25

10.4K 1.4K 106
                                    

Song of the day: Juwita Malam by Memes

Wajah riang Jenaka seketika berubah menjadi masam ketika Jati tiba-tiba membawa Raden Panji dalam obrolan. Raden Raden Ajeng yang juga tengah terpesona seketika disadarkan akan statusnya yang sudah menjadi tunangan pria lain.

"Ehem, tapi .. apakah kamu sempat menyukai Raden Raden Ajeng?" tanya Pram yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Jati.

Pemuda itu terlihat marah tapi setelah melirik Raden Ajeng, ia berdehem dan kembali mengalihkan pandangannya pada penukuk yang Jenaka buat.

"Semua orang suka pada Raden Ajeng. Dia adalah gadis yang baik. Tak ada orang yang bisa benci Raden Ajeng ..."

"Saya bisa mengerti. Saya juga merasakan hal yang sama waktu saya pertama kali bertemu Cantika," sambung Jenaka. "Cantika memiliki aura seorang dewi. Baik, lembut dan keibuan. Saya langsung nyaman dengannya."

"Jenaka..."

"Saya bersungguh-sungguh... maka dari itu saya ingin Cantika juga bisa bahagia."

Seketika semuanya menjadi hening. Pram tahu bahwa jika Jenaka terus berbicara suasana akan semakin canggung dan alhasil bukan Raden Raden Ajeng dan Jati menjadi dekat melainkan semakin menjaga jarak satu sama lain. Pram rasa kini dirinya harus sedikit ikut campur.

"Karena hari ini Nona Jenaka sedang berulang tahun ... bagaimana kalau kita bertamasya? Saya bisa meminjam auto untuk kita berempat."

Pram bangun mengulurkan tangannya kepada Jenaka.

"Kita akan kemana?"

"Itu akan jadi kejutan," jawab Pram sambil mengedipkan matanya.

"Jati, ayo ikut saya. Jenaka dan Raden Ajeng bisa bersiap-siap."

Pram mengajak Jati meninggalkan rumah untuk meminjam mobil dari salah satu teman terdekatnya kemudian membeli beberapa kudapan untuk perjalanan mereka.

Jenaka berganti pakaian yang lebih santai. Sebuah dress biru tua longgar dan topi lebar senada yang dibawakan oleh Raden Raden Ajeng. Raden Raden Ajeng juga berganti pakaian dress yang hampir sama berwarna kuning. Tak lupa ia mengantongkan buku jaga-jaga jika kejutan yang Pram berikan adalah sesuatu yang membosankan.

Keduanya sudah siap menunggu Pram juga Jati.

Pram dan Jati tiba dengan sebuah mobil hitam berkilau. Keduanya turun dan mengajak Jenaka juga Raden Raden Ajeng untuk naik. Jenaka akan naik ke bangku belakang tapi mengingat tujuannya, ia menarik tangan Jati.

"Apa?" tanya Jati bingung mengapa Jenaka tiba-tiba megang tangannya.

"Ke belakang. Saya sedang berulang tahun hari ini jadi saya mau duduk di depan."

Jati hanya menghela napas kemudian memberikan bangkunya untuk Jenaka. Pemuda itu kemudian duduk di samping Raden Ajeng. Pram tertawa kecil melihat rencana licik Jenaka yang sangat kentara.

"Sudah siap?" tanya Pram kepada ketiga penumpangnya.

"Sudah siap?" tanya Pram kepada ketiga penumpangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Surat Untuk Jenaka (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang