CHAPTER TIGA BELAS

1K 159 27
                                    

Keluarga Taehyun di buat gusar, pasalnya sudah jam 23.30 putra mereka, Taehyun tak kunjung pulang ke rumah. Ini sudah sangat melebihi batas dari peraturan waktu yang sudah ditentukan dalam keluarga mereka.

Mereka datang ke rumah Beomgyu meminta bantuan, betapa sedihnya Beomgyu melihat bunda Taehyun yang menangis di peluk oleh mamanya, saking khawatirnya pada putra mereka.

Ayah Taehyun, Beomgyu, dan papanya sepakat untuk berpencar mencari Taehyun. Mereka berdua mengenakan mobil masing-masing, sedangkan Beomgyu menggunakan motornya sendiri.

Di sepanjang jalan, pikiran negatif terus menyerangnya, maniknya tak pernah lengah sedikitpun melihat jalanan. Di otaknya ia teringat akan pesan dari teman-temannya mengenai Soobin.

Brengsek pula.

Gue gak tau ini bener atau gak, tapi gue denger dari cewek-cewek, katanya dua hari yang lalu, dia barusan niduri 1 cewek? Mang eak?

Bahkan seminggu yang lalu dia nidurin 2 cowok sub.

Beomgyu menggertakkan giginya, tangannya menggenggam kuat stang motornya. Jika tahu begini, dari awal Beomgyu pasti akan berteriak pada Taehyun, bahwa Soobin tak sebaik yang ia kira. Ia akan mencegah Taehyun, bila perlu Beomgyu akan mengurung pemuda itu agar tetap aman bersamanya.

Persetan mengenai perasaan, kadang kita perlu bertindak tegas demi kebaikan orang lain. Tapi sekarang, semua itu sudah tak berguna, mau berandai-andai pun tak akan mengubah semuanya seperti semula.

Yang hanya bisa Beomgyu lakukan sekarang adalah berdoa, dan berusaha mencari agar Taehyun segera di temukan.

"Sekali aja gue liat luka di tubuh Taehyun, walaupun itu segores luka cakar, jangan harap hidup lo bakal tenang, Soobin." Gumam Beomgyu penuh dendam.

———

Waktu sudah menunjukan tengah malam, ayah Taehyun mengusap wajahnya lelah, nyaris menangis jika ia tak kuasa menahannya. Taehyun, itu adalah putra satu-satunya, ia akan sangat merasa kecewa dengan dirinya sendiri jika ia gagal melindunginya.

Ponselnya tak henti-hentinya menghubungi Taehyun berharap nomor anak itu aktif, tapi sayangnya hasilnya selalu nol. Yang ia dengar hanya suara operator pemberitahuan bahwa nomor yang ia hubungi itu tidak aktif.

Selain mencari, ayah Taehyun juga berusaha melacak nomor ponsel Taehyun melalui laptop yang ia bawa, dan naasnya lagi tak muncul sinyal keberadaan Taehyun disana.

Saking frustasinya, ayah Taehyun memukul stir kemudinya, "kamu kemana sih nak?" Lirihnya.

Maniknya beredar melihat jalanan, berharap menemukan putranya. Taehyun adalah tipikal anak yang baik, meski bisa di bilang sedikit bandel, tapi Taehyun selalu menaati peraturan, entah itu di rumah, maupun sekolah.

Ia yakin, bahwa ini semua bukan Taehyun yang memang sengaja melanggar, tetapi karena ia pergi bersama temannya yang bernama Soobin itu.

Dari awal, ia tak mempercayai anak itu. Insting seorang ayah dalam melindungi anaknya selalu kuat. Andai saja dari awal ia tak membiarkan Taehyun pergi bersama pemuda itu.

Sedangkan di sisi lain, Beomgyu mempercepat laju motornya kala melihat segerombolan temannya didepan. Ia langsung menarik remnya, saat hampir sampai, ia menghentikan motornya.

"Lo ngapain nyuruh kita kumpul malem-malem njir, gaje bener!" Semprot Mark.

"Tau, mana di jalan lagi kumpulnya." Bangchan menambahkan.

"Bacot, gue butuh kerja sama kalian." Beomgyu menengahi, ia meraih ponselnya dan membuka aplikasi galeri, ia menekan foto Taehyun dan menunjukkan pada temannya.

Anak Tetangga -Beomtae ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang