ENCHANTED - 11

5.3K 566 20
                                    

11. Tanda

Jaemin berlari di tengah hutan, napasnya memburu cepat. Sesekali menoleh ke belakang memastikan kalau sesuatu yang mengejarnya sudah tidak ada. Atau setidaknya, tertinggal jauh.

Tak fokus, Jaemin tersandung akar pohon. Tubuhnya jatuh tersungkur ke depan, bergabung dengan dedaunan kering yang berada di atas tanah.

Dia meringis. Mencoba bangkit duduk. Menyentuh kakinya yang terasa sakit. Sepertinya terkilir.

Geraman terdengar, Jaemin membeku. Dia dengan takut-takut melirik ke arah kanannya. Tidak ada, dan saat menoleh ke belakang pun, tidak ada apapun.

Hembusan napas hangat terasa du wajahnya. Jaemin semakin menegang, rasa takut semakin menyerangnya. Dan saat Jaemin menoleh ke kiri, dia mendapati hewan besar berdiri menjulang di sebelahnya.

Jaemin terdiam, ingin berteriak dan meminta tolong. Tapi tidak mampu. Hewan di depannya semakin mendekat ke Jaemin, mengeluarkan suara keras dan menyeramkannya tepat di depan wajah Jaemin.

Kedua matanya terpejam erat, dan dia merasa sesuatu yang hangat menyentuh keningnya.

Tubuh Jaemin diguncang keras membuat pemuda itu membuka matanya.

"Jaemin, kau baik-baik saja? Kau terus berteriak dalam mimpimu."

Jaemin bangkit duduk, keringat sebesar biji jagung menghiasi kening dan lehernya.

Mark mengusap kening Jaemin lembut, menghapus jejak keringat di keningnya. "Mau aku ambilkan minum?"

Jaemin mengangguk. Dia membiarkan Mark keluar untuk mengambil air. Jaemin mengusap wajahnya kasar, ternyata tadi hanya mimpi.

Tapi anehnya, saat Jaemin menggerakkan kedua kakinya, dia merasa kalau kaki kirinya terasa begitu sakit. Ringisan pelannya terdengar, dia menarik celana yang dia kenakan. Dan pergelangan kakinya membiru.

"Jaemin, ini." Mark kembali, membawa segelas air minum untuk Jaemin. "Aku—"

Ucapan Mark terhenti saat dia melihat pergelangan kaki Jaemin. Dia beralih duduk di dekat kaki Jaemin.

"Kenapa kakimu tiba-tiba membiru seperti ini?" tanya Mark bingung.

"Tidak tau," Jaemin berbohong. "Itu sakit, Mark."

Mark menatap wajah Jaemin, lalu kembali menatap ke kaki Jaemin. Dia menyentuh kaki Jaemin dengan kedua tangannya, memberikan pijatan pelan yang mendapatkan ringisan dari Jaemin.

"Sakit, jauhkan tangan Mark." Jaemin menarik baju yang Mark kenakan, "Sakit, lepaskan."

Mark diam, dia memberikan pijatan pelan dan sedikit melakukan sesuatu membuat Jaemin berteriak sakit.

"Aku 'kan bilang sakit! Kenapa ditekan?!" tanya Jaemin dengan teriakan, sakit sekali itu.

Mark tersenyum, dia bangkit berdiri. "Aku akan merebuskan air hangat untuk kakimu agar tidak bengkak."

Jaemin masih terisak, ingin rasanya dia melemparkan gelasnya ke Mark. Tapi tidak jadi, tidak sopan soalnya.

Saat Mark keluar, Jaemin mengambil cermin genggam di meja nakas. Menyisir poninya ke belakang dan memperhatikan tanda keping salju di keningnya. Jaemin merasa, itu sedikit sakit.

Jaemin mengernyit saat dia melihat setitik cahaya di keningnya. Lalu menghilang. Jaemin berkedip, dia berubah panik saat perlahan keping salju itu menghilang.

Apa yang terjadi?!

✿✿

Jaemin memijat keningnya pelan, dia memikirkan mimpinya semalam yang sepertinya bukan mimpi. Itu benar-benar terjadi. Kalau hanya mimpi, tidak mungkin kakinya terluka.

ENCHANTED » MARKMIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang