13. Caramu Melawannya

0 0 0
                                    

"Benar, ada beberapa jejak energi misterius di mayat Tuan Tio." Simpul Nanda.

Wanita itu kini sibuk memainkan telapak tangannya, tak jauh dari tubuh mati dihadapannya.

Ia dapat merasakan beberapa energi misterius yang masih berbekas di mayat itu.

"Artinya dugaan Sabri ada benarnya." Tutur Adrian yang berdiri disampingnya, mencatat beberapa hal.

Tak lama Nanda menyudahi aktivitasnya, menarik nafas pelan sebelum ia menoleh kembali kearah Adrian.

"Jadi, bagaimana kesimpulan anda?" Tanyanya.

"Kesimpulan sederhanaku saat ini adalah bahwasanya Tuan Tio dibunuh dengan sebilah pedang, dimana pedang ini dilumuri energi aneh yang berbekas di tubuhnya. Tujuan energi ini kemungkinan untuk menghapus jejak apapun yang tertinggal di tubuhnya." Jelas Adrian.

"Terlebih kita tak menemukan jejak fisik apapun di tubuh Tuan Tio." Tambahnya.

Nanda mengangguk, mengambil tab miliknya kemudian mengetik hal yang sama seperti yang Adrian ucapkan.

"Sekarang apa?"

"Hanya perlu menunggu hasil autopsi dari Dokter Yayan......"

Keduanya pun menoleh kearah sebuah pintu kaca yang tertutup rapat, dengan sebuah penanda bertuliskan 'Dilarang Masuk'.

Dibalik ruangan itu tentunya terdapat sosok dokter dengan kumis dan janggutnya yang terpotong rapi tengah sibuk dengan pekerjaannya.

Tangannya yang diselimuti sarung lateks forensik itupun tak melindunginya dari percikan darah milik mayat dihadapannya.

Sesekali ia menyeka keringatnya, terus membedah beberapa bagian untuk mencari jawaban atas kematian pria yang dijadwalkan bertemu dengan ajudan presiden Zaki tersebut.

"Ini....rumit....." Bisiknya. Ia sama sekali tak menemukan jejak apapun dari mayat itu.

Nafasnya terdengar berat kala ia hembuskan, kemudian ia berjalan kearah pintu kaca tersebut, membukanya sedikit agar kepalanya dapat menyempil keluar dari sana.

"Permisi, saya butuh bantuan kalian." Pinta Yayan, membuat Adrian dan Nanda pun reflek menoleh dan mengangguk.

Fate of Nostrallion

Senin, 18 April 2034
07:01
Rumah Sakit Umum Rosalvynna, Rosalvynna

Sabri dan kedua pria dari Black Swan itu telah tiba di sebuah bangunan yang kini sangat ramai oleh pasien.

Setelah kejadian semalam, banyak korban terluka yang dilarikan ke rumah sakit ini, membuat beberapa areanya dipenuhi oleh para korban luka yang sedang dalam tahap penanganan medis.

Mata Reyhan menangkap betapa lelahnya pekerjaan tenaga medis yang terus berlalu lalang, kesana kemari membawa laporan dan beberapa diantaranya sibuk mengurus pasien yang dalam kondisi kritis.

"Cukup menyedihkan." Gumamnya. Lantas matanya pun menoleh kearah Yuslanda, membuat pria itu mengangguk seolah paham apa yang ia pikirkan.

Sabri sendiri mengabaikan keadaan disekitarnya. Sepatu pantofel nya terus melangkah, melewati beberapa lorong. Dibelakang, Reyhan dan Yuslanda hanya mengikuti jejaknya.

Setelah beberapa saat, ketiganya pun tiba dihadapan sebuah pintu besi berwarna coklat muda yang kini dibuka oleh Sabri. Didalam ruangan tersebut hanya ada 2 orang, Hamka dan Andre.

"Tuan Hamka!" Sontak Reyhan pun menerobos masuk dan menghampiri pria tersebut.

"Aku baik-baik saja." Ucapnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fate of NostrallionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang