ENCHANTED - 23

3.8K 441 27
                                    

WARNING!

Part ini aneh banget. Semoga kalian suka, karena saya ngerasa aneh buatnya T^T

23. Erlina

Jaemin memandang sebuah rumah sederhana di depannya. Dia menoleh, memandang Yava yang berdiri di belakangnya. Yava mengangguk, menyuruh Jaemin untuk segera masuk.

Akhirnya, dengan langkah ragu, Jaemin melangkah mendekat. Tangan kanannya terulur, mendorong pintu yang masih tertutup rapat.

Suara keritan pintu terdengar. Jaemin mencengkram tali tasnya kuat, memandang ke dalam rumah.

Di sana. Seorang wanita berdiri kaku, memegang sebuah gelas di tangannya. Wanita itu memandang Jaemin, matanya mulai berkaca-kaca.

Jaemin melangkah masuk, menubruk tubuh wanita yang selama ini sudah mengurusnya dan melindunginya diam-diam. Jaemin mendekapnya erat, dan tidak memerlukan waktu lama untuk Jaemin mendapatkan balasannya.

"Ibu..."

Erlina tersenyum. Mendekap tubuh sang anak yang sudah lama hanya bisa dia lihat dari jauh. Punggung Jaemin, dia usap lembut.

"Ibu baik-baik saja? Yava dan Maz bilang, Ibu terluka parah." Jaemin kembali menjauh, memperhatikan wajah dan tubuh sang Ibu.

Erlina mengangguk, berbanding terbalik dengan tubuhnya yang penuh luka. "Sejauh ini, hanya ini. Tidak perlu khawatir."

"Tidak, aku khawatir. Ibu mendapatkan banyak luka. Aku tidak pernah tenang setelah Maz bilang kalau Ibu mendapatkan serangan dari seseorang. Apa wanita itu? Penyihir hitam itu? Dia melakukan sesuatu pada Ibu?"

"Jaemin, pelan-pelan." Erlina tersenyum, dia menggenggam kedua tangan Jaemin lembut. "Ibu tidak apa. Dalam beberapa hari, Ibu pasti sudah sembuh."

"Tapi, ini terlalu banyak luka. Aku—"

"Baiklah, baiklah. Tidak perlu membahas apa yang Ibu alami. Lebih baik, kita bahas bagaimana kehidupanmu." Erlina memotong, dia mengajak Jaemin untuk duduk. "Bagaimana? Bahagia dengan pernikahanmu?"

Jaemin memandangnya, dia sedikit mengerucutkan bibirnya. "Ibu, aku tidak tau. Kehidupan pernikahanku dengan sebelum menikah, rasanya sama saja. Yang aku khawatirkan sekarang, apa aku bisa menjadi orang tua yang baik? Aku takut kalau aku tidak bisa menjadi Ibu yang baik."

Erlina mengangguk, "Ibu mengerti. Tapi, Ibu yakin kalau kau akan jadi orang tua yang baik. Ibu yakin, bahkan sangat." balasnya lalu tersenyum. "Percayalah pada suamimu. Dia jauh lebih baik dari apa yang kau pikirkan."

"Mark?"

"Siapa lagi? Suamimu hanya dia, 'kan? Memangnya kau punya suami lain?"

"Tidak ada! Aku hanya punya suami Mark, itupun tidak habis-habis."

Erlina terkekeh. Dia memandang perut Jaemin. Lalu, tangannya terulur. Mengusap perut Jaemin.

"Semua akan baik-baik saja, kamu tidak perlu khawatir."

Sesaat setelah itu, suara ledakan terdengar. Jaemin dan sang Ibu menoleh, mereka bangkit, melangkah cepat keluar rumah.

Di sana, Yava berdiri berhadapan dengan si penyihir hitam. Wanita itu, Yeeun terlihat begitu marah. Erlina menarik Jaemin agar berdiri di belakangnya.

"Apa yang dia lakukan sampai-sampai bisa seperti ini?" gumam Erlina, dia mengambil tongkat sihirnya.

"Kita bertemu lagi." kata Yeeun, dia tersenyum sinis. "Aku harap, kau bertambah kuat agar kita sepadan."

ENCHANTED » MARKMIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang