Bab 46 Namanya Mikky

1K 119 12
                                    

Arseano melirik putrinya yang masih mengunyah makan dengan tenang. Ia tersenyum kecil melihat putrinya yang menurutnya begitu menggemaskan, apalagi dengan memakai piyama tidurnya yang penuh dengan gambar ayam.

"Papa lihat tadi di lemari es penuh sama cokelat dan susu. Dari siapa, princess?" Tanya Sean lembut setelah menaruh sendok garpunya di samping piring.

Zea mendongak lalu menggeleng dengan mulut yang masih penuh. Tak sopan nantinya jika ia berbicara dengan mulut masih terdapat makanan.

"Masih ingat pesan papa kan? Jangan terlau sering makan makanan manis." Zea mengangguk setelah meneguk air.

"Bukan punya Zea, bisa disebut hadiah? Maybe."Jawab Zee tak yakin.

"Maybe?" Beo Sean menatap penuh tanya.

"Tadi itu penuh di laci meja Zee. Dan Zee gak mungkin buang itukan papa?" Sean tersenyum lalu mengangguk tanpa mengelurkan kalimat, membiarkan putrinya menjelaskan dahulu.

"Ya.. Makanya Zee bawa aja. Niatnya Zee ingin kasih ke anak kecil atau siapun itu, supaya tidak mubazir. Dan yang jelas Zea belum makan itu kok. Papa jangan khawatir."

Sean mengangguk paham, "Papa mengerti. Terima kasih penjelasannya, princess." Zee tertawa mendengarnya.

"Bukannya papa melarang, boleh makan makanan seperti itu, tapi harus bibawah pengawasan papa, okey?" Zea mengangguk semangat.

"Papa gak mau Zee sakit lagi, maaf kalau papa terkesan melarang banyak hal tapi itu Zee juga." Suara papanya mulai melirih.

Zea tersenyum sendu. "Zea gak pernah keberatan soal itu, apalagi semua yang papa katakan selalu yang terbaik buat Azeera. Dan Zee pasti akan turutin semua keinginan papa. Zee juga ingin sembuh, Papa."

Sean mengangkat sudut bibirnya, menampilkan senyum teduh untuk putrinya.

"Pasti, pasti putri papa akan sembuh. Papa yakin."

Pagi yang sangat cerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi yang sangat cerah. Taman bermain menjadi destinasi yang cocok untuk anak anak kecil. Dan benar saja Azeera tak salah memilih. Apalagi hari hari minggu, dari sudut mana pun taman ini terlihat penuh oleh anak kecil yang sibuk berlarian kesana kemari.

Tanpa melupakan misinya, Azeera terlihat begitu bahagia saat bercengkrama dengan anak kecil dan tak lupa cokelat dan susu kotak kemarin ia berikan secara cuma-cuma.

"Terima kasih, kakak cantik." Ucap salah satu anak lelaki yang berdiri dihadapan Zea.

"Sama-sama, hati-hati kalau bermain ya." Ucap Zea dengan bibir yang melengkung sempurna.

Zea mendesah lega melihat bawaannya yang penuh tadi sudah habis tanpa sisa. Ia ikut bahagia melihat para anak anak menikmati makanan manis dengan senyum lebar.

"Nona sebaiknya anda beristirahat terlebih dahulu." Ujar Mba Alin sedikit khawatir melihat keringat menetes di dahi nonanya apalagi sedari tadi nona nya berdiri di bawah terik matahari secara langsung.

A Piece Of ZEA'S MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang