2. Satu Mimpi

2 0 0
                                    

"Kau temukan sesuatu?"

"Belum, Pak! Gerbong kereta masih dalam tahap penghangatan. Suhunya terlalu ekstrim untuk anggota kita masuki."

"Baiklah, kabari aku jika gerbong kereta sudah stabil.

Minggu, 17 April 2034
05:07
Stasiun Trieste Line, Pearl Canyon

Dibawah langit yang masih gelap, terlihat reruntuhan bangunan stasiun yang akhirnya telah padam oleh kobaran api. Butuh waktu sekitar 5 jam bagi para pemadam untuk memadamkan api yang membakar stasiun.

Setelah dinyatakan steril, sekelompok polisi mulai mengamankan area tersebut. Memasang garis kuning disekitar area agar mempermudah penyelidikan mereka.

Terlihat seorang pria berusia 30 tahunan kini menatap kosong kearah gerbong kereta yang sedang ditangani oleh beberapa pemadam dan polisi.

Gerbong tersebut terlihat biasa saja dari luar, namun tubuh bagian dalam gerbong itu membeku dan memiliki suhu dingin yang sangat ekstrim.

Bahkan beberapa pintu gerbong tak dapat dibuka akibat sistem nya yang rusak.

"Ini cukup aneh.....stasiun terbakar oleh kobaran api yang luar biasa....."

"Tapi mengapa gerbong didalam sana membeku.....?"

"Komisaris Febri!!" Terdengar seseorang memanggil yang sontak membuatnya menoleh.

"Bagaimana CCTV nya, Rico?" Tanya sang komisaris, Febri.

Rico terengah-engah. "Kosong Feb! Seluruh rekaman hilang seolah memang hal ini sudah direncanakan." Ucapnya.

"Sial...." Gerutu Febri yang segera menggaruk tengkuknya. Iris hitamnya menatap sekeliling, dimana hampir seluruh anggotanya sedang sibuk mencari informasi yang mungkin berguna terkait terbakarnya stasiun ini.

"Omong-omong, bagaimana dengan gerbongnya, Feb?" Tanya pria bernama Rico itu yang terlihat sibuk menatapi para pemadam yang berusaha menghangatkan suhu gerbong kereta yang terparkir itu.

"Masih membeku ya...." Ucapnya tanpa menunggu jawaban Febri.

Disisi lain, Febri seolah memikirkan sesuatu yang mungkin dapat ditangkap akal sehatnya.

Jidatnya mengkerut sejenak, berpikir keras tentang kemungkinan terbesar dari hal ini.

"Ini kasus yang rumit....." Bisiknya pelan lalu melempar pandangannya ke udara.

"Gerbong kereta membeku.....dan stasiun terbakar........artinya lebih dari satu orang." Simpulnya. "Lalu, kemungkinan besar satu orang berada didalam gerbong dan membekukannya, sementara yang satu lagi ada di stasiun......"

"Total korban lebih dari 300 jiwa dan menurut laporan pihak pemadam, beberapa mayat korban berubah menjadi tengkorak hidup yang panas."

"Artinya....pelaku ini bukanlah manusia biasa....."

"Mereka mungkin semacam orang yang punya kekuatan spiritual.....ya benar....ini juga menjawab bagaimana seluruh gerbong kereta nomor 451 ini membeku....."

"Feb?" Seketika Febri terbuyar dari lamunannya dan menatap kearah Rico yang menatapnya cemas.

"Ahh maaf, aku melamun tadi..." Tuturnya lalu menghela nafas. "Dimana Black Swan?"

"Sedang patroli disekitar distrik ini. Ada apa memangnya?"

"Kita butuh bantuan mereka."

Fate of Nostrallion

"Tolong!!"
.
.
.
.
.
.
.
"Semuanya lari!!!"
.
.
.
.
.
.
.
"Jangan tembak aku......uaaaakkhhh!"

Fate of NostrallionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang