CHAPTER SEPULUH

1K 143 17
                                    

Pagi ini Taehyun di buat terkejut dengan kehadiran Beomgyu yang datang kerumahnya, pemuda itu datang ke rumah disaat Taehyun belum bangun, ia pun di bangunkan oleh bundanya dan beliau berkata bahwa Beomgyu sudah ada di ruang tamu, pemuda itu mengajaknya untuk berangkat bersama.

Gila, Taehyun saja belum mandi tapi Beomgyu sudah rapih dengan seragamnya. Kira-kira apa yang merasukinya? Kenapa ia bisa niat sekali?

Saat ini mereka tengah sarapan bersama di rumah Taehyun. Awalnya Beomgyu menolak, ia sudah makan sepotong roti dari rumah untuk mengganjal perutnya, tapi bunda Taehyun begitu kukuh mengajaknya sarapan bersama, hingga mau tak mau Beomgyu turut bergabung.

Suasana meja makan tak ada kecanggungan sama sekali, rasanya hangat dan harmonis. Beomgyu di perlakukan layaknya anggota keluarga diantara mereka. Bunda Taehyun sangat ramah, ia bahkan menawarkan Beomgyu mau nambah atau tidak.

Beomgyu menolak halus tentu saja, jika kebanyakan makan perutnya bisa meledak.

"Tumben Gyu, ngajak Taehyun bareng lagi?" Tanya bunda Taehyun.

Beomgyu tersenyum, "lagi pengin aja bun."

"Kenapa gak dari dulu aja Gyu? Saya malah merasa lebih lega kalo Taehyun sama kamu." Sang ayah turut bersuara.

Beomgyu menggaruk tengkuknya, bingung ingin menjawab apa. Tatapan dari ayah Taehyun membuat Beomgyu menelan ludahnya kasar. Masa iya ia harus menjawab, dulukan kita musuhan pak, sekarang kayaknya aja masih.

Bisa rumit nanti ceritanya, kasihan sama authornya.

"Beomgyu kan punya kesibukan sendiri yah, gak setiap hari Beomgyu bisa anter-jemput Taehyun." Celetuk Taehyun menjawab pertanyaan ayahnya.

Ayahnya hanya ber-oh, lantas mulai kembali memakan sarapannya. Beomgyu menghela napas lega, Taehyun menyelamatkannya.

———

"Ini beneran kita berangkat sekarang? Apa gak kepagian?" Tanya Taehyun seraya mengenakan Helmnya.

Beomgyu menoleh kearahnya, "gak papa, yang penting bisa bareng kamu." Ujarnya, lantas ia tersentak dengan apa yang dikatakannya.

Taehyun menatapnya aneh, Beomgyu menggaruk tengkuknya canggung, "maksud gue... Biar kita bareng aja."

"Freak." Ujar Taehyun singkat, raut mukanya terlihat begitu datar.

"Udahlah, yuk cepet berangkat." Ajak Beomgyu, dengan segera ia menaiki motornya dan menyalakan mesinya, terlihat bunda dan ayah Taehyun keluar dari rumah melihat mereka.

"Bun, yah, kita berangkat dulu ya!" Teriak Beomgyu seraya tersenyum dan tangan yang terangkat memberi dadah, begitu juga dengan Taehyun.

Mereka tersenyum, "hati-hati." Itu bunda Taehyun.

Beomgyu pun mulai menancapkan gasnya meninggalkan rumah Taehyun menuju tempat mereka menimba ilmu.

———

Ini masih terlalu pagi, tentu saja suasana sekolah masih sepi. Tapi sepertinya, Taehyun akan berterimakasih dengan Beomgyu. Berkatnya, Taehyun jadi bisa merasakan suasana sunyi dan tenang di sekolahnya.

Ada beberapa murid mulai berdatangan. Bahkan beberapa menit, Hueningkai datang tampak begitu takjub akan kedatangannya yang sangat tumben berangkat pagi-pagi sekali.

"Taehyun rajin banget berangkat gasik." Ujar Hueningkai tidak biasanya, hal itu menimbulkan rasa curiga bagi Taehyun.

"Apa?" Tanyanya ketus, jujur ia ingin muntah melihat wajah Hueningkai yang berpura-pura malu.

Anak Tetangga -Beomtae ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang