7. Bara Api

1 0 0
                                    

"Apa yang kau dengar dibalik rel itu?"

"Entahlah......"

"Seperti lantunan yang akan menghantuiku."

Rizal hanya tertawa dengan apa yang diucap oleh Fauzan. Pria muda itu masih menempelkan telinganya diatas rel kereta yang dingin.

Sesekali ia menutup matanya, mendengar gemuruh aneh yang menyebar di indra pendengarannya.

"Aku mendengarnya......Bang Rizal......"

"Katakan."

Apa yang ia lihat pun berubah seluruhnya.

"Sosok wanita....."

"Duduk diatas sebuah singgasana yang anggun."

Fauzan menutup kedua matanya kembali, merasakan seluruh perasaan yang muncul beriringan di benaknya.

"Dia....."

HAHAHAHAHAHAHAHAHA

Fate of Nostrallion

Mendadak Fauzan terbangun dari mimpi anehnya. Ia pun mendudukkan tubuhnya, menopang kepalanya yang terasa cukup nyeri.

"Ini....." Bisiknya pelan. Matanya kini menjuru ke berbagai sisi, menatap bahwasanya kini ia berada di sebuah tempat aneh.

Terlihat disekelilingnya hanya ada ratusan lilin putih yang menyala. Sisanya gelap.

Fauzan pun bangkit, menatap sebuah pedang yang tertancap ke tanah, tak jauh dari posisinya saat ini.

"Borgienix......." Ia menyebut nama pedang tersebut.

Pedang dengan bilah berukuran sedang itu memiliki beberapa retakan yang kemudian menyala terang ketika Fauzan menyebutkan namanya.

Tangannya meraih gagang Borgienix, mencabutnya dari tanah kemudian menatap kearah pedang itu.

Terlihat refleksi wajahnya di bilah pedang tersebut.

"Ukh....." Rintihnya pelan. Terasa kepala pria tersebut berdenyut sejenak, membuat beberapa lilin disekitarnya menyala semakin terang.

Fauzan merasakan seperti seseorang sedang membuntutinya. Sosok aneh tanpa wujud yang terus menerus mengejarnya.

Ia menghela nafas sejenak, menghapus seluruh ketakutan yang terukir jelas di wajahnya.

Setelah kembali mendapatkan kontrol atas tubuhnya, nampak pupil navy nya menyala terang.

Dan benar saja, sosok tak berwujud yang berusaha menangkapnya itupun lantas menghilang sebelum mampu menyentuh punggungnya.

"Ahh, kau sudah lebih cerdas rupanya."

Suara wanita yang menggema terdengar jelas di telinga Fauzan. Ia mendongak keatas, kearah dimana sumber suara itu datang. Matanya dipenuhi oleh kebencian yang amat sangat mendalam ketika mendengar suara tersebut.

Nampak area yang gelap dan tak nampak di mata Fauzan pun kini menyala terang. Beberapa lilin dan obor menyala oleh sebuah kobaran api yang muncul entah darimana.

Terlihat jelas sosok seorang wanita dengan gaun oranye berpostur jangkung duduk diatas singgasana anggunnya. Ornamen bara api pun terlihat jelas dibelakang singgasana tersebut.

Fate of NostrallionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang