ENCHANTED - 29

5K 423 23
                                    

29. Terima Kasih

Jaemin memandang Mark. Ibu muda itu benar-benar tidak memiliki banyak waktu bersama suaminya. Pagi sampai menjelang malam, Mark akan bekerja atau mengurus pack. Lalu pulang untuk beristirahat karena sudah lelah duluan. Kalaupun tidak, ya bermain dengan kedua anaknya.

Kalau boleh jujur, Jaemin merindukan waktu-waktu sebelum Jisung dan Sunghoon lahir. Hanya ada mereka berdua, banyak waktu yang dihabiskan tanpa sisa lelah akibat kenakalan Jisung dan Sunghoon.

Tapi, sebesar apapun Jaemin merindukannya, dia bersyukur karena kedua anaknya sudah lahir. Mark jadi sering pulang, tidak pergi saat malam lagi. Rasa lelah meluap saat melihat wajah kedua anaknya, dan juga tawa renyah mereka yang membuat kedua pundak terasa ringan kembali.

Seusai mengunjungi Haechan dan Lucas untuk melihat si kecil Chenle, keduanya pulang. Si kembar hanya mau digendong oleh Mark. Mereka tidak mau digendong oleh Jaemin.

"Mark mau makan dulu sebelum pergi?"

"Tidak, tapi siapkan bekal untukku saja."

"Baiklah."

Saat sampai rumah, Mark bermain dengan Jisung dan Sunghoon. Sedangkan Jaemin menyiapkan bekal dan air minum untuk Mark. Hal yang Mark selalu minta ke Jaemin saat pergi bekerja adalah membawa bekal. Padahal sebelum menikah, dia tidak pernah bawa bekal. Membiarkan wolfnya yang cari makan.

Daging mentah seperti bukan selera Mark lagi.

Tak lama, Jaemin datang. Dia memberikan bekal dan air minumnya ke Mark. Untuk Jaemin yang sedang berada di fase dewasa awal, memang sangat terlihat di muka umum. Tapi, lain cerita kalau di depan Mark. Pria itu seperti memiliki 3 orang anak.

Setelah berpamitan dengan Jisung, Sunghoon dan tentu saja Jaemin, Mark melangkah pergi. Si kembar yang awalnya anteng, berubah nakal kembali.

Mereka sudah merangkak, sesekali berdiri dengan bantuan. Ingin memanjat pagar tapi tidak bisa, mencoba mendorong pintu namun tidak berhasil, merangkak ke segala arah.

Intinya, mereka seperti bermuka dua. Dengan Mark anteng banget, tapi dengan Jaemin tidak bisa diam.

Makanya Jaemin sering mengeluh ke Mark kalau si kembar nakal sekali, tapi kalau dengan Mark mereka langsung berubah jadi bayi lucu dan menggemaskan.

Tidak adil sekali.

"Kalian sepertinya memiliki dendam pribadi ke Mama."

Dan lihat, Sunghoon hanya tertawa dan Jisung yang tidak peduli. Memakan mainannya yang langsung saja Jaemin ambil.

"Ketawa lagi." gerutu Jaemin tapi dia malah ikut tersenyum lebar.

Karena keduanya tidak bisa diam, Jaemin tidak pernah mengajak keduanya ke lantai dua kalau Mark tidak ikut. Takut kenapa-napa.

"Dingin, ya." gumam Jaemin, "Sepertinya musim dingin sebentar lagi datang."

Suara tangis Jisung tiba-tiba terdengar, Jaemin menatapnya. Dia langsung mendekat, melihat seekor lebah yang berada di lantai. Jaemin mendadak panik saat melihat jempol tangan Jisung memerah.

Jaemin segera masuk dengan membawa ikut serta Sunghoon juga. Tangis Jisung masih terdengar. Mengadu kalau dia kesakitan.

"Kenapa bisa disengat lebah, sih?" tanya Jaemin. Dia menurunkan Sunghoon di ruang tengah.

Si bungsu itu diam, berkedip polos. Heran melihat kakak kembarnya menangis histeris seperti itu. Sunghoon membaringkan tubuhnya telentang, menatap langit-langit rumah. Ibu jarinya dia masukkan ke dalam mulut.

ENCHANTED » MARKMIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang