Sudah hampir 3 Minggu lamanya Beomgyu tak bertegur sapa dengan Taehyun. Terakhir kali, saat mereka mengambil motor Taehyun di rumah Yeonjun, itupun tak banyak percakapan.
Taehyun jadi lebih banyak diam, bahkan lebih diam. Beomgyu sudah melakukan berbagai aksi jahil berharap anak itu kesal dan misuh-misuh, tetapi responnya sangat berbeda dari biasanya.
Jika di ganggu, Taehyun pasti akan mengomel, dan beradu argumen dengannya, lebih parahnya lagi mengajaknya untuk menjadi atlet tinju dadakan. Tapi sekarang berbeda, jika di ganggu, Taehyun akan tetap diam, atau jika sudah terlampau kesal, pasti pemuda itu hanya berdecak dan berjalan duluan meninggalkan Beomgyu.
Akan tetapi ada yang lebih aneh di banding itu.
Semenjak mengenal pemuda bernama Soobin, Taehyun jadi sering berangkat dan pulang sekolah bersama pemuda itu, bahkan motor Vario miliknya yang baru saja diperbaiki menganggur di rumahnya. Jadi sia-sia saja usaha Yeonjun memperbaiki motor itu.
Tak hanya itu, Beomgyu juga sering melihat Taehyun pergi bersama Soobin. Entah di hari libur atau pulang sekolah, pasti Beomgyu selalu melihatnya.
Apakah mereka pacaran?
Itu, bisa saja.
Mereka juga dekat.
Entah kenapa memikirkannya membuat hati Beomgyu memanas. Tanpa sadar, ia memukul tembok kamarnya. Begitu kuat, tapi rasa sakit yang ia rasakan tak bisa mengalahkan rasa panas di hatinya. Seperti ada yang membakarnya, hingga panas membara.
Tapi tunggu..
Ia kenapa?
Memang apa urusannya jika Taehyun punya pacar? Toh, itu haknya, dan Beomgyu bukan siapa-siapanya.
Entah kenapa Beomgyu merasa tertampar dengan fakta itu.
Ceklek!
Pintu kamarnya terbuka, menampilkan mamanya yang datang dengan wajah seperti biasa, galak.
"Ngapain leha-leha terus? Cuci baju udah?"
Beomgyu mendengus, "cuci baju, nyapu, ngepel, lap meja, cuci piring udah semua." Balas Beomgyu menjejerkan satu persatu pekerjaan yang sudah ia lakukan.
Rasanya Beomgyu di perlakukan seperti babu di rumah, sudah seperti perawan. Tapi apalah daya, mamanya tidak punya anak gadis, tuhan menganugerahkan orangtuanya dua putra. Yakni Beomgyu dan Jungwon.
Mendengar itu mamanya tersenyum puas, syukurlah anaknya berubah. Tapi melihat ada yang aneh dari putranya. Ia pun berjalan menuju kasur Beomgyu, dengan penuh perhatian mamanya mengusap lembut rambut Beomgyu.
"Kok, akhir-akhir ini mama gak ngeliat kamu suka ngelayap lagi ya?" Tanya mamanya.
"Mama lucu deh, Beomgyu pergi-pergi terus di marahin, giliran Beomgyu dirumah terus di tanyain, gimana sih?" Protes Beomgyu.
"Kamu pengen mama pukul pake sapu ya?"
"Bercanda ma."
Beomgyu merinding, meski mamanya lembut tapi beliau begitu menusuk. Suasana semakin hening, tak lagi ada percakapan diantara mereka, manik Beomgyu terpejam menikmati usapan lembut mamanya.
Sangat jarang Beomgyu bermanja-manja dengan mamanya, terakhir kali saat ia masih kelas 9 SMP.
Cukup lama hening menyelimuti, akhirnya Beomgyu sadar akan sesuatu.
"Ma."
"Hm?"
"Mama ngerasa ada yang aneh gak sih?" Tanya Beomgyu, membuat usapan lembut mamanya terhenti sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Tetangga -Beomtae ✓
FanfictionTentang Beomgyu yang selalu dibanding-bandingkan dengan anak tetangga.