Bab 7 | Bubur

1.4K 70 10
                                    

Pagi hari ini tampak cerah,tidak seperti kemarin, gerimis melanda sepanjang hari.

Sinar matahari yang hangat dan menyilaukan serta kicauan merdu burung-burung menjadi penyemangat yang tepat untuk mengawali hari.

Namun,tidak dengan Zayyan.

Putra bungsu keluarga Adelard itu masih terlelap dalam tidurnya.

Bukan-bukan, bukan karena dirinya seorang pemalas yang bangunannya selalu siang. Zayyan biasanya selalu bangun pagi seperti anggota keluarga yang lainnya.

Tetapi memang tidak jarang juga dirinya bangun sedikit terlambat dari biasanya.

Seperti kemarin dan hari ini pun tampaknya Zayyan lagi-lagi terlambat bangun pagi. Seperti kerb-

Ah lupakan.

Ya,untuk hari ini memang dirinya masih tertidur akibat pengaruh dari obat yang kemarin diberikan oleh Damar secara paksa.

Zayyan tampak tertidur dengan damai, disampingnya seorang laki-laki dengan tampilan fisik tubuh sempurna tengah berbaring dan mengelus rambut Zayyan lembut.

Dia adalah Vandy,putra ketiga Damar. Dengan muka sedatar papan,alisnya yang tebal, serta rahang yang tajam membuatnya tidak terlalu jauh berbeda dengan saudaranya yang lain, kecuali adiknya.

"Mengapa kamu sulit sekali jika diberitahu" Vandy berucap sangat pelan seperti berbisik.

"Ya tidak mengapa. Sekarang kakak yang akan menjaga kamu"

Ia menyentuh pucuk hidung Zayyan dengan satu jari telunjuknya pelan. Memerhatikan setiap jengkal dan lekuk wajah adiknya. Dari hidung ia pindah kebibir,mengusapnya pelan dan hati-hati.

Lembut.

Jika diperhatikan lebih jelas,muka Zayyan lebih dominan ke Yuliana tapi dengan versi laki-laki. Bulu mata lentik,bibir tipis kemerahan,fitur wajah halus, persis Yuliana.

Walaupun begitu,tentu masih ada beberapa bagian dari Damar yang turun ke Zayyan, sebagai bukti asli putra kandung keluarga Adelard.

Hidung mancung dengan filtrum yang tampak jelas serta warna mata kecoklatan yang khas merupakan bagian yang diturunkan dari Damar.

Beruntungnya Zayyan tidak seperti papa dan ketiga kakaknya yang memiliki wajah datar sedingin es. Dirinya lebih kalem dari pada papanya, menjadikannya terlihat sebagai pribadi yang hangat dan ceria seperti remaja pada umumnya.

Entah sebuah keberuntungan atau tidak,namun keluarganya bahagia memiliki Zayyan dengan kepribadian yang jauh berbeda dengan papanya.

Sulit dibayangkan jika semua anak Damar memiliki tampilan dan kepribadian yang sama dengannya. Bisa-bisa Yuliana dan seluruh penghuni mansion akan membeku kedinginan hanya karena keberadaan mereka.

Baik,mari kita kembali ke Zayyan dan kakaknya.

Setelah puas mengusap bibir Zayyan,Vandy berganti ke pipi adiknya. Menusuk-nusuk pelan, terasa empuk. Ingin sekali dirinya menggigit pipi adiknya karena gemas.

Sebagai pelampiasan,Vandy menduselkan hidung mancungnya ke hidung dan pipi Zayyan,toh adiknya tidak akan bangun karena masih dibawah pengaruh obat.

"Emm..ngh"

Namun, tidak disangka ternyata adiknya bangun.

Mungkin sudah waktunya bangun, melihat jam sudah menunjukkan pukul 08.30

Ini masih pagi ya!,Zayyan tidak bangun kesiangan. Lebih baik dari kemarin.

Sudah jelaskan?,Zayyan tidak sama dengan kerb-

ZAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang