Bab 37 Papa, you okay?

2.8K 286 80
                                    

Sean memandang sendu putrinya yang tengah terbaring pulas di atas ranjang. Menekuk kaki di samping ranjang putrinya, menatap wajah yang banyak orang berkomentar jika itu duplikatnya. Sean menutup matanya merasakan rasa bersalah yang besar dalam hatinya.

Sean mendekat untuk mengecup kening putrinya, ibu jarinya dengan pelan mengelus pipi anak perempuannya.

"Papa."

Zea terbangun. Netranya langsung berhadapan dengan sosom yang ia rindukan, walau lampu kamar yang temaram, Zea dapat melihat raut kesedihan dari Papa nya.

Sontak Zea bangun dan memeluk leher papanya. Air matanya jatuh. "Papa Zee rindu."

Sean ikut menumpahkan kesedihannya. Memeluk putrinya tak kalah erat. "Semuanya karena papa." lirih Sean.

Zea tak merespon, ia menikmati momen kerinduannya pada sang ayah. Sedikit merenggangkan pelukannya, Zea memandang sendu papanya. "Papa jangan pergi-pergi lagi."

"Papa gak sayang lagi sama Zee, kenapa?" ucap Zea miris.

Sean menggeleng pelan. "Papa masih sayang sekali sama adek."

Zea menunduk, "Tapi papa---tapi papa jahat sama Zee."

Sean merasakan nyeri luar biasa pada dadanya. "Papa sekarang sayang sama tante Tari sama anak tante Tari, papa lupa sama Zee." eluh Zea.

"Zee kecewa sama papa." Berbanding balik dengan ucapannya, Zea malah memeluk kembali papanya. Menangis di lekukan leher papanya.

"Tapi Zee sayang papa, Zee gak bisa marah lama lama sama papa. Jangan jahat lagi papa, Zee gak suka. Zee suka papa yang selalu ada sama Zee, Zee gak suka papa yang selalu pergi. Zee gak mau gitu." Sean mengecup dalam kepala putrinya.

"Papa gak akan kemana mana lagi ya, papa disini. Papa berusaha supaya adek gak kecewa sama papa ya, nak." ucap Sean seraya mengelus kepala putrinya.

"Maafin papa." Zea mengangguk kecil mendengar bisikan papanya.

Sean mengangkat  putrinya menaiki ranjang, membawa putrinya berbaring karena malam semakin larut. Tak baik membuat Zea begadang dengan kondisi yang belum sembuh sepenuhnya.

"Bobo, papa temani disini." bisik Sean sebelum mengecup kening dan pipi anaknya. Membawa Zea dalam pelukannya, seraya membisikan kata kata pengantar tidur.

"Good night, princess papa."

Suasana hati Zea sangatlah bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana hati Zea sangatlah bahagia. Papanya memberikan waktu untuknya. Bahkan papanya memilih bekerja dari rumah, tepatnya rumah kakek. Dari pagi tadi Zea tidak tidak ingin menjauh dari keberadaan papanya. Ia bisa menangis jika papanya tidak ada dalam pandangannya. Niami hanya bisa tertawa melihat drama menggemaskan papa dan anak ini.

"Jangan lupa minum obat, dek. Walaupun udah enakkan tapi masih belum sembuh total." ujar Niami mendekat ke ruang keluarga, mengingatkan Zea yang duduk menyender di dada papanya sembari menonton kartun.

A Piece Of ZEA'S MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang