CHAPTER DUA BELAS

1K 150 83
                                    

"Soobin nyariin Taehyun ya?"

Mendengar pertanyaan bunda Taehyun, Soobin mengangguk dan tersenyum, "iya tante, mau ngajak jalan-jalan, boleh?"

Bunda Taehyun terkekeh, "ya boleh dong, tapi kayaknya suasana hatinya lagi gak baik. Dari tadi anak itu terus ngurung diri di kamar, coba deh kamu bujuk, siapa tau mau keluar."

Soobin mengangguk, ia pamit menuju kamar Taehyun. Sampailah ia di pintu coklat yang tertutup rapat, Soobin mengangkat tangannya dan mengetuk pintu coklat tersebut dengan sopan.

"Taehyun, ini gue, Soobin." Ujarnya memanggil.

Namun, belum ada tanda-tanda Taehyun akan keluar. Soobin mengetuk lagi pintunya, ia tak mendengar apapun didalam sana.

"Hyun." Panggilnya lagi, Soobin mendekatkan telinganya, samar-samar ia menangkap suara grasak-grusuk didalam sana.

"Bentar."

Soobin tersenyum mendapatkan balasan dari dalam sana. Gagang pintu itu bergerak, lantas pintu itu terbuka menampilkan Taehyun mengenakan hoddie hitam, bawahan celana jeans. Sederhana, tapi bukannya terkesan cool, malah terkesan manis di mata Soobin.

Taehyun menatapnya seraya tersenyum tipis, "yuk."

———

Beomgyu memangku gitarnya sembari menikmati angin malam yang menerpa dirinya, anak rambutnya beterbangan mengikuti arah angin. Saat ini Beomgyu sedang berada di teras rumahnya.

Sesekali mulutnya bersenandung menyanyikan syair lagu yang merdu dengan iringan senar gitar yang ia petik.

Ku tak bisa menggapaimu

Takkan pernah bisa

Walau sudah letih aku

Tak mungkin lepas lagi

Kau hanya mimpi bagiku

Tak untuk jadi nyata

Dan sgala rasa buatmu

Harus padam dan berakhir

Sial, Beomgyu tahu ini alay, tapi entah kenapa menyanyikan lagu itu membuat hati Beomgyu merasa sesak. Pikirannya sejak tadi tak lepas dari seorang pemuda manis bernama Taehyun.

Beomgyu menghela napas, berusaha membuang jauh-jauh rasa sesak itu. Ia memejamkan matanya, badannya ia sandarkan di kursi teras, tangannya memetik gitar di pangkuannya memainkan instrumen lagu sempurna.

Gue benci sama lo.

Seketika, Beomgyu menghentikan alunan gitarnya. Kalimat itu, mendadak muncul di otaknya. Dimana Taehyun mengucapkannya dengan penekanan, bahkan tatapan nyalang penuh dengan rasa benci yang besar.

Seumur-umur hidupnya, Beomgyu tak pernah merasa setakut ini jika di benci seseorang. Hanya Taehyun, yang bisa membuat Beomgyu seperti ini.

Tiba-tiba, telinga Beomgyu menangkap suara deru motor dinyalakan. Dan itu berasal dari tetangganya, si Taehyun. Dengan langkah hati-hati, Beomgyu beranjak dan sedikit mengintip pada tembok pembatas yang membatasi rumah mereka.

Disana, ia melihat Taehyun yang berpamitan dengan kedua orangtuanya, lantas ia naik ke motor Soobin. Selang beberapa saat, Soobin pergi menancapkan gasnya.

Anak Tetangga -Beomtae ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang