Bab 29 Boleh Zee minta mama?

2.5K 229 110
                                    

Sean mengakhiri pemeriksaan pasien dengan nafas lega

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sean mengakhiri pemeriksaan pasien dengan nafas lega. Mencuci tangan dan muka, membersihkan diri sebelum menemui putrinya yang hampir dua hari dalam keadaan yang sama, masih menutup matanya. Jika hari ini Zea tidak memperlihatkan pertumbuhan yang mengacu pada hal positif makan dapat dinyatakan Zea koma, entah hingga kapan.

Arsean mempercepat langkah mengetahui beberapa tim medis keluar dari ruangan putrinya. Membuka ruangan, Arwira tengah memeriksa putrinya. "Ada apa?" semua pandangan tertuju padanya.

Arwira tersenyum, menepuk bahu sahabatnya. "Putrimu masih ingin bertemu papanya."

"Membaik?" tanya Sean cepat.

Arwira mengangguk, manatap Zea."Walau tidak bisa dikatakan sempurna tapi syukurlah Zea tidak koma, Sean. Zea masih kuat menghadapi harinya, putrimu tidak selemah itu."

Sean mengecup pelan kening anaknya. "Gak kangen papa, hm?" bisik Sean pada putrinya.

"Keluargamu sudah diberitahu oleh ajudan yang mengawal  putrimu, mungkin sebentar lagi datang." Sean menanggapi dengan anggukan.

"Tadi bangun?" tanya Sean tanpa mengalihkan tatapan pada anak perempuannya.

"Buka mata sebentar lalu tutup lagi." balas Arwira.

"Biar aku yang jaga." Arwira mengangguk dan pamit pergi.

"Papa" Zea bergumam kecil, matanya terasa berat sat akan membuka mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Papa" Zea bergumam kecil, matanya terasa berat sat akan membuka mata. Teronggorokannya terasa kering, ingin hati memanggil sang ayah tapi kalah dengan suara perbincangan anggota keluarganya yang ramai. Merasakan pergerakannya dibatasi, Zea mencabut kabel yang melekat ditubuh dengan sisa tenaga.

Titttttttt

Suara memekik tersebut membuat anggota keluarga terkaget. Sean sontak berdiri mendekat menuju brankar putrinya. Alat yang menampilkan kerja jantung menampilkan garis lurus yang berarti tak berdetak.

"Adek." panggil Sean. Arwira berkata jika putrinya akan baik baik saja tapi kenapa seperti ini.

"Sean ada apa?" Niami menatap cemas cucunya. Sean hanya bisa menggeleng menjawab pertanyaan ibunya.

A Piece Of ZEA'S MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang