Taehyun langsung dilarikan ke rumah sakit. Luka-luka yang dapat juga harus di obati. Tapi naasnya, dokter bilang luka yang Taehyun dapat bukan hanya luka fisik, melainkan mentalnya juga ikut terkena dampaknya.
Memangnya siapa yang tidak trauma menjadi korban pemerkosaan? Apalagi Taehyun juga dianiaya oleh mereka. Ayah Taehyun menggeram, sungguh rasanya ia ingin melaporkan Soobin ke polisi dan menjebloskannya kepenjara. Tapi sayangnya, ia tak mempunya bukti apapun untuk di jadikan bahan laporan.
Taehyun dirawat di rumah sakit selama seminggu. Selama di sana, kedua orangtuanya benar-benar memberikan pengobatan maksimal untuk putranya. Saat masa rawat inapnya selesai, mereka pulang kerumah dan Taehyun langsung mengurung dirinya di kamar.
Ia juga beberapa minggu ini tidak masuk sekolah, jadi selama di rumah, Taehyun di berikan materi dan tugas oleh gurunya melalui daring. Anak itu terlalu takut untuk sekolah, bahkan ia juga satu sekolah dengan Soobin.
Tentu saja itu bencana.
Selain itu, Taehyun juga tak ingin menemui siapapun kecuali orang tuanya sendiri. Hal itu membuat Beomgyu sangat sulit untuk berinteraksi, atau bahkan sekedar melihat Taehyun apakah ia baik-baik saja atau tidak.
Sejauh yang ia dengar, Taehyun sudah melakukan berbagai terapi psikolog, tapi hal itu tak berhasil membuat traumanya hilang. Jika ada yang menyentuh, entah itu sengaja atau tidak, pasti Taehyun akan langsung menghindar. Jika sudah terlampau takut, tubuhnya akan bergetar di susul oleh tangisan.
Separah itu ya dampaknya?
Setiap hari, Beomgyu selalu melihat jendela rumah Taehyun dari rumahnya. Selalu berharap, agar jendela itu terbuka, menampilkan Taehyun yang tengah membaca novel seperti biasa.
Namun nyatanya, sampai sekarang itu belum terjadi, Beomgyu bahkan berinisiatif memberikan Taehyun permen dan juga kata-kata semangat melalui jendelanya.
Setiap pagi, Beomgyu pasti akan mengetuk jendela, lantas menempelkan seplastik permen bersama skinny note di sana. Awalnya Taehyun bingung, tapi setelah mengetahui bahwa itu adalah Beomgyu. Taehyun selalu menerimanya, tanpa absen.
Seperti sekarang, Taehyun tengah menunggu Beomgyu datang mengetuk jendelanya, seumur hidupnya Taehyun tak pernah seantusias ini dalam menunggu, apalagi hal sepele seperti menunggu permen dan seuntai kata semangat dari seseorang.
Dok! Dok! Dok!
Jendelanya di ketuk pelan, tubuh Taehyun langsung tegak, senyumnya mengembang. Samar-samar ia melihat bayangan Beomgyu yang tengah sibuk menempelkan sesuatu disana. Setelahnya, Beomgyu langsung pergi.
Taehyun tak langsung beranjak, ia menunggu Beomgyu benar-benar pergi. Setelah itu Taehyun berjalan dan membuka jendelanya, ia mengambil skinny note dan permen yang ada di jendelanya. Seperti biasa, permennya rasa stroberi, ia membaca tulisan di kertas kecil tersebut.
Petir bukan sembarang petir
Apa? Lo kira gue mau pantun?
Bukan!
Gue cuma mau bilang, kalo lo itu sumber kekuatan gue yang kuat bagaikan petir.
- Beomgyu ganteng
"Apa sih," Taehyun terkikik membacanya, biasanya jika Taehyun membaca hal seperti ini ia akan ilfeel, tapi entah kenapa saat mendapatkannya dari Beomgyu rasanya berbeda. Taehyun bahagia.
Taehyun bergerak menempelkan kertas tersebut di tembok depan meja belajarnya, sudah banyak sekali kertas-kertas dari Beomgyu tertempel disana. Taehyun mengumpulkannya, sama sekali tak ada yang terbuang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Tetangga -Beomtae ✓
FanfictionTentang Beomgyu yang selalu dibanding-bandingkan dengan anak tetangga.