10. Topeng

2 0 0
                                    

Trataktaktaktak

"Pemindahan data keamanan sudah selesai....."

"Lalu tinggal menyimpannya kedalam folder khusus yang sudah kusediakan."

"Heh, memang dasar pemerintahan dipenuhi orang-orang bodoh yang hanya ingin memperkaya hidup mereka."

"Lucu juga saat aku dengar anggaran yang dibutuhkan untuk menciptakan sistem keamanan yang bahkan pertahanannya kalah jauh daripada situs perusahaan bantal di kota Sveryl."

"Tapi aku bersyukur, ini lebih mudah diretas dan mempermudah pekerjaanku."

Ruangan yang gelap itu hanya diisi oleh cahaya laptop yang berada di tangan Ruby. Tatapannya menerawang seluruh hal yang muncul di layar laptopnya, membaca setiap data yang telah ia ambil dan tertulis jelas disana.

Jemarinya menari dengan indah, mengetuk berbagai tombol pada keyboard nya yang menyala dengan hiasan beberapa warna.

"Proyek penggalian besar-besaran terhadap mineral ferbis. Galangan proyek ini berfokus pada sektor tambang laut untuk meraih mineral batu yang memiliki kekuatan jiwa ini...."

"Proyek terbesar yang telah dicanangkan oleh Zaki ialah pada Laut Quilar akibat ledakan energi yang luar biasa disana......"

"Ahh begitu ya....."

"Cukup menarik."

Ruby terus memijit beberapa tombol keyboard nya, berusaha mencari beberapa informasi di tiap folder yang telah ia curi.

Seketika ia terbelalak oleh sesuatu, tangan kanannya memainkan mouse untuk menggerakkan kursor pada layar laptopnya.

Pupil matanya bergerak-gerak, membaca setiap kalimat yang ada pada sesuatu yang muncul di layar laptopnya.

"Ini buruk....." Gumamnya.

Fate of Nostrallion

Minggu, 17 April 2034
12:16
Markas Utama Black Swan, Pearl Canyon

Sudah lewat 16 menit dan Krisna belum juga tiba. Nampak Reyhan, Shafa dan Akbar sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing.

Akbar yang sibuk dengan cemilannya, Shafa yang rebahan diatas sofa dan menyenderkan kepalanya disisi paha Akbar, dan Reyhan yang sibuk dengan ponselnya.

Tak lama pintu di seberang berdecit, membuat ketiganya segera mengarahkan fokus mereka kearah pintu. Dan sosok yang ditunggu-tunggu pun akhirnya menunjukkan batang hidungnya.

"Kau terlambat 16 menit bos!" Sahut Reyhan yang menatapnya dengan tatapan nanar.

Pria buncit itu hanya terkekeh. "Maaf, kupikir 3 ronde sudah cukup, ternyata aku butuh lebih." Ucapnya.

Pria itupun duduk di sofa yang biasa ia duduki sembari mengeluarkan sebatang cerutu yang ia nyalakan, menghisap nikotin yang kemudian ia hembuskan ke udara.

"Aku mengunjungi rumahmu tadi pagi, hanya Farhan kecil saja yang menyambutku." Celetuk Krisna berbasa-basi.

"Ya, maaf, sesuai yang sudah kujelaskan padamu. Dan kupikir Beti sedang berbelanja di pasar." Krisna terkekeh mendengar jawaban Reyhan.

"Tak apa, anakmu sudah cukup ramah dan lucu untuk menyambutku." Ujarnya.

"Baiklah kita berfokus pada topik yang ingin kubahas."

Kondisi ruangan menjadi pun menjadi lebih serius. Shafa bangkit dari posisinya dan duduk disamping Akbar. Akbar sendiri menutup kembali toples berisi cemilannya dan berfokus untuk mendengar apa yang akan dijelaskan oleh Krisna.

Fate of NostrallionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang