04. Hukuman
Mark mencari keberadaan Jaemin di halaman depan dan belakang rumah. Mencari Jaemin kalau sudah jadi kelinci itu susah, ukurannya kecil sekali menurutnya.
Untungnya, Jaemin kelinci, ya. Bukan hamster. Kalau hamster, mungkin Mark akan selalu kehilangan suami kecilnya itu.
"Jaemin, berhenti bersembunyi. Cepat keluar, aku ingin makan."
Sebenarnya Jaemin sudah memasak, hanya saja rasanya kurang kalau tidak ditemani oleh Jaemin. Walaupun Jaemin hanya duduk dan memperhatikannya saja.
Saat menemukannya, kelinci kecilnya malah sedang santai di rerumputan bunga. Memakan rumput dengan santainya. Memang benar, mulut Jaemin tidak akan pernah bisa berhenti untuk mengunyah. Berhentinya kalau tidur saja.
Mark menghela napas, dia memetik satu bunga berwarna pink. Berjongkok tepat di depan Jaemin. Bunganya, dia letakkan di kepala si kelinci. Telinganya turun, dan mulutnya terus bergerak.
"Temani aku makan." Mark mengangkat tubuh kelinci lalu ia dekap. Membawanya masuk ke dalam rumah.
Mark menurunkan tubuh kecil kelincinya ke atas kursi, barulah mencuci tangannya. Dia tersentak kaget saat Jaemin tiba-tiba berdiri di sampingnya, ikut mencuci kedua tangannya.
"Padahal tadi aku sedang menikmati hidup." ucap Jaemin saat keduanya sudah duduk di kursi.
"Nanti aku temani. Aku sudah tidak sibuk sekarang."
"Benar? Sampai malam?"
"Iya, tapi hanya hari ini. Besok-besok aku sibuk lagi."
Jaemin menggerutu pelan. Dia mengambil jagung yang sebelumnya sudah ia rebus.
"Sudah memutuskan untuk melakukan sesuatu?" tanya Mark yang tentu saja langsung mendapatkan gelengan dari Jaemin.
"Apa tidak bisa kalau aku hanya bermalas-malasan di rumah? Cukup makan, tidur, membersihkan rumah, memasak dan menyambut serta memanjakan Mark."
Mark menatapnya, dia tersenyum. "Kau 'kan sekarang sudah menjadi anggota pack."
"Tau..." cicit Jaemin, "Tapi aku terbiasa hidup tanpa aturan."
Walaupun sudah diajari banyak hal oleh Mark, Jaemin tetap memiliki jiwa saat dia belum bertemu dengannya. Jaemin hidup bebas, tanpa aturan. Dia hanya bertahan hidup untuk makan dan tidur. Lari dari kejaran predator.
Dan hidup di dalam kawanan serigala, baru Jaemin rasakan. Apalagi Jaemin juga anti sosial. Yang kalau ke kota hanya untuk menjual buah yang dia temukan di hutan.
"Tapi tidak apa kalau untuk menjaga bayi serigala." lanjut Jaemin, dia tersenyum.
Mark tersenyum geli. Memilih mengangguk lalu segera makan. Barulah saat selesai, mereka bersantai di halaman samping rumah.
Wujud serigala Alpha Mark, terlihat begitu gelap di tengah banyaknya bunga dan rerumputan. Sementara Jaemin, kelinci itu melompat-lompat mencari kesenangannya sendiri.
Selama 23 tahun hidup, Mark tidak pernah jatuh cinta dengan siapapun. Serigala juga tipe yang setia, hanya memiliki satu pasangan di hidupnya. Dan Mark, melabuhkan pilihannya pada Jaemin.
Kelinci itu melompat mendekatinya. Membawa satu rumput di mulutnya. Dia bergerak pelan, mendudukkan tubuhnya di dekat perut Alphanya.
Saat sore seperti ini, memang menyenangkan menghabiskan waktunya di halaman rumah. Menikmati udara sejuk dan cahaya matahari. Bau harum bunga dan semilir angin membuat ketenangan untuk mereka.
Ekor sang serigala bergerak menutupi tubuh mungil kelincinya. Kepalanya dia baringkan di kedua kakinya. Walaupun kedua matanya terpejam, tapi telinganya berdiri tegak. Tetap terjaga, menjaga kelinci kesayangannya agar tidak tiba-tiba kabur. Siapa tau juga ada bahaya yang mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENCHANTED » MARKMIN ✔
FantasyJaemin si hybrid kelinci, punya suami Mark yang hybrid serigala. ENCHANTED versi baru! Mark! Dom Jaemin! Sub