Bab 3 | Perintah Valent 1

1.7K 72 0
                                    

"Baiklah,kakak tidak marah. Tapi ada syaratnya"

"Em,apa itu?"

"Turuti apa saja yang dikatakan kakak hari ini"

"...."

"Hanya itu kak?" Zayyan memiringkan kepala kesamping.

Jika hanya itu mudah, artinya dirinya tinggal mematuhi aturan yang telah ditetapkan seperti biasa kan,iya kan?

Segala peraturan telah ditetapkan keluarga Zayyan pada dirinya memang harus dipatuhi dan tidak boleh dilanggar. Keluarganya bilang itu demi kebaikan diri Zayyan sendiri.

Tapi Zayyan kadang merasa jengah,apa perlu sepenting itu? Terlalu banyak peraturan membuatnya sedikit agak risih walau sudah terbiasa sedari kecil hidup seperti ini.

"Ya"

"Haa,itu mudah" Zayyan berkata enteng.

"Apa kamu paham maksud perkataan kakak barusan?" Valent menyipitkan mata sembari tersenyum tipis.

"Tinggal mematuhi aturan seperti biasakan?"

"Ya memang,ditambah lagi dari kakak kushus hari ini" Valent mengelus kepala adiknya.

"Apa?" Mulut Zayyan terbuka.

Peraturan dari keluarganya saja sudah cukup banyak,hari ini malah ditambah perintah spesial dari sang kakak?

"Kenapa,kamu tidak mau?"

"Ah-em bukan-bukan,iya kak asalkan kakak jangan marah lagi dan temani Zayyan dirumah hari ini" Zayyan terpaksa setuju.

Zayyan mengalah,terima saja. Toh mungkin perintah dari kakaknya tidak aneh-aneh dan dirinya juga butuh teman.

"Oke adikku tersayang,mari baikan" Valent kali ini tersenyum, senyuman yang jarang terlihat.

"Zayyan sayang kakak!" Zayyan melemparkan tubuhnya ke kakaknya.

Dengan senang hati Vanlent mendekap tubuh adiknya yang memang lebih kecil dibanding dirinya. Rasanya seperti bernostalgia, adiknya tidak berubah, masih sama seperti dulu. Suka bermanja-manja dengan dirinya.

Valent yang merasa gemas pada Zayyan mulai menciumi rambut adiknya,wangi. Bau khas rambut Zayyan adalah salah satu bau favoritnya. Entah karena sampo atau memang sudah begini dari sananya. Sudahlah tidak perlu terlalu dipikir.

Tidak hanya rambut,kening,pipi,hidung,dan perpotongan leher tidak lepas Valent ciumi, hingga adiknya merasa kegelian.

Sungguh lucu melihat interaksi keduanya, apalagi Valent dikenal bermuka datar dengan tatapan dingin tengah bergurau dengan adiknya itu.

"Haha,kak sudah. Zayyan geli"

"Baiklah kalau begitu,ayo tidur" perintah pertama telah keluar dari mulut Valent.

"Ha? sekarang?" Zayyan menatap bingung kakaknya.

Beberapa waktu lalu dirinya baru saja bangun tidur kemudian menyelesaikan sarapan dan sekarang kakaknya menyuruhnya untuk tidur?

Dirinya ingin menghabiskan waktunya untuk bermain dengan kakaknya.

"Ya"

"Tap-"

"Tidak ada kata tapi, tidur" Valent menegaskan.

"Zayyan ing-"

"Tidur" tegasnya ulang.

Tidak ada penolakan.

"Huft" Zayyan menghembuskan nafas kasar.

Ya sudahlah,nanti saja ia akan mengajak kakaknya untuk menghabiskan waktu bersama.

ZAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang