Bab 8 | Bersama Vandy

1K 59 4
                                    

Setelah sarapan, tidak banyak hal yang bisa Zayyan lakukan. Tidak boleh keluar dari kamar dan selalu berada di atas ranjang benar-benar membosankan.

Untunglah kakaknya hari ini akan menemaninya,mungkin bisa mengurangi rasa bosannya.

"Kakak sudah dengar dari papa,kamu-" Vandy tiba-tiba bicara.

Zayyan menoleh. Memerhatikan Vandy yang menggantung ucapannya barusan.

"Kemarin kamu terjatuh dan menyebabkan lututmu sampai memar,bahkan mimisan"

Memang kemarin dirinya tidak sengaja terjatuh karena tersandung kakinya sendiri.

"Karena itu papa menghukum kamu"

"Ya kak"

"Jangan ulangi lagi Zayyan" Vandy memeringatkan.

"Em"

Vandy mengernyitkan alis,tidak puas dengan jawaban Zayyan. Raut wajahnya tidak enak dipandang.

"Iya kak,Zayyan tidak akan mengulanginya dan akan mendengarkan perintah papa" kali ini Zayyan menjawab dengan sungguh-sungguh.

"Bagus,anak pintar" ekspresi Vandy melunak.

"Apakah kakak marah?" Tanya Zayyan memastikan.

Melihat ke arah Zayyan,tampak adiknya itu memasang wajah memelas.

"Baiklah kakak tidak marah"

Oh,apa ini? kenapa lagi-lagi dirinya merasa seperti mengalami deja vu.

"Aku mohon jangan,jangan lagi"-Zayyan dalam hati.

Perasaannya tidak enak.

"Tapi ada syaratnya"

Tepat, tidak meleset. Kata-katanya sama persis yang dikatakan kakak pertamanya kemarin. Bagaimana bisa mereka mengatakan hal yang sama dalam waktu berbeda.

Kemarin,karena ia menuruti semua kata kakaknya kemudian merasa jengah dan terjadi kejadian hal tidak terduga menyebabkan dirinya dihukum.

Apakah hari ini juga akan seperti itu.

Setelah Zayyan mendengar ucapan kakaknya,dirinya langsung menunduk lesu dengan bibir manyun kedepan.

"Patuhi perintah papa seperti biasa,kakak akan menemani kamu"

Zayyan langsung menoleh,jadi tidak ada perintah tambahan? sepertinya dirinya terlalu overthinking. Memikirkan hal yang tidak-tidak.

"Ya,pasti" Zayyan tersenyum.

Vandy bingung, sesaat tadi adiknya terlihat cemberut dan tiba-tiba sekarang kembali ceria. Ya tidak apa,yang terpenting adiknya mematuhi aturan yang ada dan dirinya akan menjaga serta menghabiskan waktu bersama adik kesayangannya mumpung ada kesempatan.

"Kak" panggil Zayyan.

"Ya,dik?"

"Peluk" pinta Zayyan.

Vandy mendekat,ikut naik ke atas ranjang berukuran king size adiknya dan dengan senang hati memberikan pelukan. Sepertinya Zayyan sedang minta dimanja.

Mengelus-elus punggung Zayyan lembut, memberikan rasa nyaman. Vandy sesekali memberi kecupan dipipinya. Sangat menggemaskan sekali adiknya.

"Hehe" Zayyan tertawa.

Vandy yang melihat adiknya tertawa merasa hatinya dibanjiri oleh madu. Benar-benar terasa manis sampai dirinya ingin menangis. Mengingatkannya pada sesuatu.

"Kakak sangat menyayangi kamu Zayyan" Vandy berkata tulus.

"Zayyan juga sangat-sangat menyayangi kakak. Tapi-" Zayyan sengaja menggantung ucapannya.

ZAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang