ARDR 18 : Kak Rai marah besar.

134 16 0
                                    

Cukup! Kau tak perlu menuduhku. Akulah seorang manusia yang hidup dengan keimanan bukan sesat!

Rai.

Mala baru saja pulang dari rumah sakit diantar oleh Pak Riyan guru agamanya. Ia juga menawarkan beliau untuk mampir sebentar. Beliau langsung setuju.

"Asalamualaikum.." sapa Mala lembut dan sopan.

Terdengar suara tangis dari atas. "Wa..wa'alaikumsalam.."

Pak Rian heran melihatnya. "Ada apa dengan kakakmu Mal?"

Mala menggeleng. "Nggak tau pak samperin yuk."

"Ayo." Kata beliau agak panik.

Sesampainya di kamar, mereka terkejut melihat Rai duduk di atas kasur sambil menekuk lututnya sembari menangis sesenggukan.

"Rai..rai..." desis Pak Rian pelan bak air mengucur deras dari kran kamar mandi.

Lelaki itu pun mendongak. Guru agamanya terlihat pamik melihatnya. Begitupun dengan Mala.

"Bapak ingin tau kenapa kau menangis?" Imbuhnya. "Biasanya kau ceria tapi sekarang beda, sikapmu sangat dingin terhadap bapak. Tolong ceritakan! Bapak ikut sedih lihat beginian."

Lalu pelan-pelan Rai menceritakan semuanya dengan nafas tersendat-sendat karena menahan isak tangis.

"Astagfirullahaladzim...kok tego men koncomu kuwi." Geramnya dengan logat jawa yang khas.

Mala yang mendengarnya ikut shock. Bener-bener keterlaluan! Ia cekal jarinya kuat-kuat. Begitupun juga dengan kakaknya.

"Grrghhhh...." geram Rai kesal.

Pak Rian mengelus pundaknya lembut seraya berkata. "Sabar nak, sabar! Bapak akan membantumu."

"Ya pak." Katanya pelan.

Ia pun berdiri dengan tampang menakutkan. Matanya memandang tajam ke arah mereka berdua. Tangannya membentuk cakar tajam bak serigala abu-abu yang ganas.

Ia merangkak sembari berteriak keras. "Auuuuuuu.....Auuuuu..."

Perlahan-lahan Rai berubah jadi serigala.

Grrghhh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Grrghhh... ia menggeram keras-keras dan meloncat ke arah jendela.

"RAI! TUNGGU BAPAK!!" Teriak Pak Rian kesal. Ia ikut loncat dan menyusulnya ke ijung jalan.

"Pak Rian tungguuuuu..." sembur Mala histeris.

Di kafe Bintang Lima.

Andi dan kedua temannya menikmati menu makanan yang mereka pesan.

"Enak yo Di makanan nya." Ucap Nizam senang sambil mengunyah kentang goreng kesukaan nya.

Andi mengangguk. "Ya iyalah kan gw yang traktir hee..."

"Dih paling enak lo nyomotnyaa.." omel Isman.

Andi menjitak kepala Nizam dam Isman secara bergantian. "Heh, lu berdua ini kurang obat ye?? Masa makanan yang lo jadi in bahan omelan nih."

Saat 3 bestie sedang makan, tiba-tiba mereka mendengar lolongan.

Auuuuuu....!

Andi refleks menoleh ke sumber suara. Tenyata tak ada orang!

Ia pun melanjutkan makan nya. Tapi ia kaget melihat Rai berdiri di hadapan nya. Ada Pak Rian juga.

"Bagus ya Rai... lo menderita selamanya." Pikir Andi.

Suara hatinya didengar oleh Rai, lelaki itu refleks menarik kerah lengan bajunya. "Bagus ya...gara-gara lo, gue jadi hancur reputasimu karena konten yang dibuat oleh teman lo..!!"

Bersambung...

Waduh! Kak Rai mulai marah nih gimana dong?

Vote-Komem-Share.
Thanks 💙

Antara RaiMal Dan RakMal 💙 (JirRai-RakMal) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang