehyun.

Sampainya didepan rumah, terlihat mama nya terdiri didepan pintu sambil berkacak pinggang, wajahnya terlihat galak.

"Kemana aja? Jam segini bukannya bantuin mama terus belajar malah ngelayap entah kemana! Kamu gak malu sama Jungwon adikmu? Meski masih kelas satu SD dia punya inisiatif buat bantuin mama loh!" Omelnya.

Anak Tetangga -Beomtae ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang