Bab 35 Panggilan wali murid

2.6K 254 77
                                    

Benar saja Om Tora menepati janjinya. Menemaninya menemui wali siswa membahas para anak didiknya, memberikan arahan untuk menertibkan para murid agar giat belajar apalagi akan menghadapi ujian kenaikan kelas. Begitupun Zea. Tak ada yang berbeda, ia masih diam. Dan dari malam kemarin Zea memilih tinggal di rumah kakeknya, tanpa papanya.

Entah apa yang dilakukan kakeknya malam itu. Yang jelas Zea tidak melihat keberadaan papanya setelah itu. Hingga fajar terbit, tante Sani dan Om Tora yang selalu berada di sisinya, mengingatkannya akan makan dan obatnya. Zea tertawa miris, seakan ia sudah kehilangan kedua orang tuanya dengan hidup bersama tante dan Omnya. Layaknya anak terbuang.

Hampir dua jam rapat dimulai. Dan dua jam itu, Om Tora selalu mengajak berbicara dan bercanda walaupun Zea menanggapi dengan normal.

Tora menggandengan tangan Zea, keluar dari gedung junior high school. Bodyguard membuka pintu mobil untuk Tora dan Azeera. Beberapa orang tua murid maish bercakap cakap di halaman sekolah. Mata Zea tertuju pada objek yang dikenalinya.

Papanya yang marangkul Ayden sembari menepuk bahu milik pemuda itu. Zea memandang dengan datar walau dalam hati ia menangisi semuanya. Tora yang paham menghentikan sang supir saat akan melajukan mobilnya.

Zea tersentak kala mendengar pintu mobil yang tertutup. Zea mengerjab melihat Tora menghampiri papanya yang berbicara dengan tante Tari dan Ayden. Entah apa yang dibicarakan oleh Tora. Namun yang jelas, Om Tora menahan bahu Papa saat akan mendekat menuju Azeera. Disana Azeera melihat sorot keget, sedih dan menyesal.

Tora kembali memasuki mobil. Menoleh ke arah Zea, lalu membaw atubuh ringkih Zea dalam pelukannya tanpa Zea tahu papanya melihat dengan tangan mengepal. Tora memencet tombol agar jendela mobil naik saat melewati Arsean.

 Tora memencet tombol agar jendela mobil naik saat melewati Arsean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak."

Arsean mengalihkan perhatian pada Tora yang berdiri di depannya dengan tampang marah?

"Ngapain disini?" tanya Sean mendekat pada Tora.

"Bukankah pertemuan wali murid dilakukan oleh semua siswa? Termasuk putriku." Tora menunjuk arah Zea berada dengan lirikan mata.

"Ah, Zea juga?" Tanya Tari.

Tora mengulas senyum, "Tentu, jelas Zea membutuhkan saya hadir karena ayahnya berhalangan hadir karena kagiatan yang super sibuknya." di akhir kalimat Tora melirik kakaknya dengan tajam yang masih menatap lekat putrinya yang menatao sendu papanya dari jauh.

"Oh?" Tari sedikit canggung.

"Zea kemarin ke rumah sakit cari papanya sampai malem, ternyata lagi asik asikkan." Tora berkata sambil tertawa sinis.

"Hanya demi memberikan selembar surat panggilan wali murid. Putri saya rela hujan hujanann mencari papanya berharap besar papanya datang menemaninya. Ternyata nol besar, papanya malah enak enakkan. Dan kenyataannya papanya juga tidak datang. Padajal kemarin Putri saya hanya ingin bertemu paoanya setelah sekian lama papanya tidak menghabiskan waktu bersama." kata Tora tanpa menatap Sean.

A Piece Of ZEA'S MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang